Kebijakan Pemerintah Faktor Alam

Wisata Agro Gunung Mas sebanyak 69.798 jiwa sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi 275.222 jiwa. Di Panorama Alam Riung Gunung wisatawan yang berkunjung sebanyak 5.480 jiwa namun pada tahun 2009 meningkat menjadi 12.990 jiwa. Dengan bertambahnya wisatawan yang datang ke tempat rekreasi tersebut, maka akan terus menambah fasilitas, sarana dan prasarana, serta kemudahan dalam aksesibilitas. Data tersebut menunjukkan bahwa di wilayah ini akan mengalami perkembangan pembangunan yang lebih pesat dan lebih banyak mengalami perubahan penutupan lahan bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

5.5.2.4 Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah baik yang berasal dari pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat memiliki peranan yang penting dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam. Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam berpengaruh langsung terhadap perubahan penutupan lahan pada wilayah tersebut. Kebijakan yang paling berpengaruh terhadap perubahan penutupan lahan yaitu kebijakan mengenai tata ruang wilayah. Kebijakan mengenai tata ruang wilayah memberikan arahan pembangunan dan pola tata ruang di wilayah tersebut. Perubahan-perubahan tata ruang dalam rangka pembangunan di wilayah Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Kecamatan Cisarua harus berpedoman pada kebijakan-kebijakan yang berlaku. Kebijakan pemerintah mengenai tata ruang yang berlaku di kawasan Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Kecamatan Cisarua adalah Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 114 tahun 1999 Tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Apabila semua pihak menjalankan peraturan tersebut tentu akan memberikan dampak positif terhadap penutupan lahan. Bagian terpenting dari DAS Ciliwung Hulu adalah hutan. Secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat 1 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Menurut Undang-undang tersebut, Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Sedangkan kawasan hutan lebih lanjut dijabarkan dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. 70Kpts-II2001 tentang Penetapan Kawasan Hutan, perubahan status dan fungsi kawasan hutan, yaitu wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Berpedoman pada undang– undang tersebut, maka di kawasan hutan tidak semestinya terdapat area pemukiman karena akan mengurangi fungsi hutan. Namun dalam pelaksanaannya masih ada pihak yang membangun pemukiman di sekitar hutan bahkan masih ada yang tidak memiliki IMB. Di Kecamatan Cisarua terdapat 1046 unit villa dan hanya 804 unit yang memiliki IMB, di Kecamatan Megamendung terdapat 669 unit villa dan hanya 36 unit yang memiliki IMB, dan di Kecamatan Ciawi ada 6 unit villa yang dibangun di tanah milik negara Syartinilia, 2004. Hal ini dapat disebabkan karena masih lemahnya hukum yang berlaku di kawasan ini.

5.6 Implikasi Perubahan Penutupan Lahan terhadap Lanskap

Dokumen yang terkait

Aplikasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk mengidentifikasikan dan memetakan lahan kritis (studi kasus pada lahan kritis di Sub DAS Bancak Propinsi Jawa Tengah)

0 6 116

Identifikasi dan Pemetaan Lahan Kritis Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi

2 14 25

Evaluasi Perencanaan Tata Ruang Lahan Tambak Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis (Sig) Di Daerah Pesisir Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

0 11 108

Pemetaan tingkat kerawanan bencana tsunami menggunakan data penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) studi kasus : kota Padang

0 11 150

Analisis Perubahan Penutupan Lahan di Kota Sukabumi, Jawa Barat dengan Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG).

0 10 152

Aplikasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk mengidentifikasikan dan memetakan lahan kritis (studi kasus pada lahan kritis di Sub DAS Bancak Propinsi Jawa Tengah)

0 8 106

Monitoring Penutupan Lahan di DAS Grindulu dengan Metode Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis

0 5 7

ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI D I DAS GRINDULU PACITAN PROPINSI JAWA TIMUR

2 7 74

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DENGANAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH DI Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dan Penginderaan Jauh Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun 2000 - 20

0 2 18

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAS KREO TERHADAP DEBIT PUNCAK DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH

0 1 16