BAB III AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT
A. Wanprestasi DalamPerjanjian
Suatu perjanjian dalam pelaksanaannya ada kemungkinan tidak sesuaidengan yang diperjanjikan atau mungkin tidak dapat dilaksanakan karena adanya
hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya. Hambatan-hambatan tersebutdapat terjadi berupa wanprestasi dan keadaan memaksa.
41
Prestasi dari perikatan harus memenuhi syarat: Sebelum membahas tentang wanprestasi,
terlebih dahuluharusdiketahui arti dari prestasi. Prestasi adalah segala sesuatu yangmenjadi hak kreditur dan merupakan kewajiban bagi debitur. Menurut Pasal
1234KUHPerdata, prestasi dapat berupa: memberi sesuatu; berbuat sesuatu;dan tidak berbuat sesuatu.
1. Harus diperkenankan, artinya prestasi itu tidak melanggar ketertiban,kesusilaan, dan Undang-undang.
2. Harus tertentu atau dapat ditentukan. 3. Harus memungkinkan untuk dilakukan menurut kemampuan manusia.
42
Prestasi atau yang dalam bahasa Inggris disebut juga denganistilah “performance” dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagaisuatu pelaksanaan hal-hal
yang tertulis dalam suatu kontrak olehpihak yang telah mengikatkan diri untuk itu,
41
J. Satrio, Hukum Perikatan
‐
Perikatan Pada Umumnya, Alumni, Bandung, 1999, hal. 83.
42
HandriRaharjo, Hukum Perjanjian di Indonesia, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2009, hal. 79.
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan manasesuai dengan “term” dan “condition” sebagaimana disebutkan dalamkontrak yang bersangkutan.
43
Adapun yang merupakan model-model dari prestasi adalah sepertiyang disebutkan dalam Pasal 1234 KUH Perdata, yaitu berupa :1 Memberikan sesuatu;2
Berbuat sesuatu;3 Tidak berbuat sesuatu. Sementara itu, yang dimaksud dengan wanprestasi default atau nonfulfiment
ataupun yang disebut juga dengan istilah breach of contractadalah tidak dilaksanakan prestasi atau kewajiban sebagaimanamestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap
pihak-pihaktertentu seperti yang disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan.Wanprestasi adalah suatu keadaan yang menunjukkan debitur tidak
berprestasitidak melaksanakan kewajibannya dan dia dapat dipersalahkan.
44
Wanprestasi menurut Abdul Kadir Muhamad mempunyai arti tidakmemenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan, baik perikatanyang timbul karena
perjanjian
45
.Sedangkan menurut J. Satrio, wanprestasi mempunyai arti bahwa debiturtidak memenuhi janjinya atau tidak memenuhi sebagaimana mestinya
dankesemuanya itu dapat dipersalahkan kepadanya, maka dikatakan bahwa debiturwanprestasi.
46
Dari dua pengertian di atas, maka secara umum wanprestasi berartipelaksanaan kewajiban yang tidak tepat waktunya atau dilakukan tidak menurutselayaknya. Misalnya
43
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis: Menata Bisnis Modern Di Era Global, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2008, hal 87.
44
Ibid, hal. 88.
45
Abdul Kadir Muhamad, Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1992, hal 20.
46
J. Satrio, Op.Cit., hal 122.
Universitas Sumatera Utara
seorang debitur disebutkan dalam keadaan wanprestasimaka dia dalam melakukan pelaksanaan prestasi perjanjian telah terlambat darijadwal waktu yang ditentukan atau
dalam melaksanakan prestasi tidak menurutyang sepatutnya. Tindakan wanprestasi membawa konsekuensi terhadaptimbulnya hak pihak yang
dirugikan untuk menuntut pihak yangmelakukan wanprestasi untuk memberikan ganti rugi, sehingga olehhukum diharapkan agar tidak ada satu pihak pun yang
dirugikankarena wanprestasi tersebut. Debitur dikatakan telah melakukan wanprestasi baik karena lalai maupunkarena kesengajaan, apabila
47
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan. :
b. Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi tidak sebagaimana yangdiperjanjikan. c. Melakukan apa yang sudah diperjanjikan tetapi sudah terlambat.
d. Melakukan suatu yang oleh perjanjian tidak boleh dilakukan. Untuk menentukan dan menyatakan apakah seseorang melakukanwanprestasi,
tidaklah mudah karena seringkali tidak diperjanjikan dengan tepatkapan suatu pihak diwajibkan melakukan prestasi yang telah diperjanjikan.Sebelum dinyatakan
wanprestasi, seorang debitur harus lebih dahuluditagih atau diberi teguran atau somasi, sebagaimana ketentuan Pasal 1238 KUHPerdata yang menyebutkan :
“Si berhutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau denganakta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, ialah jikaini
menetapkan, bahwa si berhutang akan terus dianggap lalai dengan lewatnyawaktu yang ditentukan.”
47
Ibid, hal. 123.
Universitas Sumatera Utara
Akan tetapi berbeda dengan hukum pidana atau hukumtentang perbuatan melawan hukum, hukum kontrak tidak begitumembedakan apakah suatu kontrak tidak
dilaksanakan karenaadanya suatu unsur kesalahan dari para pihak atau tidak. Akibatnyaumumnya tetap sama, yakni pemberian ganti rugi denganperhitungan-
perhitungan tertentu. Kecuali tidak dilaksanakankontrak tersebut karena alasan-alasan force majeure, yang umumnyamembebaskan pihak yang tidak memenuhi prestasi
untuksementara atau untuk selama-lamanya. Disamping itu, apabila seseorang telah tidak melaksanakanprestasinya sesuai
ketentuan dalam kontrak, maka pada umumnyadengan beberapa pengecualian tidak dengan sendirinya dia telahmelakukan wanprestasi. Apabila tidak ditentukan lain
dalamkontrak atau dalam undang-undang, maka wanprestasinya sidebitur resmi terjadi setelah debitur dinyatakan lalai oleh kredituringebrehstelling yakni dengan
dikeluarkannya “akta lalai” olehpihak kreditur.
48
Stelsel dengan akta lalai ini adalah khas dari negara-negarayang tunduk kepada Civil Law seperti Prancis, Jerman, Belanda dankarenanya juga Indonesia. Sementara di
negara-negara yang berlakusistem Common Law, seperti Inggris dan Amerika Serikat, padaprinsipnya tidak memberlakukan stelsel akta lalai ini.Dalam praktek akta lalai ini
sering disebut dengan:
49
1 Somasi Indonesia 2Sommatie Belanda
3Sommation Inggris 4Notice of default Inggris
5Mahnung Jerman dan Swiss
48
Lihat Pasal 1238 KUH Perdata
49
Munir Fuady,Op.Cit., hal. 88.
Universitas Sumatera Utara
6Einmahnung Austria 7Mise en demeure Prancis
Namun demikian, bahkan di negara-negara yang tunduk kepadaCivil Law sendiri, akta lalai tidak diperlukan dalam hal-hal tertentu,yaitu dalam hal-hal sebagai
berikut: 1 Jika dalam persetujuan ditentukan termin waktu;
2 Debitur sama sekali tidak memenuhi prestasi; 3 Debitur keliru memenuhi prestasi;
4 Ditentukan dalam undang-undang bahwa wanprestasi terjadidemi hukum misalnya
Pasal 1626 KUH Perdata; 5 Jika debitur mengakui atau memberitahukan bahwa dia dalamkeadaan wanprestasi.
Tidak dipenuhinya kesalahan debitur itu dapat terjadi karena dua hal, yaitu: a. Karena kesalahan debitur, baik karena kesengajaan ataupun karenakelalaian,
b. Karena keadaan memaksa force majour, di luar kemampuan debitur. Pasal 1238 KUH Perdata mengatakan bahwa debitur lalai, dan oleh KUHPerdata
telah jelas ditetapkan, sejak kapan debitur dalam keadaan lalai, yaitudengan tiga jenis teguran atau peringatan :
1. Surat Perintah Surat perintah atau surat peringatan resmi dari hakim atau juru sitapengadilan
biasanya berbentuk penetapan atau beschiking. Berdasarkan suratperintah tersebut juru sita memberi surat teguran secara lisan kepada debiturkapan
selambat-lambatnya ia harus berprestasi. Ini biasanya disebut dengan exploit juru sita.
2. Akta sejenis
Universitas Sumatera Utara
Akta sejenis ini merupakan peringatan secara tertulis, maksudnya dapat berupa akta di bawah tangan atau dengan akta notaris.
3. Tersimpul dari perjanjiannya sendiri Maksudnya sejak membuat perjanjian para pihak sudah menentukan saat kapan
terjadinya wanprestasi. Pernyataan lalai sebenarnya merupakan suatu peringatan dari kredituragar
debitur berprestasi, selambat-lambatnya pada suatu saat tertentu.
50
a. Pemenuhan perjanjian; Menurut Pasal 1267
KUH Perdata, pihak kreditur dapat menuntut pihakdebitur yang lalai dengan memilih beberapa kemungkinan tuntutan sebagaiberikut :
b. Pemenuhan perjanjian disertai dengan ganti rugi; c. Ganti rugi saja;
d. Pembatalan perjanjian; e. Pembatalan perjanjian disertai dengan ganti rugi.
Sedangkan bagi seorang debitur yang dituduh wanprestasi dapat mengajukan beberapa alasan sebagai alat untuk membela diri, yaitu
51
1 Mengajukan alasan bahwa kreditur telah lalai; :
2 Mengajukan tuntutan adanya keadaan memaksa; 3 Mengajukan alasan bahwa kreditur telah melepaskan haknya untuk menuntut
ganti rugi.
B. Akibat Hukum yang Timbul dari Wanprestasi