bahan vulkanik tua dan yang lebih muda memungkinkan terbentuknya jenis tanah lain yang berasosiasi dengan Latosol yaitu Regosol dan Andosol Abdurrachman,
2009.
4.1.6 Kawasan Lindung dan Non-lindung
Kecamatan Ciawi, Megamendung dan Cisarua merupakan area resapan air hujan. Untuk menjaga fungsi tersebut, maka seluas 15.556,8 ha merupakan
kawasan lindung 84,2 dan sisanya seluas 2.910,3 ha merupakan kawasan non- lindung 15,8 Syartinilia, 2004 Gambar 11.
Sumber: Syartinilia, 2004
Gambar 11. Kawasan lindung dan non-lindung di lokasi penelitian
2. Perkebunan
Tipe pemanfaatan lahan jenis ini didominasi oleh perkebunan teh.
Perkebunan tersebut dikelola oleh PT. Gunung Mas dan PT. Ciliwung. Saat ini
perkebunan telah menjadi obyek wisata, seperti Riung Gunung dan Agrowisata
Paralayang.
1. Hutan
Hutan yang berada di lokasi penelitian terbagi menjadi dua, yaitu
hutan lindung yang berstatus milik negara dan hutan produksi yang
didominasi oleh tanaman pinus dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
setempat.
4.1.7 Penutupan Lahan
Kepemilikan lahan di lokasi penelitian digolongkan menjadi tiga, yaitu hak milik, lahan negara, dan hak guna usaha. Lahan hak milik merupakan lahan milik
masyarakat yang tinggal di sekitar DAS Ciliwung Hulu di luar lahan negara dan lahan hak guna usaha. Biasanya digunakan untuk pemukiman, sawah, ladang,
perkebunan, tempat rekreasi. Lahan negara merupakan lahan yang dikelola oleh pemerintah, seperti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang dikelola oleh
Balai Konservasi Sumberdaya Alam seperti Cagar Alam Telaga Warna, dan PT. Perhutani untuk kawasan lindung dan kawasan hutan produksi. Sedangkan Pemda
setempat seperti Balai Pengelolaan Sumberdaya Air, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah mengelola lahan dalam bentuk situ dan badan sungai.
Sedangkan lahan hak guna usaha digunakan oleh PT. Gunung Mas dan PT. Ciliwung untuk areal perkebunan tempat rekreasi Riung Gunung. Tipe
penutupan lahan saat ini secara garis besar terbagi dalam 7 tipe penutupan lahan yaitu:
5. Ladang
Tipe penutupan lahan ini umumnya menempati daerah yang agak
tinggi. Termasuk usaha pertanian tanaman pangan lahan kering yang
dirotasikan dengan padi gogo atau tanaman sayuran. Tanaman yang umum
diusahakan adalah jagung, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, singkong, tanaman sayuran.
3. Semak belukar
Tipe penutupan lahan ini merupakan bagian sebelum punggung
bukit yang belum ditanami sehingga ditumbuhi tanaman liar, rumput-
rumputan, alang-alang, dan tanaman paku-pakuan.
4. Sawah
Pemanfaatan lahan jenis ini memegang peranan sangat penting dan
banyak dijumpai bercampur dengan areal pemukiman. Sebagian besar
sawahnya menggunakan sistem pengairan baik teknis ataupun sederhana
95, dan sisanya menggunakan sistem pengairan tadah hujan 5 Balai Pengelolaan DAS Ciliwung-Citarum,
2003.
No. Kecamatan Permanen
Semi Permanen
Tidak Permanen
Jumlah
1 Ciawi 12.599
1.905 1.801
16.305 2 Cisarua
20.826 2.506
204 23.536
3 Megamendung 12.847
4.443 2.202
19.492
Jumlah 46.272 8.854
4.207 59.333
7. Badan Air
Lokasi penelitian yang terdiri dari Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan
Cisarua merupakan kecamatan yang terletak di sistem DAS Ciliwung Hulu
dengan sungai utama yaitu Sungai Ciliwung. Sungai ini mengalir dari utara
hingga ke selatan. Mata airnya berdasar di Telaga Warna. yang terletak pada ketinggian 1433 m dpl.
Sumber: Kecamatan Ciawi, Cisarua, Megamendung dalam Angka, 2010
Tabel 12. Jumlah Bangunan Menurut Jenisnya di Lokasi Penelitian Tahun 2009
6. Pemukiman
Tipe pemukiman di DAS Ciliwung Hulu merupakan tipe
pemukiman pedesaan yang digabung dengan sistem pertanian atau
perkebunan. Tempat tinggal cenderung menyebar dan memusat. Dari tahun ke
tahun, jumlah pemukiman di kawasan ini cenderung meningkat pesat, terutama ke arah berkembangnya kawasan wisata.
Selain sebagai tempat tinggal hunian, pemukiman di kawasan ini juga berfungsi sebagai tempat peristirahatan yang hanya dihuni pada saat tertentu saja.
4.2 Karakteristik Sosial Ekonomi dan Kependudukan