Aplikasi SIG dan Penginderaan Jauh untuk Studi Perubahan

dimaksudkan untuk mendukung tersedianya sarana dan prasarana kebutuhan manusia demi kelangsungan hidupnya. Namun begitu, perubahan ekosistem yang terjadi sebagai akibat dari perubahan penutupan lahan tersebut juga akan mengubah kemampuan alam dalam mendukung keberadaan manusia diatasnya. Salah satu akibat nyata dari perubahan penutupan lahan yaitu banjir. Banjir pada hakikatnya hanyalah salah satu output dari pengelolaan DAS yang tidak tepat. Beberapa penyebab banjir secara biofisik yaitu ; curah hujan yang sangat tinggi, karakterisitk DAS itu sendiri, penyempitan saluran drainase dan perubahan penutupan lahan.

2.3 Aplikasi SIG dan Penginderaan Jauh untuk Studi Perubahan

Penutupan Lahan Informasi penutupan lahan menjadi hal yang penting untuk memahami penutupan lahan dalam pengelolaan sumber daya alam. Dalam studi perubahan lingkungan memerlukan ketersediaan data penutupan lahan secara spasial. Pada skala lokal, foto udara dapat membantu untuk menghasilkan data ini, dalam skala nasional atau regional dapat menggunakan data statistik, data non-spasial, dan citra satelit. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang Sistem Informasi Geografi SIG dan penginderaan jauh, maka evaluasi penutupan lahan semakin mudah dilakukan dibandingkan dengan menggunakan cara konvensional. SIG merupakan alat yang memungkinkan untuk pengolahan data spasial menjadi suatu informasi dan digunakan untuk membuat keputusan tentang beberapa bagian dari bumi Demers, 2005. Hal penting yang dimiliki oleh SIG, yaitu: 1 SIG berhubungan dengan berbagai aplikasi database lainnya dengan menggunakan geo-reference sebagai dasar utama dalam proses penyimpanan dan akses informasi. 2 SIG merupakan sebuah teknologi yang terintegrasi, karena dapat menyatukan berbagai teknologi geografi yang ada seperti penginderaan jauh, Global Positioning System GPS, Computer-Aided Design CAD dan lainnya. 3 SIG dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan, bukan hanya dilihat sebagai sistem perangkat keraslunak. Data yang diperoleh dari SIG dapat dikolaborasikan dengan hasil penginderaan jarak jauh. Penginderaan jauh remote sensing merupakan ilmu pengetahuan dan seni dalam memperoleh informasi tentang suatu objek, area, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tertentu tanpa ada kontak dan investigasi dengan objek tersebut Lillesand dan Kiefer, 1979. Informasi remote sensing yang dihasilkan dari satellite image untuk analisis lebih lanjutnya menggunakan SIG. Secara umum data dari pengginderaan jauh agar dapat digunakan di SIG harus diinterpretasi dan dikoreksi geometrik terlebih dahulu Jaya, 2010. Dikatakan pula bahwa saat ini penginderaan jauh tidak hanya mencakup pengumpulan data mentah, tetapi juga mencakup pengolahan data secara otomatis komputerisasi dan manual interpretasi, analisis citra dan penyajian data yang diperoleh. Kegiatan penginderaan dibatasi pada penggunaan energi elektromagnetik. Secara konseptual, semua rancangan untuk keberhasilan penginderaan jauh paling tidak harus memenuhi Lillesand dan Kiefer, 1979: 1. perumusan yang jelas masalah yang dihadapi. 2. evaluasi potensi untuk menyesuaikan permasalahan dengan teknik penginderaan jauh. 3. identifikasi prosedur perolehan data penginderaan jauh yang sesuai dengan tujuan. 4. penentuan prosedur interpretasi data yang akan diterapkan dan pemilihan data rujukan yang dibutuhkan. 5. identifikasi kriteria yang digunakan untuk menilai kualitas informasi yang dikumpulkan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, data yang telah dihasilkan dapat diketahui keakuratannya dengan melakukan pendugaan akurasi klasifikasi. Pendugaan akurasi dapat dibantu menggunakan ERDAS. Menurut Surati Jaya 2010 proses pendugaan akurasi dengan ERDAS dapat dilakukan dengan membuat tiga bentuk laporan, yaitu: 1. matrik yang secara sederhana membandingkan kelas acuan dengan kelas hasil dalam matrik c x c, 2. laporan total akurasi yang dihitung secara statistik, dan 3. Kappa statistik.

2.4 AVNIR-2 Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type-2

Dokumen yang terkait

Aplikasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk mengidentifikasikan dan memetakan lahan kritis (studi kasus pada lahan kritis di Sub DAS Bancak Propinsi Jawa Tengah)

0 6 116

Identifikasi dan Pemetaan Lahan Kritis Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi

2 14 25

Evaluasi Perencanaan Tata Ruang Lahan Tambak Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis (Sig) Di Daerah Pesisir Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

0 11 108

Pemetaan tingkat kerawanan bencana tsunami menggunakan data penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) studi kasus : kota Padang

0 11 150

Analisis Perubahan Penutupan Lahan di Kota Sukabumi, Jawa Barat dengan Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG).

0 10 152

Aplikasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk mengidentifikasikan dan memetakan lahan kritis (studi kasus pada lahan kritis di Sub DAS Bancak Propinsi Jawa Tengah)

0 8 106

Monitoring Penutupan Lahan di DAS Grindulu dengan Metode Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis

0 5 7

ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI D I DAS GRINDULU PACITAN PROPINSI JAWA TIMUR

2 7 74

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DENGANAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH DI Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dan Penginderaan Jauh Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun 2000 - 20

0 2 18

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAS KREO TERHADAP DEBIT PUNCAK DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH

0 1 16