4.2.3 Pariwisata
Sektor pariwisata di lokasi penelitian berkembang cukup baik, hal ini dapat terlihat dari jumlah wisatawan pada tahun 2009 mencapai 1.195.448 yang terdiri
dari 1.180.772 wisatawan nusantara dan 14.676 wisatawan mancanegara Tabel 15. Keadaan ini didukung oleh kondisi lokasi penelitian yang memiliki suhu
udara yang nyaman serta pemandangan alam pegunungan yang indah yang mampu menarik perhatian wisatawan untuk datang ke lokasi ini.
Tabel 15. Obyek Wisata dan Jumlah Wisatawan di Lokasi Penelitian tahun 2009
Obyek Wisata Jenis Wisatawan
Jumlah Nusantara Mancanegara
Taman Safari Indonesia 632.205
7.687 639.892
Wisata Agro Gunung Mas 273.093
2.129 275.222
Telaga Warna 14.511
520 15.031
Panorama Alam Riung Gunung 12.960
30 12.990
Curug Cilember 187.203
4.300 191.503
Taman Bunga Melrimba 60.800
10 60.810
Jumlah 1.180.772 14.676
1.195.448
Sumber: Kabupaten Bogor dalam Angka, 2010
4.3 Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW
Dalam Perda Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Tahun 2005- 2025 Gambar 13, RTRW merupakan perencanaan tata ruang yang mencakup
struktur ruang dan pola ruang. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat pemukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Sedangkan pola ruang merupakan distribusi peruntukan
ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. RTRW ini disusun agar mampu
mendukung proses pengendalian pemanfaatan ruang, yakni upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan. Dalam Perda tentang RTRW tahun 2005-2025 dijelaskan bahwa:
1. kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam
dan sumberdaya buatan. 2. kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk danatau ditetapkan
oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. 3. kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan.
4. kawasan pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggallingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Gambar 13. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor sampai dengan Tahun 2025
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Penutupan Lahan Tahun 2009
Peta penutupan lahan dihasilkan melalui metode Maximum Likelihood dari klasifikasi terbimbing yang dilakukan dengan arahan supervised Gambar 14.
Kriteria pengelompokkan kelas ditetapkan berdasarkan penciri kelas yang diperoleh dari analisis melalui pembuatan training area yang telah dibuat pada
proses sebelumnya. Seperti penelitian yang telah dilakukan sebelumnya Syartinilia, 2004, kelas
penutupan lahan terdiri dari tujuh kelas kategori penutupan lahan, yaitu hutan, perkebunan, semak belukar, sawah, ladang, pemukiman, dan badan air. Namun
pada penelitian ini ditambahkan satu kelas yang tidak terklasifikasi sebagai penutupan lahan yaitu awan. Kelas ini tidak mengandung informasi mengenai
penutupan lahan, namun pada proses pengolahannya kelas ini tetap dilibatkan karena akan berpengaruh pada proses serta hasil klasifikasi. Kelas hasil klasifikasi
diberi label nama kelas sesuai dengan penutupan lahan dimana piksel-piksel dalam kelas tersebut tersebar.
Tujuh kelas penutupan lahan tersebut memiliki nilai rata-rata keterpisahan sebesar 1.999,82 serta keterpisahan terendah sebesar 1.996,25. Nilai keterpisahan
terendah tersebut terdapat di antara kelas penutupan lahan yang memiliki kemiripan yaitu sawah dan ladang. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan
sawah dan ladang dalam satu lahan dalam satu periode tertentu. Pada citra LANDSAT ETM+ yang direkam pada tanggal 22 Desember 2002 musim hujan
lahan sedang digunakan sebagai sawah, sedangkan pada citra AVNIR-2 yang direkam pada tanggal 19 Juli 2009 penggunaan lahan tersebut berupa ladang Juli-
Oktober. Kemudian pada saat dilakukan ground check pada tanggal 24 Maret dan 9 April 2011, lahan tersebut sedang dimanfaatkan sebagai sawah. Walaupun
terdapat nilai keterpisahan terendah antara sawah dan ladang, namun dengan nilai rata-rata keterpisahan sebesar 1.999,82 memiliki makna bahwa kelas-kelas
tersebut dapat dipisahkan dengan sangat baik. Matrik nilai keterpisahan antar kelas hasil klasifikasi terbimbing disajikan dalam
Tabel 16.