Bidang Strategis 4 : Pengadaan Barang dan Jasa Bidang Strategis 5 : Akuntansi dan Pelaporan

pelaksanaan di lapangan. Dengan beberapa item indikator yang telah dilaksanakan dengan baik dapat dilihat bahwa setiap tahunnya PAD kabupaten Batu Bara mengalami peningkatan yang signifikan, namun belum adanya regulasi yang jelas mengatur tentang debitur yang berhutang pajak dan keterlambatan penyampaian pajak membuat belum maksimalnya PAD yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Batu Bara. Untuk hasil terakhir mengenai peningkatan dan penanganan manajemen pendapatan memenuhi 3 dari 6 indikator atau sebesar 50, perampingan prosedur dalam administrasi perpajakan membuat proses pelaksanaan menjadi lebih baik dan tidak merugikan, dan telah memperhitungkan dengan baik cost biaya yang dikeluarkan untuk setiap pungutan pendapatan, Dari uraian dan hasil penelitian dapat disimpulkaan faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pengelolaan keuangan daerah untuk aspek pengelolaan kas adalah : 1. Belum optimalnya pelaksanaan pelatihan secara rutin terhadap pegawai pengelolaan kas menjadi kendala dalam pelaksanaan keuangan. 2. Ada beberapa hal yang belum dilaksanakan dengan baik oleh pemerintahan daerah khususnya pada bagian pengelolaan keuangan, yang diantaranya adalah pembayaran diatas 5 juta masih belum dilakukan melalui rekening bank dan tidak adanya rekonsiliasi atau pemuhtahiran data harian terhadap penerimaan dan pengeluaran kas. 3. Belum adanya kajian secara mendalam mengenai sektor sektor pendapatan dalam meningkatkan PAD Daerah

4.2.4. Bidang Strategis 4 : Pengadaan Barang dan Jasa

Universitas Sumatera Utara Pengadaan barangjasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barangjasa yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBNAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barangjasa. Tujuan strategis secara keseluruhan adalah untuk mendorong pengadaan barang dan jasa yang efisien dan kompetitif melalui kebijakan, prosedur dan kendali. Secara keseluruhan dalam bidang pengadaan barang dan jasa mendapatkan nilai rata rata 81. Untuk hasil penilaian yang pertama mengenai kebijakan, prosedur, dan pengendalian untuk mendorong efisiensi pengadaan barang dan jasa yang kompetitif mencapai 41 dari 49 indikator yang harus terpenuhi atau sebesar 84. Untuk hasil kedua mengenai sistem pengaduan resmi beroperasi mencapai 1 dari 3 indikator yang harus terpenuhi atau sebesar 33. Dari uraian dan hasil penelitian dapat disimpulkaan faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pengelolaan keuangan daerah untuk aspek pengelolaan kas adalah : 1. Pemahaman panitia lelang terhadap perpres no 54 tahun 2010 membuat pelaksanaan pengadaan barang dan jasa tidak lari dari aturan yang telah ditetapkan 2. Belum adanya peraturan daerah mengenai pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang didalamnya termasuk proses perekrutan panitia, tupoksi panitia, sampai reward dan punishment yang jelas terhadap pelaku lelang membuat masih memungkinkannya terjadi konspirasi atau intervensi dalam pelaksanaan kegiatan Universitas Sumatera Utara 3. belum adanya peraturan daerah yang jelas mengenai pengadaan barang jasa yang mengatur prosedur keluhan dan aduan dari pihak yang merasa dirugikan dalam pelaksanaan lelang , dicatat dan diproses sesuai aturan peraturan yang berlaku

4.2.5. Bidang Strategis 5 : Akuntansi dan Pelaporan

Akuntansi dan pelaporan merupakan komponen yang tidak dapat dihindarkan pada pengelolaan keuangan. Bidang ini memerlukan prosedur yang tertata dengan baik dan pegawai yang terlatih untuk melakukan pencatatan data- data keuangan. Tujuan strategis adalah untuk membuat sebuah sistem akuntansi yang memastikan akuntansi yang cepat untuk semua transaksi keuangan dan membuat laporan keuangan eksternal dan internal yang terpercaya, berimbang dan tepat waktu. Bidang ini meliputi empat hasil: kapasitas sumber daya manusia dan institusi, sistem akuntansi dan pelaporan yang terintegrasi; pencatatan yang cepat dan akurat untuk semua transaksi keuangan pemerintah daerah; dan, laporan informasi pengelolaan keuangan yang terpercaya. Akuntansi dan pelaporan mendapat nilai rata rata sebesar 70. Untuk hasil pertama mengenai kapasitas SDM dan kelembagaan yang memadai untuk fungsi akuntansi dan keuangan mencapai 6 dari 7 indikator yang harus diterapkan atau sebesar 85.7. Meski tergolong kabupaten baru di wilayah sumatera utara, namun pemerintah daerah sangat konsen dalam pengelolaan keuangan yang akuntabel, terlihat dari telah terbentuknya BPKD semenjak awal pembentukan daerah, terintegrasinya struktur organisasi, memiliki SDM yang kompeten di bidang akuntansi. Demi maksimalnya penjabaran tupoksi kerja di bidang keuangan, diharapkan kepada Badan Kepegawaian Daerah agar memberikan jabatan kepada Universitas Sumatera Utara SDM yang sesuai dengan disiplin ilmu yang didapat. Lalu untuk hasil kedua mengenai sistem informasi akuntansi dan manajemen yang terintegrasi tidak mendapat nilai dari 3 indikator yang harus diterapkan atau 0 mengenai pelaporan informasi dan manajemen dihasilkan melalui sistem yang sama sehingga saling berhubungan satu sama lain. Untuk hasil yang ketiga mengenai seluruh transaksi dan saldo keuangan pemerintah daerah dicatat secara akurat dan tepat waktu mencapai 77.78 dari jumlah total yang harus dipenuhi sebanyak 9 indikator. PP 71 tahun 2010 menjadi pedoman penting dalam pelaksanaan Standar Akuntasi Pemerintah SAP Kabupaten Batu Bara, tercatatnya semua transaksi keuangan baik dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas, jurnal umum, dokumen aset dan dokumen perjanjian dengan pihak bank tersimpan dengan baik, dan pemuhtahiran secara berkala antara catatan akuntansi dengan catatan bank termasuk deposito, hutang dan piutang. Selanjutnya untuk hasil keempat mengenai terdapat laporan keuangan dan informasi manajemen yang dapat diandalkan mencapai 7 dari 8 indikator atau sebesar 87.5. Laporan mengenai perbandingan target dan realisasi masukan, keluaran dan hasil dibuat secara rutin. Laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, neraca dan Catatan atas laporan keuangan CALK tersaji sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan standar, sistem maupun pedoman terkait akuntansi pemerintahan, di mana di dalamnya ada sejumlah aturan kriteriaprosedur yang harus diperhatikan sebagai rambu-rambu dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang benar dan sesuai dengan yang apa diinginkan. Apalagi jika hal tersebut didukung oleh semangat good Universitas Sumatera Utara willingness dari semua elemen terkait pengelolaan keuangan daerah, maka spirit menghadirkan LKPD sesuai dengan standar tentu bukan persoalan yang rumit. Sebelum masa otonomi, aturan pemerintah daerah membuat laporan keuangan tidak seketat sekarang. Pengelolaan keuangan daerah saat ini tidak saja harus mengalokasikan dana publik bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat daerah, tetapi juga harus mengelola dana publik tersebut sesuai dengan UU dan aturan yang dikeluarkan pemerintah pusat. Kepatuhan terhadap UU dan aturan dalam pengelolaan keuangan daerah diperiksa institusi pemeriksa internal daerah Inspektorat maupun pemeriksa eksternal BPK. Reformasi pengelolaan keuangan daerah sejak 1999 menyebabkan berubahnya praktik akuntansi sederhana single entry berbasis kas menjadi praktik akuntansi double entry berbasis cash toward akrual yang relatif lebih rumit tetapi memiliki kelebihan memiliki kandungan informasi yang lebih baik kepada public. Dalam menerapkan pencatatan double entry yang berbasis cash toward acrrual diperlukan sumber daya manusia SDM yang memahami logika akuntansi secara baik. Aparatur pemda yang menangani masalah keuangan tidak cukup hanya menguasai penatausahaan anggaran, melainkan juga harus memahami karakteristik transaksi yang terjadi dan pengaruhnya pada rekening-rekening dalam laporan keuangan pemda. Kegagalan SDM pemda dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Berbagai pelatihan yang diadakan pemda maupun pemerintah pusat tidak memberikan hasil maksimal. Dengan demikian, upaya melakukan rekrutmen pegawai berlatar belakang akuntansi dengan spesifikasi teknis akuntansi yang baik Universitas Sumatera Utara merupakan suatu pilihan yang tepat untuk dikembangkan. Perlu dilakukan reformasi dalam perekrutan pegawai, model seleksi pegawai yang diterapkan masih bersifat umum dan belum menggali aspek kompetensi akuntansi peserta ujian harus diubah. Disamping itu, sering terjadi keluhan di Pemda, sarjana akuntansi yang baru direkrut belum siap pakai dalam hal menyusun laporan keuangan Pemda. Hal ini disebabkan, mereka lebih disiapkan untuk menyusun laporan keuangan perusahaan. Dari uraian dan hasil penelitian dapat disimpulkaan faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pengelolaan keuangan daerah untuk aspek Akuntansi dan Pelaporan adalah: 1. Pemda umumnya memiliki keterbatasan jumlah SDM yang menguasai logika akuntansi secara baik. Banyaknya SDM bagian keuangan pemda yang berlatar belakang nonakuntansi merupakan satu kendala utama saat ini 2. paradigma Pengguna anggarankepala daerah terhadap benefit dibuatnya laporan keuangan. Banyak pengguna anggarankepala daerah masih memandang penyediaan laporan keuangan tidak memberikan benefit yang berarti bagi unit kerjadaerah yang dipimpinnya, bahkan cenderung dipandang sebagai sesuatu yang memberatkan 3. Pengguna anggaran sering berpikiran bahwa tanggungjawab penyusunan anggaran berada di Pejabat Pengelola keuangan Daerah, sehingga mereka tidak menyiapkan laporan keuangan SKPD sebagai wujud pertanggungjawaban atas anggaran yang telah diberikan kepadanya. Hal ini menyebabkan sering terjadi keterlambatan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemda Universitas Sumatera Utara 4. Terlalu cepatnya perubahaan mengenai Stanndar Akuntansi Pemerintah SAP dari Peraturan Pemerintah 24 tahun 2005 ke Peraturan Pemerintah 71 tahun 2010, menyebabkan terjadi kebingungan dalam pemahaman pedoman dan pelaksanaan di lapangan. 5. Belum adanya pembekalan terhadap pegawai dalam pemahaman logika akuntansi yang sesuai dengan PP 71 tahun 2010.

4.2.6. Bidang Strategis 6 : Audit Internal