51
3.9.2 Metode Analisis Statistik Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linier berganda.
Persamaan yang digunakan adalah: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+b
3
X
3
+e Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
b
1
, b
2
, b
3
= Koefisien regresi X
1
= Atribut X
2 = Harga
X
3
= Populeritas Endorser e
= Taraf Kesalahan
3.9.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi
klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
3.9.3.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp.sig. 2-tailed diatas nilai signifikan 5
artinya variabel residual berdistribusi normal Ginting dan Situmorang, 2012:105.
52
3.9.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama,
dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan, jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas.Alat
untuk menguji heteroskedastisitas yakni dengan alat analisis grafik atau dengan analisis residual yang berupa statistik Situmorang, dkk 2012:108.
3.9.3.3 Uji Multikolinearitas
Istilah kolinearitas berganda multicollinearity berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model
regresi Situmorang, dkk 2012:133 Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari
besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabelindependen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas
Situmorang, 2008:104.
3.9.4 Pengujian Hipotesis 3.9.4.1 Uji Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar hubungan variabel bebas X
1
, X
2,
X
3
terhadap variabel terikat Y. Dengan kata lain nilai koefisien determinan digunakan untuk mengukur besarnya variabel
bebas yang diteliti yaitu Atribut, Harga, Endorser X
1
, X
2,
X
3
terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian Y.
53
Jika determinan R
2
semakin besar atau mendekati satu, maka variabel bebas X
1
, X
2,
X
3
terhadap variabel terikat Y semakin kuat. Jika determinan R
2
semakin kecil atau mendekati nol, maka variabel bebas X
1
, X
2,
X
3
terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak
kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
3.9.4.2 Uji SimultanUji F
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhaadap variabel terikat secara simultan dengan menentukkan derajat
kepercayaan 95 α=5=0.05 dan juga penerimaan atau hipotesa.
Uji F yaitu uji secara serentak untuk membuktikan hipotesis awal tentang Atribut, Harga, EndorserX
1
, X
2,
X
3,
sebagai variabel bebas dengan Keputusan Pembelian Y sebagai variabel terikat.
H diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
3.9.4.3 Uji Parsial Uji t.
Nilai-nilai koefisien regresi dalam persaamaan regresi merupakan hasil perhitungan berdasarkan sampel yang terpilih. Oleh karena itu, disamping uji-F,
dilakukan uji-t untuk masing-masing nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi. Uji t yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang
54
Atribut, Harga, Endorser X
1
, X
2,
X
3
sebagai variabel bebas dengan Kinerja Y sebagai variabel terikat.
H diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah berdirinyaPT. KAO INDONESIA
Perkembangan PT Kao dimulai pada tahun 1887, yaitu Tomiro Nagase yang menjual berbagai macam barang kepada lingkungan di sekitarnya.
Usaha ini kemudian berkembang sampai akhirnya didirikan pabrik Ukechi pada tahun 1902, yang merupakan pabrik pertama di Jepang yang menangani
keseluruhan proses bahan baku sampai pengemasan produk sebelum dijual kepada pembeli. Karena skala permintaan akan produksi sabun dari konsumen
bertambah besar, pada tahun 1923, pabrik tersebut mendirikan anak cabang yaitu pabrik Tokyo Azuma, yang sekarang menjadi komplek Sumida.
Gambar 4.1 Logo PT. Kao
Pabrik ini makin berkembang dan perkembang seiring dengan
perkembangan waktu, dimulai pada tahun 1964 sampai tahun 1973, PT Kao melakukan ekspansi ke negara-negara di Asia yang dimulai di Thailand dan
Taiwan dengan mendirikan Kao Industrial Co, Ltd dan Taiwan-Kao Company, Ltd. Ekspansi lanjutan juga dilakukan perusahaan ini dengan mendirikan pabrik di
Hongkong dan Malaysia Kao Company yang didirikan di Singapura, yang
56
akhirnya berubah nama pada tahun 1973 menjadi Kao Private Ltd. Sampai pada akhirnya Malaysia mendirikan perusahaan sendiri di wilayahnya dengan nama
Kao Sdn. Bhd. Ekspansi ini dilakukan sampai pada tahun 1970. Sinor-Kao S.A di Spanyol. Pertama kali perusahaan ini menginjakkan kaki di wilayah Eropa.
Kemudian PT Kao pun kembali melebarkan sayapnya ke Jerman Barat pada tahun 1971 dengan bekerja sama dengan perusahaan lokal yang bernama Biersdorf
AG. Masa gemilang dari perusahaan ini belum berhenti disini, dengan didirikannya Kao-Quaker Co, Ltd. Pada tahun 1974 didirikan, sebagai perusahaan hasil kerja
sama dengan Quaker Oats Company Amerika Serikat. Pabrik ini kemudian menjadi 100 menjadi anak perusahaan Kao Corporation pada tahun 1997. Tahun
1975 Kao Corporation melebarkan pengaruhnya ke Amerika Selatan dengan mendirikan Quimi-Kao, S.A. de C.V di Meksiko. Kao Corporation juga
menambah pabriknya di beberapa negara Asia, seperti Malaysia, China, Vietnam, Thailand dan Filipina untuk mengukuhkan dirinya sebagai perusahaan
besar di Asia. Perambahan wilayah baru juga terjadi di Australia 1972 dan Inggris
2002 dengan cara membeli perusahaan terkenal bernama John Frieda Professional Hair, Inc yang berpusat di Amerika dan Inggris dan akhirnya menjadi bagian dari
Kao Brands Company pada tahun 2004. Perkembangan ini terus berlanjut dengan adanya pembelian-pembelian perusahaan lain di negara seperti Inggris dan
Jerman. Perkembangan PT Kao di Indonesia sendiri dimulai pada tahun 1977 juga menjadi sejarah didirikannya P.T. Pole Kao Indonesia Chemicals di Indonesia,
yang kemudian berganti nama menjadi P.T. Kao Indonesia Chemicals pada tahun
57
1996. Tahun 1985 P.T. Dino Indonesia Industrial Ltd. masuk ke bursa efek dan pada tahun 1997 berubah nama menjadi P.T. Kao Indonesia.
Men’s Biore diproduksi oleh perusahaan Kao Corporation yang berasal dari Jepang. Sejarah Kao sendiri di Indonesia berawal pada tahun 1985, saat itu Kao
Corporation membuat sebuah langkah besar dengan menggandeng PT. Dino Indonesia Industrial Ltd. yang telah memproduksi bubuk deterjen Dino sejak
tahun 1969. Gabungan dua perusahaan ini tetap bernama PT. Dino Indonesia Industrial Ltd. dengan perbandingan saham 50 : 50. Bersama PT. Rodamas sebuah
konglomerasi besar yang antara lain memegang merek Salonpas, Sasa, dan pabrik kaca Asahimas, pada tahun 1990, dibentuklah PT. Dinokao Indonesia yang
memasarkan produk-produk PT. Dino Indonesia Industrial Ltd., dan di awal tahun 1997, PT. Dino Indonesia Industrial Ltd., bergabung dengan PT. Dinokao
Indonesia menjadi PT. Kao Indonesia. PT Kao Indonesia bergerak di bidang usaha barang-barang konsumsi consumer goods yang dapat dikelompokkan 3
kategori, yaitu : 1. Produk perawatan kulit yang meliputi sabun perawatan wajah dan sabun
mandi “BIORE” 2. Produk perawatan kesehatan berupa pembalut wanita “LAURIER”
3. Produk kebutuhan rumah tangga berupa sabun cuci pakaian “ATTACK”
PT Kao Indonesia juga menjadi salah satu pioneer dalam memproduksi sabun cuci muka untuk pria, yaitu Men
‟s Biore. Dengan beberapa varian yaitu Men
‟s Biore energizing white,Men‟sBiore Cool, active clean, dan Men‟sBiore Black White.
58
4.1.1.1 Visi dan Misi
Visi : Menjadi suatu kelompok perusahaan global yang paling memahami dan dekat di hati konsumen dan pelanggan di setiap pasarnya,
dihargai dan dipercaya oleh seluruh pemangku kepentingan. Misi : Berusaha sepenuh hati untuk kepuasan dan peningkatan kualitas
hidup masyarakat secara global dan memberikan kontribusi untuk pengembangan masyarakat yang berkesinambungan dengan
memproduksi produk yang bermutu tinggi sesuai dengan sudut pandang konsumen dan pelanggan.
4.1.1.2 Men’s Biore cool
Men’s Biore cool merupkan salah satu produk PT. KAO indonesia yang sangat disenangi konsumen dengan menyajikan varian pembersih kulit wajah pria
yang memberikan fungsi menyerap minyak berlebih penyebab rasa lengket dengan sensasi dingin danmengangkat sel kulit mati dan juga cerahkan kulit.
Berikut adalah gambar Produk Men’s Biore Cool oil:
Sumber: PT.Kao Indonesia
59
Gambar 4.2 Men’s Biore Cool
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Model Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan pertama disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan
memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil
pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 97 orang. Variabel
karakteristik responden yang dibahas mencakup sebaran usia, lama memakai produk dean jurusan.
4.2.1.1 Deskriptif Responden
Adapun responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Sumatera Utara yang telah melakukan Keputusan
Pembelian.
1. Deskriptif Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Deskriptif Responden Berdasarkan Usia
No Usia
Tahun Jumlah
orang Persentase
1 17
5 5,16
2 18
23 23,72
3 19
28 28,87
4 20
31 31,95
5 21
6 6,18
6 22
4 4,12
15 Total
97 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 diolah
60
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 97 responden terdapat 5 orang 5,16 yang berusia 17 tahun, 23 orang 23,72 yang berusia 18 tahun,
28 orang 28,87 yang berusia 19 tahun, 31 orang 31,95 yang berusia 20 tahun, 6 orang 6,18 yang berusia 21 tahun, 4 orang 10,30 yang berusia 22
tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang paling banyak melakukan keputusan pembelian pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Sumatera utara adalah yang berusia 20 tahun. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata responden yang melakukan Keputusan
Pembelian Men’s Biore Cool berbeda berdasarkan usia.
2. Deskriptif Responden Berdasarkan Lama memakai Produk Tabel 4.2
Lama memakai Produk Lama memakai produk
Tahun Jumlah orang
Persentase
0-1 46
47,42 1-2
37 38,15
2-3 14
14,43
Total 97
100
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 diolah
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 46 orang 47,42 yang menggunakan produk Men’s Biore Cool selama 0-1 tahun, 37 orang
38,15 yang menggunakan produk Men’s Biore Cool selama 1-2 tahun, dan 14 orang 14,43 yang menggunakan produk Men’s Biore Cool selama 2-3 tahun.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa yang melakukan keputusan pembelian Men’s Biore Cool didominasi oleh konsumen yang menggunakan selama 0-1 tahun.
61
3. Responden Menurut Jurusan Tabel 4.3
Jurusan Jurusan
Jumlah orang Persentase
Ekonomi Penbangunan 22
22,68 Akuntansi
37 38,15
Manajemen 38
39,17
Total 97
100
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 diolah
Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa sebesar 39,17 mahasiswa jurusan S1 Manajemen lebih banyak menggunakan produk Men’s Biore Cool yaitu
berjumlah 38 orang. S1 Akuntansi yaitu sebesar 38,15 yang menggunakan produk Men’s Biore Cool yaitu sebanyak 37 orang. Dan terakir yang paling
sedikit Jurusan S1 Ekonomi Pembangunan sebesar 22,68 yang menggunakan produk Men’s Biore Cool dengan jumlah 22 orang.
4.2.1.2 Deskriptif variabel
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan respoden mengenai
Rational Advertising Men’s Biore Cool Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
Variabel AtributX
1
terdiri dari 6 butir pertanyaan, variabel HargaX
2
terdiri dari 3 butir pertanyaan, variabel EndorserX
3
terdiri dari 4 pertanyaan.dan Keputusan Pembelian Konsumen Y terdiri dari 5 butir pertanyaan. Kuesioner ini
diberikan kepada 97 orang responden.
62
1. Jawaban responden atas variabel Atribut
Tabel 4.4 Jawaban responden atas variabel
Atribut
No Item
SS S
KS TS
STS Total
Total Responden
F F
F F
F 1.
34 35,05
57 58,76
6 6,18
100 97
2. 21
21,64 56
57,73 18
18,55 2
2,06 100
97 3.
24 24,74
49 50,51
22 22,68
2 2,06
100 97
4. 12
12,37 54
55,67 30
30,92 1
1,03 100
97 5
15 15,46
49 50,51
30 30,92
2 2,06
1 1,03
100 97
6 18
18,55 44
45,36 28
28,86 5
5,15 2
2,06 100
97 Sumber : Hasil Penelitian, 2015diolah
a. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 merek mudah diucapkan, menunjukkan bahwa 57 orang 58,76 menyatakan
setuju, 34 orang 35,05 menyatakan sangat setuju, 6 orang 6,18 menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju, dan
sangat tidak setuju. b. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 merek
mudah diingat, menunjukkan bahwa 56 orang 57,73 menyatakan setuju, 21 orang 21,64 menyatakan sangat setuju, 18 orang 18,55
menyatakan kurang setuju, 2 orang 2,06 menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
c. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3 kemasan sangat praktis untuk dibawa kemana-mana, menunjukkan bahwa 49 orang
50,51setuju, 24 orang 24,74 menyatakan sangat setuju, 22 orang 22,68 menyatakan kurang setuju, 2 orang 2,06 menyatakan tidak
setuju.
63
d. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 4 design sangat menarik, menunjukkan bahwa 54 orang 55,67setuju, 30 orang
30,92 menyatakan kurang setuju, 12 orang 12,37 menyatakan sangat setuju, 1 orang 1,03 menyatakan tidak setuju.
e. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 5 ukuran kemasan bervariasi sehingga memiliki pilihan, menunjukkan bahwa 49
orang 50,51setuju, 30 orang 30,92 menyatakan kurang setuju, 15 orang 15,46 menyatakan sangat setuju, 2 orang 2,06 menyatakan
tidak setuju. 1 orang 1,03 menyatakan sangat tidak setuju. f. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 6 memiliki
manfaat yang baik untuk dikonsumsi, menunjukkan bahwa 44 orang 45,36setuju, 28 orang 28,86 menyatakan kurang setuju, 18 orang
18,55 menyatakan sangat setuju, 5 orang 5,15 menyatakan tidak setuju. 2 orang 2,06 menyatakan sangat tidak setuju.
2. Jawaban responden atas variabel Harga Tabel 4.5
Jawaban Responden atas variabel Harga
No Item
SS S
KS TS
STS Total
Total Responden
F F
F F
F 1.
11 11,34
43 44,32
41 42,26
2 2,06
100 97
2. 18
18,55 60
61,85 17
17,52 2
2,06 100
97 3.
18 18,55
48 49,48
26 26,80
5 5,15
100 97
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat kita lihat bahwa: a. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 harga sesuai
dengan kemampuan mahasiswa, menunjukkan bahwa 43 orang 44,32 menyatakan setuju, 41 orang 42,26 menyatakan kurang setuju, 11
64
orang 11,34 menyatakan sangat setuju, 2 orang 2,06 menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
b. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 harga sesuai kualitas, menunjukkan bahwa 60 orang 61,85 menyatakan setuju, 18
orang 18,55 menyatakan sangat setuju, 17 orang 17,52 menyatakan kurang setuju, 2 orang 2,06 menyatakan tidak setuju, dan tidak ada
yang menyatakan sangat tidak setuju. c. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3 harga
menarik perhatian, menunjukkan bahwa 48 orang 49,48 menyatakan setuju, 26 orang 26,80 menyatakan kurang setuju, 18 orang 18,55
menyatakan sangat setuju, 5 orang 5,15 menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
3. Jawaban responden atas variabel Endorser
Tabel 4.6 Jawaban responden atas variabel
Endorser
No Item
SS S
KS TS
STS Total
Total Responden
F F
F F
F 1.
13 13,40
62 63,91
19 19,58
3 3,09
100 97
2. 20
20,61 55
56,70 16
16,49 5
5,15 1
1,03 100
97 3.
13 13,40
44 45,36
32 32,98
8 8,24
100 97
4. 18
18,55 52
53,60 22
22,68 5
5,15 100
97 Sumber : Hasil Penelitian, 2015 diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat kita lihat bahwa: a. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 mengenal
endorser menunjukkan bahwa 62 orang 63,91 menyatakan setuju, 19 orang 19,58 menyatakan kurang setuju, 13 orang 13,40
menyatakan sangat setuju, 3 orang 3,09 menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
65
b. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 penampilan endorser sesuai dengan produk yang ditawarkan menunjukkan bahwa 55
orang 56,70 menyatakan setuju, 20 orang 20,61 menyatakan sangat setuju, 16 orang 16,49 menyatakan kurang setuju, 5 orang 5,15
menyatakan tidak setuju, dan 1 orang 1,03 menyatakan sangat tidak setuju.
c. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3 endorser dapat mempengaruhi untuk membeli produk menunjukkan bahwa 44
orang 45,36 menyatakan setuju, 32 orang 32,98 menyatakan kurang setuju, 13 orang 13,40 menyatakan sangat setuju, 8 orang
8,24 menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
d. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 4 endorser memiliki daya tarik menunjukkan bahwa 52 orang 53,60 menyatakan
setuju,22 orang 22,68 menyatakan kurang setuju, 18 orang 18,55 menyatakan sangat setuju, 5 orang 5,15 menyatakan tidak setuju, dan
tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
4. Jawaban responden atas Variabel keputusan pembelian
Tabel 4.7 Jawaban responden atas variabel keputusan Pembelian
No Item
SS S
KS TS
STS Total
Total Responden
F F
F F
F 1.
15 15,46
46 47,42
29 29,89
6 6,18
1 1,03
100 97
2. 15
15,46 55
56,70 23
23,71 4
4,12 100
97 3.
11 11,34
44 45,36
35 36,08
5 5,15
2 2,06
100 97
4. 15
15,46 59
60,82 18
18,55 4
4,12 1
1,03 100
97 5.
12 12,37
60 61,85
19 19,58
5 5,15
1 1,03
100 97
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 diolah
66
Berdasarkan tabel 4.7 dapat kita lihat bahwa: a. Analisis frekuensi jawaban
responden terhadap pernyataan 1 membutuhkan karena memiliki manfaat yang diinginkan dengan harga
terjangkau menunjukkan bahwa 46 orang 47,42 menyatakan setuju, 29 orang 29,89 menyatakan kurang setuju, 15 orang 15,46
menyatakan sangat setuju, 6 orang 6,18 menyatakan tidak setuju, dan 1 orang 1,03 menyatakan sangat tidak setuju.
b. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2
mengkonsumsi karena memiliki banyak keunggulan, menunjukkan bahwa 55 orang 56,70 menyatakan setuju, 23 orang 23,71
menyatakan kurang setuju, 15 orang 15,46 menyatakan sangat setuju, 4 orang 4,12 menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan
sangat tidak setuju. c. Analisis
frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3
mengkonsumsi karena lebih baik dari merk lainnya menunjukkan bahwa 44 orang 45,36 menyatakan setuju, 35 orang 36,08 menyatakan
kurang setuju, 11 orang 11,34 menyatakan sangat setuju, 5 orang 5,15 menyatakan tidak setuju, dan 2 orang 2,06 menyatakan
sangat tidak setuju. d. Analisis frekuensi jawaban
responden terhadap
pernyataan 4
tertarik melakukan pembelian menunjukkan bahwa 59 orang 60,82 menyatakan setuju, 18 orang 18,55 menyatakan kurang setuju, 15
67
orang 15,46 menyatakan sangat setuju, 4 orang 4,12 menyatakan tidak setuju, dan 1 orang 1,03 menyatakan sangat tidak setuju.
e. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 5 melakukan pembelian kembali di waktu yang akan datang menunjukkan bahwa 60
orang 61,85 menyatakan setuju, 19 orang 19,58 menyatakan kurang setuju, 12 orang 12,37 menyatakan sangat setuju, 5 orang
5,15 menyatakan tidak setuju, dan 1 orang 1,03 menyatakan sangat tidak setuju.
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas
Ada dua cara untuk melihat apakah data residual berdistribusi normal atau tidak yaitu pertama melalui analisis grafik dengan cara menganalisis grafik
histogram, dimana suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila distribusi data yang berbentuk lonceng tidak melenceng ke kiri atau ke kanan dan dengan
menganalisis normal normal probability plots, dimana suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila pada scatter plot terlihat titik-titik yang mengikuti
data di sepanjang garis diagonal. Kedua, melalui uji statistik dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov-
Smirnov, dengan kriteria sebagai berikut: a. Apabila nilai Aymp. Sig. 2- Tailed nilai signifikan, maka data
residual berdistribusi normal b. Apabila nilai Kolmogrov-Smirnov Z 1,97 maka data dikatakan
normal.
68
Tujuan dari uji normlitas adalah untuk menguji apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Untuk mengetahui distribusi sebuah
data normal atau tidak, dilakukan dengan pendekatan histogram, grafik, dan Kolmogrov-Smirnov.
1. Pendekatan Histogram dan Normal probability Pendekatan Histogram
Sumber: output SPSS Maret 2015
Gambar 4.3 Uji Normalitas melalui Pendekatan Histogram
Berdasarkan Gambar 4.3 grafik histogram terlihat bahwa data variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh gambar histogram yang berbentuk
lonceng yang tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan.
69
Pendekatan Normal Probability
Sumber : Output SPSS Maret 2015
Gambar 4.4 Uji Normalitas melalui Pendekatan Normal Probability Plots
Berdasarkan Gambar 4.4 pendekatan grafik normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, dimana pada scatterplot terlihat titik-titik yang
mengikuti sepanjang garis diagonal.
1. Pendekatan Kolmogrov – Smirnov
Untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogrov-Smirnov 1 sample KS dengan melihat
data residual apakah berdistribusi normal.
70
Tabel 4.8 Uji Normalitas Berdasarkan Pendekatan
Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Keputusan.Pembelian_ Y
N 97
Normal Parameters
a,,b
Mean 18.7732
Std. Deviation
2.87773 Most Extreme Differences Absolute
.098 Positive
.067 Negative
-.098 Kolmogorov-Smirnov Z
.969 Asymp. Sig. 2-tailed
.304
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS Maret 2015
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig2-tailed dari Rational Advertisingyang melakukan Keputusan Pembelian Konsumen adalah
sebesar 0,304 lebih besar dari 0,05 dan nilai Kolmogrov-Smirnov Z adalah sebesar 0,969 lebih kecil daripada 1,97 yang berarti variabel residual berdistribusi normal
dan tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik empiric atau dengan kata lain data dikatakan normal.
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas