BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1. Data penelitian
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 16 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan periode pegamatan
selama tahun 2008-2010.
Tabel 4.1 Daftar sampel penelitian
No Kode
Perusahaan 1
ADES
PT. Ades Waters Indonesia
2 AISA
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
3 AQUA
PT. Aqua Golden Mississipi
4 CEKA
PT. Cahaya Kalbar
5 DLTA
PT. Delta Djakarta
6 FAST
PT. Fast Food Indonesia
7
INDF
PT. Indofood Sukses Makmur
8
MLBI
PT. Multi Bintang Indonesia
9
MYOR
PT. Mayora Indah
10
PSDN
PT. Prasidha Aneka Niaga
11
PTSP
PT. Pioneerindo Gourmet International
12
SKLT
PT. Sekar Laut Tbk
13
SMAR
PT. SMART Tbk
14
STTP
PT. Siantar Top Tbk
15
TBLA
PT. Tunas Baru Lampung
16
ULTJ
PT. Ultra Jaya Milk
Universitas Sumatera Utara
4.2 Analisis hasil penelitian 4.2.1 Analisis statistik deskriptif
Statistik deskriptif merupakan bagian dari ilmu statistika yang mempelajari alat, teknik, atau prosedur yang digunakan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan kumpulan data atau hasil pengamatan. Berikut merupakan data statistik deskriptif secara umum dari seluruh data yang digunakan :
Tabel 4.2 Statistik deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation x1
48 1.6419
325.7131 32.738779
70.4566814 x2
48 1.2695
105.0017 12.027667
20.5290165 Y
48 .34
7.82 2.1790
1.80581 Valid N listwise
48
Dari tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai: a. Rata-rata dari pertumbuhan penjualan adalah 32,738779 dengan standard deviasi
70,4566814 dan jumlah data yang ada adalah 48. Nilai pertumbuhan penjualan tertinggi adalah 325,7131 dan nilai pertumbuhan penjualan terendah adalah
1,6419 b. Rata-rata dari perputaran piutang adalah 12,027667 dengan standard deviasi
20,5290165 dan jumlah data yang ada adalah 48. Nilai perputaran piutang tertingi adalah 105,0017 dan nilai perputaran piutang adalah 1,2695
Universitas Sumatera Utara
c. Rata-rata dari likuiditas adalah 2,1790 dengan standard deviasi 1,80581 dan jumlah data yang ada adalah 48. Nilai likuiditas tertinggi adalah 7,82 dan nilai
likuiditas terendah adalah 0,34.
4.2.2 Pengujian asumsi klasik
4.2.2.1 Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan
uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov K-S dengan membuat hipotesis:
H : Data residual berdistribusi normal.
H
1
: Data residua l tidak berdistribusi normal Dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka probabilitas dengan
aturan: Probabilitas Sig. 0,05 maka Ho diterima.
Probabilitas Sig. 0,05 maka Ho ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Uji normalitas sebelum data ditransformasi
One-sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 48
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.27783744
Most Extreme Differences
Absolute .215
Positive .215
Negative -.118
Kolmogorov-Smirnov Z 1.488
Asymp. Sig. 2-tailed .024
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil analisis metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa Nilai Kolmogrov – Smirnov sebesar 1,488 dan signifikan pada 0,024
karena Asymp. Sig. 2-tailed 0,024 dari 0,05. Dari hasil yang diproleh maka H
O
ditolak atau H
1
diterima, dengan kata lain data tidak terdistribusi normal. Data yang tidak terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik
histogram dan grafik normal plot data.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Grafik histogram
Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Hasil uji normalitas di atas memperlihatkan bahwa pada grafik histogram di atas
distribusi data tidak mengikuti kurva berbentuk lonceng namun distribusi data condong skewness ke kanan atau bisa disimpulkan bahwa data tersebut tidak normal.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Normal probability plot
Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada
grafik normal plot, terlihat titik-titik tidak menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya menjauhi garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam
model regresi tidak berdistribusi secara normal. Semua hasil pengujian melalui analisis grafik dan statistik diatas menunjukkan hasil yang sama yaitu data tidak berdistribusi
secara normal, sehingga dilakukan tindakan perbaikan yaitu dengan melakukan
Universitas Sumatera Utara
transformasi seluruh variabel penelitian ke dalam fungsi LN Logaritma Natural. Hasil pengujian data ulang menghasilkan:
Tabel 4.4 Uji normalitas
Setelah transformasi dengan LN One-sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 48
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .57522248
Most Extreme Differences Absolute
.137 Positive
.121 Negative
-.137 Kolmogorov-Smirnov Z
.946 Asymp. Sig. 2-tailed
.333 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari transformasi data, maka nilai Kolmograf – Smirnov menjadi 0,946 dan signifikan pada 0,333 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah
terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih dari 0,005 Karena Asymp. Sig. 2-tailed 0,333 dari 0,05. Dengan demikian secara keseluruhan dapat
dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Grafik Histogram
setelah transformasi dengan LN
Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data di atas memperlihatkan
bahwa pada grafik histogram di atas distribusi data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak condong skewness ke kiri maupun condong ke kanan atau bisa disimpulkan
bahwa data tersebut berdistribusi secara normal.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Normal Probability Plot
Setelah transformasi dengan LN
Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada
grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa
data dalam model regresi setelah ditransformasi kedalam bentuk LN juga berdistribusi secara normal.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.2 Uji multikolinearitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen
dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu nilai Tol 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:
Tabel 4.5 Uji multikolinearitas
Setelah transformasi dengan LN
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa variabel pertumbuhan penjualan mempunyai korelasi sebesar 0,056 atau sekitar
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 ln_x1
.997 1.003
ln_x2 .997
1.003 a. Dependent Variable: ln_y
Coefficient Correlations
a
Model ln_x2
ln_x1 1
Correlations ln_x2
1.000 -.056
ln_x1 -.056
1.000 Covariances
ln_x2 .011
.000 ln_x1
.000 .006
a. Dependent Variable: ln_y
Universitas Sumatera Utara
5,6. Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi umumnya diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya
multikolonieritas. Hasil perhitungan nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,997 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungam VIF
juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,003. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model ini. Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance
pertumbuhan penjualan X1, perputaran piutang X2 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF nya 10. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas di antara variabel independen dalam penelitian.
4.2.2.3 Uji heterokedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah dalam penelitian terjadi Heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan grafik scatterplot. Hasil dari uji
heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Grafik scatterplot
Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Dari gambar di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen Likuiditas berdasarkan masukan variabel
independen, pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.4 Uji autokorelasi
Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6
Uji autokorelasi Setelah transformasi dengan LN
Model Summary
b
Model Durbin-Watson
1 1.302
a. Predictors : Constant, LN_X2, LN_X1 b. Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,302.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai Durbin-Watson berada pada rentang -2
≤ 1,302 ≤ 2. Dengan demikian, maka dalam model regresi linear berganda ini tidak terjadi autokorelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode penelitian dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelum penelitian.
Regresi Berganda Tabel 4.7
Regresi linear berganda setelah transformasi dengan LN Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.096 .293
.328 .745
ln_x1 -.151
.078 -.244
-1.940 .059
Universitas Sumatera Utara
ln_x2 .414
.105 .497
3.961 .000
a. Dependent Variable: ln_y Sumber: Diolah dari SPSS 2011
Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat disusun untuk variabel pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang adalah :
LNY = 0.096 - 0.151 LNX
1
+ 0.414 LNX
2
Setelah diantilogaritma natural maka persamaannya menjadi :
Y = 1.101 + 0.860X
1
+ 1.513X
2
Dimana : LNY
= Logaritma Natural Likuiditas LNX
1
= Logaritma Natural Pertumbuhan Penjualan LNX
2
= Logaritma Natural Perputaran Piutang Adapun interpretasi dari persamaan di atas adalah :
a. Konstanta a sebesar 1,101 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka Likuiditas sebesar 1,101.
b. Koefisien X1 b1 = 0,860 ini menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel pertumbuhan penjualan sebesar 1 satuan akan meningkatkan Likuiditas sebesar
0,860 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol. c. Koefisien X2 b2 = 1,513 ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan
perputaran piutang sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan Likuiditas sebesar 1,513 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.
Universitas Sumatera Utara
Koefisien determinasi R
2
Tabel 4.8 Koefisien determinasi R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.541
a
.293 .262
.58787 a. Predictors: Constant, ln_x2, ln_x1
b. Dependent Variable: ln_y
Pada model summary di atas, angka R sebesar 0,541 menunjukkan bahwa terdapat korelasi atau hubungan antara Likuiditas dengan perertumbuhan penjualan dan
perputaran piutang yaitu sebesar 54 yang berada di atas 0,5 50. Angka adjusted R. Square atau koefisien determinasi adalah 0,262. Angka ini mengindikasikan bahwa
26,2 variasi atau perubahan dalam likuiditas dapat dijelaskan oleh variasi variabel pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang.
Sedangkan sisanya 73,8 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Standar Error of Estimate SEE adalah 0,58787,
yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
4.2.3 Pengujian hipotesis
4.2.3.1 Uji simultan Uji F statistik
Universitas Sumatera Utara
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh signifikansi secara simultan dari semua variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji t dapat dilihat pada berikut:
Tabel 4.9 Uji F statistik
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
6.444 2
3.222 9.324
.000
a
Residual 15.551
45 .346
Total 21.996
47 a. Predictors: Constant, ln_x2, ln_x1
b. Dependent Variable: ln_y Sumber : Diolah dari SPSS 2011
Dari hasil uji F test secara simultan, diperoleh F hitung sebesar 9.324 dengan tingkat signifikansi 0.000, sedangkan F tabel sebesar 3.20 dengan
signifikansi 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang secara bersama-sama atau secara
simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.2.3.2 Uji parsial Uji t statistik
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh signifikansi konstanta dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji t dapat dilihat pada beriku
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Uji t statistik
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.096 .293
.328 .745
ln_x1 -.151
.078 -.244
-1.940 .059
ln_x2 .414
.105 .497
3.961 .000
a. Dependent Variable: ln_y Sumber : Diolah dari SPSS 2011
Hipotesis pertama :
Ho : bi = 0, artinya Pertumbuhan penjualan tidak mempunyai pengaruh terhadap
likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H1 : bi
≠ 0, artinya Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tersebut adalah pertumbuhan penjualan LN_X1 mempunyai nilai signifikansi 0,059 yang berarti nilai ini lebih
besar dari 0.05. Selain itu, t hitung diperoleh -1,940 t tabel 2,01. Berdasarkan nilai tersebut disimpulkan bahwa H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel pertumbuhan penjualan usaha secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis kedua:
Ho : b2=0, artinya Perputaran piutang tidak mempunyai pengaruh terhadap
likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H1 : b2
≠ 0, artinya Perputaran Piutang berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tersebut adalah perputaran piutang LN_X2 mempunyai nilai signifikansi 0,000 yang berarti nilai ini lebih
keci dari 0,05, dan t hitung 3,961 t tabel 2,01. Berdasarkan nilai tersebut disimpulkan bahwa H1 diterima, ini menunjukkan bahwa secara parsial
perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.3 Pembahasan hasil analisis penelitian
Berdasarkan hasil uji F sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependent yaitu likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi
F 0,000 0,05 dan F hitung 9,324 F tabel 3,20. Hasil ini di dukung dari nilai koefisien determinasi adjusted R Square sebesar 0,262 yang menunjukkan bahwa
variabel independen pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang mampu menjelaskan sebanyak 26,2 variasi atau perubahan dari variabel dependen yaitu likuiditas.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan sisanya sebesar 73,8 dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Adapun koefisien regresi dari masing-masingg variabel
independen adalah -0.151 untuk variabel pertumbuhan penjualan dan 0.414 untuk variabel perputaran piutang.
Uji parsial t test digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji menunjukkan bahwa varibel
independen pertumbuhan penjualan, yang dimasukkan ke dalam model regresi tidak signifikan pada 0,05 dimana hal ini menandakan bahwa variabel pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap variabel dependen yaitu likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini
sesuai dengan nilai signifikansi t untuk variabel pertumbuhan penjualan 0,059 yang lebih besar dari 0,05. Sementara itu variabel independen perputaran piutang yang
dimasukkan ke dalam model regresi signifikan pada 0,05, dimana hal ini menandakan bahwa variabel perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
dependen yaitu likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini sesuai dengan nilai signifikansi t untuk variabel perputaran
piutang 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.Dengan kata lain, tingkat likuiditas dari setiap perusahaan makanan dan minuman, lebih disebabkan oleh perputaran piutang yang
diberikan serta faktor-faktor lain yang tidak tercermin dalam penelitian ini. Hasil pengolahan regresi berganda diatas menunjukkan nilai R sebesar 54,1 ,
nilai R pada dasarnya menggambarkan seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Ini berarti kedua variabel independen dalam
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini, LN_Pertumbuhan penjualan dan LN_Perputaran Piutang secara bersama- sama memiliki hubungan dengan variabel dependen yaitu LN_Likuiditas sebesar 54,1 .
Pengolahan regresi berganda diatas juga menunjukkan nilai R Square sebesar 0,293 atau sebesar 29,3 . Berbeda dari nilai R, nilai R Square menunjukkan seberapa
jauh kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai R Square berada diantara 0 sampai 1. Nilai R Square yang mendekati 1
menunjukkan bahwa dalam suatu model regresi, kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin baik. Dalam model regresi diatas nilai R
Square sebesar 0,293 atau 29,3 , hal ini berarti kemampuan variabel independen yaitu, Pertumbuhan penjualan dan Perputaran Piutang secara bersama-sama dalam menjelaskan
variasi variabel dependen Likuiditas relatif kecil, sedangkan sisanya sebesar 70,7 100-29,3 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam model
regresi ini. Peneliti berpendapat bahwa faktor-faktor lain yang mungkin lebih besar
pengaruhnya terhadap Likuiditas adalah jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tingkat kewajiban lancar yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan,
sehingga dapat dihasilkan tingkat likuiditas yang memadai dalam hal ini tidak terlalu rendah dan tidak tidak terlalu tinggi, dimana tingkat likuiditas tentunya merupakan
indikator bagi perusahaan untuk dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian hipotesis penelitian dan pengujian regresi berganda dapat diperoleh tiga kesimpulan :
1. Secara simultan, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan dan perputaran perpiutang berpengaruh positif terhadap likuiditas pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial pertumbuhan penjualan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, artinya semakin meningkat pertumbuhan penjualan hanya akan
meningkatkan sedikit likuiditas sehingga tidak memiliki pengaruh signifikan. Maka pertumbuhan penjualan tidak dapat menjelaskan perubahan likuiditas.
Secara parsial perputaran piutang berpengaruh signifikan positif terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Artinya semakin meningkat perputaran piutang maka semakin meningkat pula likuiditas perusahaan.
2. Diantara dua variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, variabel perputaran piutang berpengaruh lebih signifikan dibanding pertumbuhan
penjualan. 3. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,262. Hal ini berarti
bahwa 26,2 variasi atau perubahan dari pertumbuhan penjualan dan perputaran
Universitas Sumatera Utara