bank. Adapun konkritnya dapat berupa surat yang dapat menimbulkan kewajiban membayar suatu jumlah tertentu apabila pihak yang dijamin tersebut
cidera janji wanprestasi atau berupa Letter of Credit LC. Penerbitan LC tunduk pada ketentuan Uniform Customs and Practices for Documentary Credit
UCP. Menurut ketentuan Pasal 4 Ayat 2 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 2388KEPDIR, pemberian garansi ini berlaku sejak saat
penandatanganan garansi dan berakhir pada saat realisasi garansi dalam hal syarat perjanjian dipenuhi atau pada saat tidak dipenuhi syarat perjanjian.
C. Berakhirnya Bank Garansi
Di dalam Surat Edaran Bank Indonesia N0. SE 1111, tanggal 28 Maret 1979kepada Bank-Bank Umum, Bank-Bank Pembangunan dan Lembaga Keuangan
BukanBank Indonesia, pemberian jaminan oleh lembaga keuangan non bank telah ditentukanberakhirnya garansi bank. Dalam surat edaran tersebut ditentukan 2 cara
berakhirnyagaransi bank, yaitu berakhirnya perjanjian pokok dan berakhirnya garansi banksebagaimana yang ditetapkan dalam garansi bank yang bersangkutan. Garansi bank
telahditentukan oleh bank, yaitu mulai berlakunya garansi dan berakhirnya garansi.Misalnyamulai garansi dari tanggal 20 November 2003 sampai dengan 30
Desember 2003.
Universitas Sumatera Utara
Dengan berakhirnya jangka waktu tersebut, maka berakhirlah garansi bank yang dibuatoleh bank penjamin.
62
1 Bank Garansi berakhir tanpa adanya klaim. Berakhirnya Bank Garansi dapat dibedakan menjadi
dua,yaitu:
Dalam hal ini terjadi apabila: a. Batas tanggal berakhirnya Bank Garansi telah dilampaui tanpa adaklaim
sampai dengan batas yang ditetapkan dalam Bank Garansi. b. Berikutnya atau selesainya perjanjian pokok, yaitu perjanjian ataukontrak
yang dijamin Bank Garansi tersebut. Ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan oleh bank apabila Bank Garansi
telah berakhir tanpa adanya claim, adalah: a. Satu hari setelah batas pengajuan claim, bank penerbit harus
segeramembuat surat pemberitahuan tentang berakhirnya Bank Garansidan batas waktu pengajuan klaim kepada:
a Pemegang surat asli Bank Garansi Pihak penerima Bank Garansi. b Nasabah pemohon Bank Garansi.
Dalam surat tersebut nasabah terjamin diberitahukan agarmenyelesaikan setoran jaminan bila ada dan pengambilankembali
berkas-berkas jaminan Bank Garansi.
62
H. Salim HS, Op Cit., hal. 236
Universitas Sumatera Utara
b. Pengembalian surat asli Bank Garansi kepada bank penerbit
untukmencegah terjadinya penyalahgunaan Bank Garansi tersebut olehpihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Permohonan perpanjangan Bank Garansi harus sesuai denganketentuan pemberian garansi seperti semula dan dibuatkan Bank Garansi baru, karena
Bank Garansi tidak boleh memuat kata-kata yangmenyebutkan bahwa Bank Garansi dapat dirubah secara sepihak,artinya warkat Bank Garansi yang jatuh
tempo tidak dapat diperpanjangkembali dengan mengubah tanggal berakhirnya Bank Garansi.
Perpanjangan Bank Garansi sebaiknya disampaikan kepadabank penerbit sebelum jangka waktu Bank Garansi lama berakhir danharus memenuhi
ketentuan sebagai berikut: a. Penelitian kembali Bank Garansi dengan nominal sama seperti Bank
Garansi lama, karena kontrak kerjasama belum selesai sepenuhnya. b. Penerbitan kembali Bank Garansi dengan nominal lebih kecildaripada
Bank Garansi lama, karena kontrak kerjasama sudahdiselesaikan sebagian. 2Bank Garansi berakhir dengan adanya klaim.
Berakhirnya Bank Garansi disertai dengan adanya klaim daripihak penerima jaminan dimana pihak yang dijamin oleh bankmelakukan wanprestasi, sehingga
mengkibatkan pencairan Bank Garansi oleh bank penerbit Bank Garansi selaku penjamin.Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Klaim pembayaran jaminan bank haya dapat dilakukan oleh pihakpemegang warkat jaminan bank apabila tidak melebihi jangkawaktu
sesuai dengan klausal yang tercantum dalam suratBank Garansi 14 hari atau 30 hari sejak berakhirnya Bank Garansi.
b. PenerbitBank Garansi harus menyerahkan dokumen asli surat Bank Garansi kepada bank penerbit Bank Garansi.
Bank harus membayar klaim atau ganti rugi yang diajukan olehpemegang jaminan bank Bank Garansi apabila terjamin melakukanwanprestasi, dalam hal ini maka
bank harus membuat fakta subrogasi,sesuai dengan Pasal 1401 ayat 1 dan ayat 2 KUH Perdata yangmenentukan:
“Perpindahan itu terjadi karena persetujuan: 1. Apabila kreditur dengan menerima pembayaran dari seorangpihak ketiga
menetapkan bahwa orang ini akan menggantikan hak-hakistimewanya dan hipotik-hipotik yang dipunyainya terhadap siberhutang. Subrogasi ini
harus dinyatakan dengan tegas dandilakukan tepat pada waktu pembayaran.
2. Apabila debitur menjamin sejumlah uang untuk melunasiutangnya, dan menetapkan bahwa orang yang akan meminjamhutang itu akan
menggantikan hak-hak kreditur, agar subrogasi inisah baik perjanjian pinjaman uang maupun tanda pelunasan harusdibuat dengan akta otentik
dan dalam surat perjanjian pinjamanuang harus diterangkan bahwa uang itu dipinjam guna melunasihutaang tersebut, dan selanjutnya sura tanda
pelunasn harusmenerangkan bahwa pembayaran dilakukan dengan uang yangdipinjamkan oleh kreditur baru.Subrogasi ini dilaksanakan
tanpabantuan kreditur.”
Bank sebagai pihak ketiga dimana dirinya menggantikan kedudukanpemborong debitur semula untuk melunasi hutangnya kepadaPimpinan Proyek setelah itu
antara Bank dan Pemborong menjadihubungan antara Kreditur dan Debitur, Bank membuat aktasubrogasi.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya klaim terjadi karena terjamin tidak memenuhi perjanjian yang telah disepakati atau wanprestasi. Berlandaskan peraturan Bank Garansi di Bank Negara
Indonesia Cabang Kabanjahe, jika terjadi wanprestasi sehubungan dengan penerbitan Bank Garansi maka tindakan penyelesaiannya dapat dijabarkan sebagai berikut:
63
1. Menerima klaim dari pemegang jaminan beserta dengan penyerahan asli Bank Garansi. Klaim diajukan secara tertulis suratklaim. Umumnya klairn tidak
berdiri sendiri atau datang dengan sertamerta tetapi dengan disertai surat pengantar dari pemegang jaminan.
2. Memeriksa kebenaran dan autentifikasi Bank Garansidengan arsip bank yang ada. Hal ini dilakukan untuk mencegah kepalsuan Bank Garansiserta
memperhatikan keaslian tanda tangan dan untuk mengetahui apakah Bank Garansitersebut ditandatangani oleh pejabat yang berwenang untuk itu.
3. Memeriksa tanggal jatuh tempo, apakah masih berada dalam tanggal waktu Bank Garansi yakni 14 empat belas hari sejak berakhirnya masa perjanjian kredit.
4. Mengadakan konfirmasi ke pihak penerirna jaminan. Konfirmasi ini dilaksanakan antara lain untuk rnengetahui apakah benar pihak
penerima jaminan berhak mengajukan clairn sehubungan adanya wanprestasi. 5. Pencairan Bank Caransi
Dengan adanya klairn yang setelah melalui prosedur di atas dilaksanakan pembayaran Bank Garansiyang semula merupakan fasilitas kredit tidak langsung
non funded berubah menjadi kredit langsung, dimana jumlah yang dibayarkan
63
Wawancara, Loc.cit.
Universitas Sumatera Utara
kepada penerirna jaminan menjadi hutang yang harus dibayar kembali terjamin yang sesuai dengan counter guarantee yang diberikan oleh pihak terjamin.
Pada saat bank mencairkan Bank Garansi kepada penerima jaminan,maka sejak saat itu pula perjanjian penanggungan utang berubah menjadiperjanjian kredit antara
bank dan terjamin dengan kedudukan bank sebagaikreditur dan terjamin sebagai debitur sesuai dengan Pasal 1840 KUH Perdatayang menyebutkan:
“Penanggung yang telah membayar lunas utangnya, demi hukum menggantikan kreditur dengan segala haknya terhadap debitur semula”.
Dan berlaku pada Pasal 1400 KUH Perdata yang menyebutkan:“Subrogasi atau penggantian hak-hak kreditur oleh seorang pihakketiga, yang membayar kepada
kreditur, dapat terjadi karena persetujuanmaupun dengan undang-undang”. Bank kreditur
atau penjamin memberikan Bank Garansi
kepada pimpinanproyek kreditur untuk menjamin pemborong debitur utama
dalammelaksanakan proyek, apabila terjamin pemborongdebitur wanprestasimaka bank akan menggantikan kedudukan pemborong sebagai debitur untukmengganti kepada
pemimpin proyek kreditur atau penerima jaminan.
D. Upaya Bank jika Terjadi Wanprestasi dalam Pelaksanaan Bank Garansi