Perubahan Penutupan Lahan Periode 2002 – 2009

Peningkatan luas penutupan lahan juga terjadi pada badan air yaitu sebesar 330,77 ha atau sekitar 1,8 dari luas awal di tahun 2002. Hal ini juga dapat disebabkan oleh penggunaan citra dengan resolusi yang berbeda pada kedua peta. Peta yang dihasilkan dari klasifikasi AVNIR-2 dengan resolusi 10 x 10 meter mempunyai informasi yang lebih banyak bila dibandingkan dengan citra LANDSAT ETM+ dengan resolusi 30 x 30 meter. Jadi, penampakkan badan air yang mempunyai luas kurang dari 30 meter tidak bisa terlihat di peta 2002 namun bisa terlihat di peta 2009. Kelas yang mengalami penurunan terbesar dari semua tipe penutupan lahan yaitu ladang. Tahun 2002 luas ladang mencapai 6.293,8 ha yang kemudian menurun menjadi 3.931,23 ha pada tahun 2009 atau menurun sebesar 12,79 2362,57 ha dari luas ladang tahun 2002. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi lokasi penelitian yang memiliki curah hujan tinggi, sehingga pertanian lahan kering kurang cocok diterapkan di kawasan ini yang mengakibatkan berkurangnya minat masyarakat untuk berladang. Penurunan luas yang besar ini juga dapat terjadi karena terjadinya peningkatan luas tipe penutupan lahan yang lain terutama pemukiman.

5.3 Perubahan Penutupan Lahan Periode 2002 – 2009

Pada proses deteksi perubahan penutupan lahan dengan menggunakan metode Post Comparison Classification, diperoleh nilai-nilai baru yang mengandung informasi mengenai perubahan penutupan lahan periode 2002-2009 seperti yang disajikan pada Tabel 20 dan Tabel 21. Tabel 20. Nilai penutupan lahan yang tetaptidak berubah periode 2002-2009 Nilai Penutupan Lahan 11 Tetap Hutan 36 Tetap Perkebunan 65 Tetap Semak belukar 98 Tetap Sawah 135 Tetap Ladang 160 Tetap Pemukiman 187 Tetap Badan Air Tabel 21. Nilai penutupan lahan yang mengalami perubahan periode 2002-2009 Nilai Dari Menjadi Nilai Dari Menjadi 12 Hutan Perkebunan 105 Sawah Ladang

13 Hutan

Semak belukar 112 Sawah Pemukiman 14 Hutan Sawah 119 Sawah Badan air 15 Hutan Ladang 99 Ladang Hutan 16 Hutan Pemukiman 108 Ladang Perkebunan 17 Hutan Badan Air 117 Ladang Semak belukar 33 Perkebunan Hutan 126 Ladang Sawah 39 Perkebunan Semak belukar 144 Ladang Pemukiman 42 Perkebunan Sawah 153 Ladang Badan air 45 Perkebunan Ladang 110 Pemukiman Hutan 48 Perkebunan Pemukiman 120 Pemukiman Perkebunan 51 Perkebunan Badan air 130 Pemukiman Semak belukar 55 Semak belukar Hutan 140 Pemukiman Sawah 60 Semak belukar Perkebunan 150 Pemukiman Ladang 70 Semak belukar Sawah 170 Pemukiman Badan air 75 Semak belukar Ladang 121 Badan air Hutan 80 Semak belukar Pemukiman 132 Badan air Perkebunan 85 Semak belukar Badan air 143 Badan air Semak belukar 77 Sawah Hutan 154 Badan air Sawah 84 Sawah Perkebunan 165 Badan air Ladang 91 Sawah Semak belukar 176 Badan air Pemukiman Selama kurun waktu 2002-2009, tidak semua lahan di lokasi penelitian mengalami perubahan penutupan lahan, selain ada yang mengalami perubahan ada juga yang tetap atau tidak mengalami perubahan Gambar 16. Luas penutupan lahan yang mengalami perubahan mencapai 11.339,7 ha atau sebesar 63,30 dari luas seluruh kawasan, sedangkan penutupan lahan yang tetap hanya sebesar 6.576,03 ha atau sebesar 36,70 dari luas seluruh kawasan Tabel 22. Kec. Megamendung Kec. Cisarua Kec. Ciawi Gambar 16. Peta Penutupan Lahan yang Tetap dan Mengalami Perubahan dalam Periode 2002 – 2009 Tabel 22. Penutupan lahan yang tetap dan berubah periode 2002-2009 Tetap Luas ha Berubah Luas ha Hutan 3.153,24 47,95 Hutan 1.375,45 12,13 Perkebunan 308,97 4,70 Perkebunan 857,07 7,56 Semak belukar 371,16 5,64 Semak belukar 2.059,02 18,16 Sawah 581,85 8,85 Sawah 1.728,54 15,24 Ladang 1.777,77 27,03 Ladang 4.489,56 39,59 Pemukiman 381,60 5,80 Pemukiman 808,47 7,13 Badan Air 1,44 0,03 Badan Air 21,6 0,19 Total A 6.576,03 100,00 Total B 11.339,7 100,00 Tetap = Total A : Total A + Total B x 100 = 36,70 Berubah = Total B : Total A + Total B x 100 = 63,30 Berdasarkan Tabel 22, penutupan lahan di lokasi penelitian yang paling besar tetaptidak mengalami perubahan yaitu hutan 47,95. Hal ini berkaitan dengan tiga fungsi utama hutan, yaitu fungsi lindung, fungsi konservasi, dan fungsi produksi. Fungsi lindung hutan yaitu sebagai perlindungan sistem dan penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, menyerap air hujan, mencegah banjir, mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah. Fungsi konservasi, hutan memiliki peran dalam menjaga keanekaragaman satwa dan ekosistemnya. Oleh sebab itu, hutan sangat dijaga keberadaannya agar kemampuannya untuk memperbaharui diri sendiri selalu terpelihara. Kelas penutupan ladang paling banyak mengalami perubahan dalam periode 2002 – 2009 39,59. Ketiga kecamatan ini memiliki rata-rata hari hujan yang tinggi pada tahun 2009, yaitu Kecamatan Ciawi 15,83 hari, Megamendung 17,5 hari, dan Kecamatan Cisarua 18 hari. Dengan kondisi seperti itu, pertanian lahan kering mungkin kurang cocok diterapkan di daerah ini. Selain itu, peningkatan luas pemukiman juga bisa menyebabkan penurunan luas ladang. Informasi mengenai perubahan penutupan lahan menjadi penutupan lahan lainnya dapat di lihat pada Tabel 23 serta Gambar 17 dan Gambar 18. Tabel 23. Persentase kecenderungan perubahan penutupan lahan menjadi penutupan lahan lain di seluruh lokasi penelitian 1 2 3 4 5 6 7 Total 1 41,21 19,54 11,41 12,80 13,92 1,12 100 2 53,28 17,50 4,46 10,40 14,09 0,27 100 3 38,19 11,08 12,55 26,40 10,99 0,79 100 4 5,37 1,72 8,56 43,47 36,38 4,50 100 5 11,54 4,67 12,42 30,78 36,97 3,62 100 6 5,83 3,06 4,17 36,25 43,74 6,95 100 7 0,42 0,00 1,25 27,08 39,17 32,08 100 D M Ket : D = Dari; M = Menjadi ; 1 = Hutan; 2 = Perkebunan ; 3 = Semak belukar; 4 = Sawah; 5 = Ladang; 6 = Pemukiman; 7 = Badan air Berdasarkan Tabel 23, hutan banyak berubah menjadi perkebunan. Hal ini dapat disebabkan karena lokasi penelitian merupakan kawasan pariwisata dengan background perkebunan. Panorama alam yang dimiliki oleh lokasi ini serta udara sejuk yang dimiliki oleh lokasi ini mengundang wisatawan untuk datang ke lokasi ini. Dari tahun 2002, tempat wisata berbasis perkebunan mengalami peningkatan jumlah penduduk. Jumlah wisatawan di Wisata Agro Gunung Mas sebanyak 69.798 jiwa Syartinilia, 2004, meningkat menjadi 275.222 jiwa pada tahun 2009. Jumlah wisatawan di Panorama Alam Riung Gunung pada tahun 2002 sebanyak 5.480 jiwa, sedangkan pada tahun 2009 wisatawan yang berkunjung sebanyak 12.990. Berdasarkan data tersebut, area rekreasi perkebunan menjadi pilihan untuk kegiatan wisata, sehingga luas perkebunan terus bertambah. Informasi perubahan penutupan lahan akan dijelaskan di tiap kecamatan. Kec. Megamendung Kec. Cisarua Kec. Ciawi Gambar 17. Peta Kelas Penutupan Lahan yang Tetap Tidak Mengalami Perubahan dalam Periode 2002 – 2009 Kawasan Puncak AVNIR-2 19 Juli 2009 Resolusi 30 x 30 meter Gambar 18. Peta Perubahan Kelas Penutupan Lahan dalam Periode 2002 - 2009 Kec. Cisarua Kec. Megamendung Kec. Ciawi

5.4 Perubahan Penutupan Lahan Periode 2002 - 2009 Tiap Kecamatan

Dokumen yang terkait

Aplikasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk mengidentifikasikan dan memetakan lahan kritis (studi kasus pada lahan kritis di Sub DAS Bancak Propinsi Jawa Tengah)

0 6 116

Identifikasi dan Pemetaan Lahan Kritis Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi

2 14 25

Evaluasi Perencanaan Tata Ruang Lahan Tambak Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis (Sig) Di Daerah Pesisir Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

0 11 108

Pemetaan tingkat kerawanan bencana tsunami menggunakan data penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) studi kasus : kota Padang

0 11 150

Analisis Perubahan Penutupan Lahan di Kota Sukabumi, Jawa Barat dengan Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG).

0 10 152

Aplikasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk mengidentifikasikan dan memetakan lahan kritis (studi kasus pada lahan kritis di Sub DAS Bancak Propinsi Jawa Tengah)

0 8 106

Monitoring Penutupan Lahan di DAS Grindulu dengan Metode Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis

0 5 7

ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI D I DAS GRINDULU PACITAN PROPINSI JAWA TIMUR

2 7 74

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DENGANAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH DI Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dan Penginderaan Jauh Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun 2000 - 20

0 2 18

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAS KREO TERHADAP DEBIT PUNCAK DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH

0 1 16