Relevansi Pemikiran Pendidikan Karakter KH. Hasyim

keteladanan tokoh, guru, orang tua dengan menjadikan mereka sebagai role model dalam kehidupan keseharian. 83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai “Studi Komparasi Pemikiran KH. Hasyim Asy‟ari dan Hamka tentang Pendidikan Karakter” maka, penulis menyimpulkan bahwa :

1. Pemikiran Pendidikan Karakter

a. KH. Hasyim Asy‟ari Pemikiran pendidikan karakter KH. Hasyim Asy‟ari memiliki kecendrungan mengetengahkan nilai-nilai estetika yang bernafaskan sufistik dengan memberikan perhatian khusus dalam mendidik akhlak yaitu melalui pendidikan karakter. Proses mencari dan menyebarluaskan ilmu hanya bertujuan untuk mengharapkan ridho Allah semata. Pendidik dan peserta didik dituntut untuk menjaga akhlak dalam pendidikan, segala kondisi yang terjadi senantiasa meresponnya dengan kebaikan budi dan akhlaq al-karimah., dan pentingnya usaha yang mendorong terbentuknya karakter positif dalam berperilaku adalah dengan menghayati nilai-nilai luhur dan berpegang teguh pada ketauhidan. b. Hamka Pemikiran pendidikan karakter Hamka berangkat dari konsep tentang manusia yang memiliki fitrah untuk senantiasa berbuat kebajikan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah fi al- ardh dan hamba Allah hendaknya mengoptimalkan akal, hati, dan pancaindera. Pendidikan menurut Hamka tidak hanya mengoptimalkan kecerdasan intelektual, tetapi lebih dari itu dengan ilmu manusia akan mampu mengenal Tuhannya, memperhalus akhlaknya, membangun budi pekerti dan senantiasa berupaya mencari keridhaan Allah. Pendidikan orang tua di rumah dan keteladanan guru di sekolah dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur serta dukungan masyarakat sebagai kontrol sosial yang bertanggung jawab dalam pengembangan pendidikan karakter.

2. Persamaan dan Perbedaan Pemikiran Pendidikan Karakter

Persamaan pemikiran pendidikan karakter KH. Hasyim Asy‟ari dan Hamka menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan perhatian khusus dalam mendidik akhlak melalui pendidikan budi pekerti. Tujuan pendidikan adalah mengamalkan ilmu pengetahuan dan meraih Ridho Allah, pendidik mampu menjadi teladan bagi muridnya. Pendidikan karakter mempengaruhi fitrah manusia dengan lingkungannya. Sedangkan perbedaannya terletak pada Hamka menegaskan bahwa hendaknya peserta didik memiliki sikap kritis, tidak mengkultuskan gurunya, tidak taqlid buta dan selalu membenarkan apa yang disampaikan guru. Adapun KH. Hasyim Asy‟ari memiliki pendekatan yang cendrung sufistik serta pusat pendidikan terletak pada hati. Berbeda dengan Hamka yang mengoptimalkan potensi akal, panca indera dan hati dalam proses pendidikan.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengemukakan implikasi dari pemikiran kedua tokoh tersebut bahwa: 1. Pendidikan hendaknya bukan pada ranah kognitif tapi lebih kepada penanaman nilai dan makna sehingga melahirkan peserta didik yang tidak hanya cerdas akal pengetahuan tetapi memiliki karakter yang baik. 2. Pendidikan orang tua, keteladanan guru di sekolah dan kontrol sosial dari masyarakat merupakan tri pusat pendidikan yang bertanggung jawab untuk bekerja sama dalam pengembangan pendidikan karakter. 3. Guru memberikan pengetahuan tentang kebaikan, setelah siswa menjadi paham, kemudian dilatih dan dibiasakan, mampu merasakan sehingga siswa senantiasa berbuat baik mencintai kebaikan, dan mau melakukan kebaikan.

C. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Pendidik Mengenai konsep pendidikan karakter yang diusung oleh KH. Hasyim Asy‟ari dan Hamka, sebagai pelaksana dan penanggung jawab pendidikan, selain untuk meningkatkan profesional dan kompetensi, pendidik diharapkan senantiasa memperbaiki sikap dan tingkah laku karena apa yang kita lakukan akan menjadi cerminan keteladanan bagi peserta didik. 2. Bagi Orang Tua Anak merupakan anugrah dan investasi akhirat bagi orang tua, didiklah mereka dengan pengetahuan agama, penuhilah segala kebutuhan jasmani dan spiritualnya, orang tua tidak harus menuntut anaknya untuk pintar, tapi lahirlah anak yang berkarakter baik dan takut kepada Khaliqnya. 3. Bagi Masyarakat Masyarakat sebagai unsur pendidikan menjadi kontrol sosial dalam berkontribusi pada pengembangan karakter seseorang. Karena masyarakat adalah bagian dari lingkungan pendidikan dimana anak tumbuh dan berkembang. 4. Bagi Pemerintah Diharapkan untuk berkomitmen dalam mengembangkan kebijakan pendidikan yang fokus pada pendidikan karakter sehingga terwujudnya anak bangsa yang cerdas intelektualnya dan berkarakter mulia. DAFTAR PUSTAKA Ainiyah, Nur. Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam, Jurnal Al- Ulum Jurnal Studi Islam, Vol. 13 Nomor 1, Juni 2013 A mad Ibnu al usaīn Ibnu „Alī Abū Bakar al Baīhaqī, Sunan al Baīhaqī al- Kubra, Juz 51 BAB Kesempurnaan Akhlak dan Keutamaannya No. Hadis 21301, Makkah: Maktabah Dār Bāz, 1994 Akbarwati, Ika. Anies Baswedan Nyatakan Pendidikan Indonesia Gawat Darurat, diakses 16082016 11:15 a.m http:www.selasar.com Al- Qur‟an dan Tafsirnya, Departemen Agama RI, Jakarta: Lentera Abadi, 2010 Aly, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999 Anwar, Muhammad Jafar. Membumikan Pendidikan Karakter, Jakarta: CV. Suri Tatu‟uw, 2015 Arifin, H.M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara , 2009 Assegaf, Abd. Rahman. Filsafat Pendidikan Islam, Paradigma Baru Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif-Interkonektif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011 Asmani, Jamal Ma‟mur. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013 Burhanudin, Tamyiz. Akhlak Pesantren Solusi bagi Kerusakan Akhlak, Yogyakarta: Ittaqa Press, 2001 Chairul, Mahfud. Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011 Daryanto Darmiatun, Suryatri. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta: Gava Media, 2013 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012 Ensiklopedi Al- Qur‟an Tematis Jilid 3, Jakarta: PT. Kharisma Ilmu, 2006 Faturrohman, Pupuh. Pengembangan Pendidikan Karakter, Bandung: Refika Aditama, 2013 Fitri, Agus Zainul. Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan Nilai Etika di Sekolah, Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2012