Tingginya transaksi pasar pada sub-sektor perkebunan, menjadi indikator bahwa saham-saham pada perusahaan perkebunan merupakan
saham-saham teraktif pada sektor pertanian yang diperdagangkan di BEI. Hal tersebut dikarenakan para investor melihat bahwa sub-sektor
perkebunan, memiliki peranan, potensi, dan sumberdaya yang cukup besar di Indonesia, sehingga sub-sektor perkebunan mendapat kepercayaan yang
lebih tinggi dari para investor. Perusahaan perkebunan yang memiliki prospek dan kinerja keuangan
baik, sahamnya akan banyak diminati oleh para investor. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh investor dalam melakukan penilaian
kinerja keuangan adalah EVA Economic Value Added. Kunci pendekatan EVA adalah peningkatan nilai perusahaan melalui upaya memaksimalkan
tingkat pengembalian dan meminimalkan biaya modal Stewart dalam Permatasari, 2002.
Selain melalui pendekatan EVA, para investor dapat memilih sebuah saham, dengan melihat pada kinerja relatif saham sebuah perusahaan.
Kinerja relatif saham merupakan kinerja saham berdasarkan harga rata-rata saham per bulan dalam setahun. Selanjutnya, tingkat kinerja saham tersebut
dibandingkan dengan tingkat kinerja IHSG yang merupakan indikator ekonomi makro. Melalui kedua pendekatan tersebut, diharapkan memiliki
korelasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi calon investor dalam menentukan keputusan.
1.2. Rumusan Masalah
Perusahaan-perusahaan agribisnis merupakan salah satu sektor yang memiliki daya tahan terhadap krisis. Salah satu sub-sektor pada sektor
agribisnis yang banyak diminati oleh para investor adalah sub-sektor perkebunan. Perusahaan-perusahaan perkebunan memiliki daya tarik untuk
dijadikan bahan penelitian, khususnya jika dilihat melalui penilaian kinerja dengan pendekatan EVA dan analisis kinerja relatif saham, serta korelasi
antara keduanya. Untuk melihat kinerja saham-saham perusahaan perkebunan secara
spesifik, maka dilakukan pengamatan pada sejumlah saham perusahaan
perkebunan yang tergabung dalam kelompok indeks LQ45. Menurut Permatasari 2002, indeks LQ45 merupakan kelompok saham yang
diminati dan menjadi fokus perhatian para investor karena memiliki kriteria sebagai perusahaan yang berprospek pertumbuhan dan kondisi keuangan
perusahaan yang baik, frekuensi perdagangan yang tinggi, serta memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Emiten sektor agribisnis
dibawah sub-sektor perkebunan pada indeks LQ45, yaitu PT. Astra Agro Lestari, Tbk., PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk., dan PT. London
Sumatera, Tbk. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini harus dapat
menjawab beberapa permasalahan pokok sebagai berikut ini : 1.
Bagaimana kinerja keuangan perusahaan-perusahaan agribisnis sub- sektor perkebunan pada kelompok indeks LQ45 berdasarkan pendekatan
EVA? 2.
Bagaimana kinerja relatif saham perusahaan-perusahaan agribisnis sub- sektor perkebunan pada kelompok indeks LQ45 dibandingkan dengan
kinerja IHSG selama periode tertentu? 3.
Apakah ada korelasi antara nilai EVA dengan tingkat kinerja relatif saham pada perusahaan-perusahaan agribisnis sub-sektor perkebunan
pada kelompok indeks LQ45?
1.3. Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui kinerja keuangan perusahaan agribisnis sub-sektor
perkebunan pada kelompok indeks LQ45 berdasarkan EVA. 2.
Mengetahui kinerja relatif saham perusahaan agribisnis sub-sektor perkebunan pada kelompok indeks LQ45 dan membandingkannya
dengan kinerja IHSG. 3.
Memberikan rekomendasi berdasarkan hubungan antara nilai EVA dan tingkat kinerja relatif saham perusahaan agribisnis sub-sektor
perkebunan pada kelompok indeks LQ45.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian