penyusunan basis data penguasaan dan pemilikan tanah,yang dihubungakan dengan e-goverment,e-commerce,e-payment.SIMTANAS merupakan suatu sistem
terpadu yang mendukung fungsi operasi,manajemen,dan pengambilan keputusan BPN sehubung dengan pengelolaan bidang bidang tanah dan pelayana kepada
mayarakat. Maka berkaitan dengan penelitian yaitu Implementasi Kebijakan Sistem
Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru, penulis telah mengajukan beberapa pertanyaan
berdasarkan indikator yang telah ditentukan dalam bab sebelumnya. Dan pada bab ini akan dianalisis data-data yang berhubungan dengan variabel pembuat
kebijakan dalam proses impelementasi. Dari seluruh informasi dan data yang telah dikumpulkan, baik mulai dari
studi pustaka,wawancara dengan informan, studi dokumentasi maupun catatan- catatan penulis tentang Implementasi Kebijakan Sistem Informasi dan Manajemen
Peratanahan Nasional SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kota Pekanbar, maka dapat dianalisis hasilnya sebagai berikut :
5.1 Proses Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Dan Manajemen Pertanahan Nasional SIMTANAS
a. Standar dan Sasaran Kebijakan.
Standar dan sasaran kebijakan merupakan sesuatu yang harus diterapkan dalam setiap proses implementasi sebuah kebijakan. Standar dan sasaran
kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisasikan. Ketika standar dan sasaran kebijakan terlalu ideal maka akan sulit direalisasikan. Standar dan
Universitas Sumatera Utara
sasaran kebijakan tersebut juga harus dipahami dengan baik oleh para pelaksana pelaksana kebijakan implementors.
Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru sebagai organisasi pelaksana Sistem Informasi Dan Manajemen Pertanahan Nasional SIMTANAS di Kantor
Pertanahan Kota Pekanbaru memiliki standar dan sasaran yang telah dipahami oleh semua elemen di lingkungan Kantor Pertanhan Kota Pekanbaru sendiri.
Sasaran yang ingin dicapai oleh Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru adalah denganterwujudnya Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru menjadi Kantor
Pelayanan yang cepat dan transparan.Untuk mewujudkan sasaran tersebut maka dibuatlah Standar Operasi Pengaruran dan Pelayanan SPOPP tentang Standar
Operasional Pelayanan Pertanahan. Berdasarkan wawancara diatas dapat dilihat bahwa Sistem Informasi dan
Manajemn Pertanahan Nasional SIMTANAS memiliki dasar hukum yang diatur dalam keputusan presiden No.34 tahun 2003 tentang kebijakan nasional
pertanahan,dimana pada ayat 1 huruf b di kemukakan menugaskan Badan Pertanahan Nasional untuk membangun dan mengembangkan Sistem Informasi
Pertanahan dan Manajemen Pertanahan Nasional SIMTANAS angka 2 mengenai Penyiapan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan
pendaftaran tanah dan penyusunan basis data penguasaan dan pemilikan tanah, yang dihubungkan dengan e-government, ecommerce dan e-payment. Ketentuan
ini dijadikan sebagai landasan bagi Badan Pertanahan Nasional dalam menyiapkan sistem elektronik dalam penggunaan sistem komputer secara luas
yang mencakup perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan komunikasi.untuk
Universitas Sumatera Utara
memperkuat pernyataan tersebut peneliti juga menanyakan tentang standar pelaksanaan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional
SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru.Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan dilingkungan Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru telah
dilaksanakan berdasarkan dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan
Pelayanan selanjutnya disebut SPOPP. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional ini
merupakan penyempurnaaan Instruksi Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1998. Dasar hukum
dari SPOPP antara lain UUPA, PP Nomor 24 Tahun 1997, dan PMNAKBPN No 3 Tahun 1997. SPOPP wajib dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Provinsi, dan Kantor Pertanahan KabupatenKota. 45 Empat puluh lima hari sejak dikeluarkan
keputusan tersebut, masingmasing kantor pertanahan harus dapat menyesuaikan pelayanannya menurut SPOPP. Demikian halnya di Kantor Pertanahan Kota
Pekanbaru, SPOPP telah dilaksanakan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan mengoptimalkan fungsi loket dan sistem komputerisasi yang
ada. Dengan demikian Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru menyesuaikan dengan SPOPP yang ada sehingga pelayanan dapat memuaskan baik penerima pelayanan
maupun pemberi pelayanan atau pelayanan yang sesuai dengan harapan masyarakat atau pelayanan prima.
Berdasarkan wawancara diatas kendala yang sering di jumpai dalam penerapan standar dan sasaran kebijakan Sistem Informasi dan Manajen
Universitas Sumatera Utara
Pertanahan Nasional SIMTANAS adalah sumberdaya yang ada baik sumber daya yang ada di dalamnya maupun sumberdaya pendukung,seperti sistem
komputerisasi dan server penghubung tiap komputer.Pada hakikatnya standar dan sasaran kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang ada agar tercipta
kesesuaian antara standar dan tujuan yang hendak dicapai.Tujuan yang dimaksud adalah pencapaian pelayanan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan
Nasional SIMTANAS yang sesuai dengan SPOPP. Sesuai dengan pendapat Van Meter dan Van Horn,dinyatakan bahwa
apabila standar dan kebijakan kabur maka akan menimbulkan konflik para agen implementasi,Agen implementasi yang dimaksud adalah sumber daya manusia
yang ada.Oleh sebab itu,maka standar sasaran kebijakan yang ada harus mendatangkan manfaat bagi para agen implementasi.
Berdasarkan wawancara diatas bahwa Sistem Informasi dan Manajen Pertanahan Nasional SIMTANAS harus memeberikan manfaat bagi agen
implementasi dan sasaran atau objek implementasi.Seperti kutipan wawancara diatas bahwa Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional
SIMTANAS dapat memepercepat penyelesaian persertifikasian
tanah,pengarsipan data sertifikat dan penyajian laporan,sehingga akan tercipta pencapaian yang efektif dalam waktu dan efesiensi dalam biaya.
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti dapat melihat bahwa standar dan sasaran kebijakan yang ada dalam implementasi kebijakan Sistem Informasi dan
Manajen Pertanahan Nasional SIMTANAS sudah cukup memadai.Hal ini dapat dilihat dengan di berlakukannya keputusan presiden No.34 tahun 2003 tentang
Universitas Sumatera Utara
kebijakan nasional pertanahan,dimana pada ayat 1 huruf b, Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur
Operasi Pengaturan dan Pelayanan selanjutnya disebut SPOPP. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional ini merupakan penyempurnaaan Instruksi Menteri
Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1998. Dasar hukum dari SPOPP antara lain UUPA, PP Nomor 24 Tahun 1997, dan
PMNAKBPN No 3 Tahun 1997.Namun Berdasarkan Penelitian sasaran dan standar kebijakan yang telah di tetapkan dalam implementasi simtanas belum
tercapai sepenuhnya.Hal ini diakibatkan oleh sumber daya manusia dan sumber daya pendukung yang ada.Maka daripada itu, meskipun standar dan sasaran
kebijakan sudah di tetapkan,namun kendala dasar menjadi faktor penghambat.Pengamatan peneliti di lapangan server penghubung komputer tidak
mendukung untuk meningkatkan pelayanan,sebab server yang ada terbatas.Hal ini tentu saja akan memepengaruhi kineja dari agen pelaksana yang berdapampak
penerapan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru
Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa sebenarnya Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru belum mencapai standar dan sasaran yang mereka tetapkan..
b. Sumber Daya