mungkin dan yang realistis untuk dilakukan dalam pemerintah daerah Indonesia. Oleh sebab itu, indikator-indikator mengarah kepada “dasar” yang bukan saja
dibutuhkan tetapi juga dinilai memungkinkan untuk dicapai.
2.6. Penelitian Sebelumnya
Thesauriyanto 2007 dalam penelitiannya Analisis Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kemandirian Daerah. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
variabel jumlah transfer pemerintah pusat mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah Provinsi Jawa Tengah. Jumlah transfer
pemerintah pusat walaupun secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah, serta menunjukkan bahwa jumlah kendaraan roda 4 atau
lebih mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah Provinsi Jawa Tengah.
Azhar 2008 dalam penelitiannya Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah KabupatenKota Sebelum dan setelah Otonomi Daerah. Hasil studi
menunjukkan bahwasannya terdapat perbedaan kinerja sebelum dan setelah otonomi, dapat dilihat dari tinggi nya tingkat pembiayaan daerah dari Pemerintah
Pusat dan tekanaan keuangan yang mengakibatkan kinerja pemerintah daerah bergeser naik turun. Pergeseran ini secara rata rata cenderung mengalami
penurunan. Sumardjo 2010 dalam penelitiannya Pengaruh Karakteristik Pemerintah
Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Hasil studi menunjukkan bahwa ukuran size pemerintah daerah, leverage, dan intergovermental revenue
berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Kemakmuran wealth tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah disebabkan
Universitas Sumatera Utara
masih kecilnya peran Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Hal ini terbukti dengan masih besarnya ketergantungan
pemerintah daerah terhadap trasnfer dana yang berasal dari pemerintah pusat.
2.7. Kerangka Konseptual
Kabupaten Batu Bara merupakan salah satu Kabupaten di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Analisis Pengukuran kinerja pengelolaan keuangan di
Kabupaten Batu Bara dibutuhkan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan anggaran, serta sebagai bahan masukan bagi
Pemerintahan itu sendiri untuk perumusan kebijakan keuangan daerah di masa mendatang yang akuntabel. Sehingga dengan mengetahui faktor-faktor tersebut,
pengelolaan serta penggunaan anggaran daerah Kabupaten Batu Bara dapat benar- benar diarahkan ke sektor-sektor yang secara potensial dapat mendorong
percepatan pembangunan daerah dan menciptakan pengembangan wilayah. Untuk Kabupaten Batu Bara, kapasitas pengelolaan keuangan yang masih
belum efektif dan efisien perlu dikaji secara mendalam, guna tercapainya akuntabilitas dan transparasi demi terwujudnya Pemerintahan yang Good
Governance. Beberapa faktor telah membatasi kapasitas pengelolaan keuangan di Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Batu Bara. Pertama, desentralisasi yang
diberiikan kepada Pemerintah Kabupaten Batu Bara merupakan pengalihan tanggung jawab fiskal dan penyerahan sumber daya keuangan yang dimana tidak
diikuti oleh peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya tersebut.
Pemerintah daerah Kabupaten Batu Bara diharapkan dapat terus meningkatkan kinerja dan akuntabilitas, hal ini mengakibatkan pemerintah daerah
Universitas Sumatera Utara
segera merespon perubahan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai stakeholder. Satuan kerja perangkat daerah SKPD diharapkan memiliki kinerja yang baik
yang menunjukkan stewardship dan akuntabilitas mereka terhadap sumberdaya masyarakat yang dikelolanya. Agar pemerintah daerah Kabupaten Batu Bara
dapat menjalankan operasinya dengan baik dan mampu memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat, maka dirancang sistem pengukuran kinerja
pemerintah daerah agar peningkatan dan perbaikan kinerja pemerintah daerah dapat dilakukan secara berkesinambungan.
Untuk mengukur kinerja pengelolaan publik keuangan Pemerintah Kabupaten Batu Bara yang dikembangkan oleh World Bank. Diharapkan hasilnya
dapat mencerminkan pencapaian pada bidang strategis. Indikator- indikator yg digunakan untuk menilai sejauh mana pemerintah kabupaten Batu Bara telah
berhasil mencapai tigkat pengelolaan publik. Adapun kerangka konseptual yang dijadikan dasar dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Pengukuran Kinerja
Kerangka Peraturan Perundang-
undangan Perencanaan
dan Pengangaran
Pengelolaan Kas
Pengadaan Akuntansi
dan Pelaporan
Audit Internal
Hutang Dan
Investasi Publik
Pengelolaan Aset Audit eksternal
dan Pengawasan
Perencanaan Wilayah
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN