7
Keterangan : Wt = Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan gram Wo = Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan gram
n = Waktu pemeliharaan
2.6.3 Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan dihitung dengan menggunakan rumus Takeuchi, 1988: EP = {Pertambahan bobot ikan gram Jumlah konsumsi pakan gram} x 100
2.6.4 Hematologi Ikan
Pengamatan hematologi ikan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu sebelum perlakuan pakan H0, setelah perlakuan pakan H30, dan diakhir masa uji
tantang H37. Sebelumnya, syringe dan eppendorf dibilas dengan Na-sitrat 3,8 untuk mencegah pembekuan darah. Darah ikan diambil melalui vena caudal
menggunakan syringe. Darah yang telah diambil kemudian dimasukkan ke dalam eppendorf secara perlahan. Parameter hematologi ikan yang diamati adalah total
eritrosit dan total leukosit Blaxhall dan Daisley, 1973, hematokrit Anderson dan Siwicki, 1993, hemoglobin Wedemeyer dan Yasutake, 1977, diferensial
leukosit Amlacher, 1970, dan indeks fagositik Anderson dan Siwicki, 1993.
2.6.4.1 Perhitungan Eritrosit
Darah dihisap menggunakan pipet bulir merah sampai skala 0,5 lalu diencerkan dengan larutan Hayem sampai skala maksimum 101. Kedua ujung
ditutup sejajar kemudian digoyangkan membentuk angka 8 selama 3-5 menit. Setelah itu, tetesan darah yang pertama dibuang lalu darah tersebut diteteskan ke
haemocytometer yang telah ditutup dengan gelas objek pada bagian yang berlekuk. Perhitungan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x
dan jumlah eritrosit dihitung pada 5 kotak besar pada haemocytometer dengan faktor pengencer 202. Berikut ini adalah rumus perhitungan jumlah eritrosit :
Σ Eritrosit = rataan Σ sel terhitung x 1
volume kotak besar x faktor pengencer
8
2.6.4.2 Perhitungan Hemoglobin
Perhitungan kadar hemoglobin Hb diawali dengan HCl 0,1 N dimasukkan ke dalam Hb meter sampai skala 10 skala merah menggunakan pipet. Setelah itu
darah dihisap menggunakan pipet Sahli hingga skala 0,2 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung Hb meter dan dibiarkan sambil diaduk selama 3-5 menit dan
dincerkan dengan ditambahkan akuades sedikit demi sedikit hingga warnanya sama dengan warna standar yang ada pada tabung Hb meter. Kadar hemoglobin
dilihat pada skala berwarna kuning yang dinyatakan dalam satuan gram per 100 ml darah.
2.6.4.3 Perhitungan Hematokrit
Darah dihisap dengan tabung kapiler mikrohematokrit hingga ¾ bagian tabung lalu ujung tabung ditutup dengan ditancapkan pada crytoceal. Setelah itu,
tabung mikrohematokrit yang berisi darah disentrifuse pada kecepatan 3000 rpm selama 5 menit lalu dilihat endapan darahnya. Pengukuran kadar hematokrit
dengan cara membandingkan panjang endapan darah a terhadap panjang total seluruh darah b. Rumus pengukuran kadar hematokrit dapat dilihat pada rumus
berikut : Kadar hematokrit =
a b
x 100
2.6.4.4 Perhitungan Leukosit
Darah dihisap menggunakan pipet bulir putih sampai skala 0,5 lalu diencerkan dengan larutan
Turk’s sampai skala maksimum 11. Kedua ujung ditutup sejajar kemudian digoyangkan membentuk angka 8 selama 3-5 menit.
Setelah itu, tetesan darah yang pertama dibuang lalu darah tersebut diteteskan ke haemocytometer yang telah ditutup dengan gelas objek pada bagian yang
berlekuk. Perhitungan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x dan jumlah eritrosit dihitung pada 5 kotak besar pada haemocytometer dengan
faktor pengencer 22. Berikut ini adalah rumus perhitungan jumlah leukosit : Σ Leukosit = rataan Σ sel terhitung x
1 volume kotak besar
x faktor pengencer
9
2.6.4.5 Diferensial Leukosit