mempunyai bentuk daerah hulu dan tengah dengan kelerengan terjal. Sedangkan daerah tengah sampai hilir sangat datar dan luas. Bentuk DAS seperti ini begitu
hujan jatuh maka air hujan dari daerah hulu langsung mengalir ke bawah dengan waktu konsentrasi yang singkat. Sehingga banjir bandang sering terjadi di lokasi
ini, ditambah lagi adanya perubahan penutupan lahan di sekitar DAS. Selain perubahan yang terjadi akibat bencana alam, terdapat pula
mekanisme alam atau proses suksesi alam yang dapat merubah suatu penutupan lahan menjadi penutupan lahan yang lain. Misalnya, pada lahan kosong yang
sudah tidak digarap oleh manusia mendorong tumbuhnya semak belukar ataupun tanaman perdu lainnya, sehingga yang awalnya lahan tersebut merupakan lahan
kosonglahan terbuka berubah menjadi lahan dengan hamparan semak belukar. Lahan budidaya seperti lahan pertanian ataupun perkebunan, apabila tidak digarap
dalam waktu yang lama akan berubah menjadi semak belukar. 5.5.2
Faktor Manusia
Manusia merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perubahan penutupan lahan pada suatu kawasan. Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke
tahun mendorong penduduk untuk melakukan perubahan-perubahan dalam kehidupannya termasuk perubahan dalam mengelola sumberdaya alam yang ada
yang berdampak pada perubahan penutupan lahan yang ada. Faktor dari manusia yang dapat mempengaruhi perubahan penutupan lahan diantaranya adalah
pertumbuhan penduduk, mata pencaharian, aksesibilitas dan fasilitas, serta kebijakan pemerintah.
5.5.2.1 Pertumbuhan Penduduk
Meningkatnya jumlah dan kepadatan penduduk di suatu wilayah akan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan lahan, sehingga akan terjadi konversi lahan
di kawasan yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Periode 1997 – 2009 di tiga kecamatan ini mengalami peningkatan jumlah penduduk tiap tahunnya,
yaitu dari 221.309 jiwa di tahun 1997, menjadi 230.510 jiwa 2000, 293.379 jiwa 2007, 293.560 jiwa 2008, dan akhirnya meningkat menjadi 295.307 jiwa di
tahun 2009. Tingginya peningkatan tersebut akan mengakibatkan manusia membuka lahan baru yang digunakan sebagai pemukiman ataupun lahan
pertanian. Pada kawasan DAS Ciliwung Hulu telah terbukti bahwa dari tahun 2002 sampai tahun 2009 luas yang mengalami peningkatan paling tinggi yaitu
pemukiman. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan penduduk yang terus berkembang yang menyebabkan penutupan lahan lain berubah menjadi
pemukiman. Pertumbuhan penduduk juga menyebabkan meningkatnya lahan pertanian. Lahan pertanian yang terdesak oleh pemukiman yang biasanya terjadi
di wilayah perkotaan juga dapat mendorong penduduk untuk membuka lahan baru untuk dijadikan lahan pertanian.
5.5.2.2 Mata Pencaharian
Mata pencaharian di wilayah Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Kecamatan Cisarua sebagian besar di bidang pertanian dan jasa rata-rata 5.468
jiwa dan 7.856 jiwa BPS tahun 2000, baik itu pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, maupun perkebunan. Semakin banyak penduduk yang bekerja di
bidang pertanian dan jasa, maka kebutuhan lahan untuk budidaya dan area komersil semakin meningkat dan kegiatan konversi lahan pun akan terus terjadi.
Pada penelitian ini telah terbukti bahwa selain konversi lahan menjadi pemukiman, perubahan lahan juga banyak yang menjadi sawah, ladang, dan
perkebunan.
5.5.2.3 Aksesibilitas dan Fasilitas
Aksesibilitas dan fasilitas merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia karena menyangkut kenyamanan hidup manusia pada lokasi tertentu.
Kecamatan Cisarua dan Megamendung merupakan kawasan pusat pemukiman, kegiatan pariwisata, jasa, dan perdagangan. Aksesibilitas dan fasilitas di lokasi ini
lebih lengkap dari Kecamatan Ciawi. Badan Pusat Statistik tahun 2010 mencatat bangunan permanaen, semi permanen, dan tidak permanen yang ada di
Kecamatan Megamendung dan Kecamatan Cisarua adalah sebanyak 23.536 bangunan dan 19.492 bangunan. Jumlah bangunan tersebut lebih banyak
dibandingkan dengan Kecamatan Ciawi. Tempat rekreasi dan wisata pun banyak yang terletak di dua kecamatan ini, seperti Taman Safari Indonesia, Wisata Agro
Gunung Mas, Telaga Warna, Panorama Alam Riung Gunung, Curug Cilember, dan Taman Bunga Melrimba. Pada tahun 2002, wisatawan yang berkunjung ke
Wisata Agro Gunung Mas sebanyak 69.798 jiwa sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi 275.222 jiwa. Di Panorama Alam Riung Gunung wisatawan
yang berkunjung sebanyak 5.480 jiwa namun pada tahun 2009 meningkat menjadi 12.990 jiwa. Dengan bertambahnya wisatawan yang datang ke tempat rekreasi
tersebut, maka akan terus menambah fasilitas, sarana dan prasarana, serta kemudahan dalam aksesibilitas. Data tersebut menunjukkan bahwa di wilayah ini
akan mengalami perkembangan pembangunan yang lebih pesat dan lebih banyak mengalami perubahan penutupan lahan bila dibandingkan dengan kecamatan
lainnya.
5.5.2.4 Kebijakan Pemerintah