yang diminta investor dari investasi saham biasa. Model ini tergantung pada tiga hal yaitu tingkat bebas resiko R
f
. 2.
Resiko sistematis dari pengembalian atas saham biasa dibandingkan dengan pengembalian atas pasar secara
keseluruhan atau koefisien beta saham β. 3.
Premi resiko pasar market premium risk, yang setara dengan perbedaan tingkat pengembalian yang diharapkan atas pasar
secara keseluruhan tingkat pengembalian rata-rata dikurangi tingkat bebas resiko, atau dalam simbol R
m
– R
f
.
2.6. Kinerja Relatif Saham
Menurut Darmadji dan Hendy 2006, indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukan pergerakan harga saham. Kinerja indeks
berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif atau lemah.
Menurut Darmadji dan Hendy 2006, di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi, yaitu :
1. Sebagai indikator tren pasar.
2. Sebagai indikator tingkat keuntungan.
3. Sebagai tolok ukur benchmark kinerja suatu portofolio.
4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.
5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.
Menurut Jogiyanto dalam Pahresi 2003, Kinerja saham relatif adalah perbandingan nilai rata-rata harga saham sebuah perusahaan dan pembukaan
hingga penutupan bursa dalam satu tahun berbanding dengan rata-rata gabungan harga saham perusahaan- perusahaan di BEI, serta melihat saham,
prospek ataupun kemampuan perusahaan menurut investor. Dalam memilih saham, prosek atau kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan terus
menghasilkan laba adalah faktor yang harus selalu diperhatikan. Kinerja saham relatif merupakan salah satu media untuk para investor melihat
perkembangan harga saham berbanding dengan rata-rata harga saham secara keseluruhan yang terdaftar di BEI.
2.7. Korelasi Pearson
Korelasi pearson produk momen PPM merupakan salah satu teknik korelasi yang paling banyak digunakan dalam penelitian sosial. Besarnya
angka korelasi disebut koefisien korelasi dinyatakan dalam lambang r. Korelasi pearson berguna untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan
yang signifikan antara variable satu dengan yang lainnya dan untuk menyatakan besarnya sumbangan variable satu terhadap variable lain yang
dinyatakan dalam persen Usman dan Setiady, 2008. Beberapa Persyaratan dalam menggunakan korelasi pearson Hasan, 2003, yaitu:
1. Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang berdistribusi
normal. 2.
Variabel yang dihubungkan mempunyai data linier. 3.
Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang dipilih secara acak random.
4. Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek
yang sama. 5.
Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval dan rasio. Untuk menentukan hubungan atau korelasi antar variabel dapat
ditentukan dengan beberapa nilai-nilai dari koefisien korelasi KK, yaitu: 1. KK = 0. Tidak ada korelasi
2. 0 KK ≤ 0,20, korelasi sangat rendah atau lemah sekali.
3. 0,20 KK ≤ 0,40, korelasi rendah atau lemah tapi pasti. 4. 0,40 KK ≤ 0,70, korelasi yang cukup berarti.
5. 0,70 KK ≤ 0,90, korelasi yang tinggi, kuat. 6. 0,90 KK 100, korelasi sangat tinggi, kuat, dapat diandalkan.
7. KK = 1, korelasi sempuna.
2.8. Penelitian Terdahulu