Standar dan sasaran kebijakan

Indonesia belum seluruhnya mengadopsi sistem komputerisasi. Masih banyak kantor pertanahan di tanah air yang masih menggunakan sistem analog. Dan kebanyakan masih bersifat paper oriented. Disisi lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi marupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi sebagian masalah derasnya arus manajemen informasi. Teknologi informasi dan komunikasi saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. Berikut ini merupakan pertanyaan- pertanyaan yang diajukan dilihat dari indikator implementasi kebijakan:

a. Standar dan sasaran kebijakan

Agar terlaksananya kesesuaian antara tujuan dari sasaran dari diadakannya SIMTANAS dengan manfaat yang diperoleh, maka peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Hak Tanah Dan Pendaftaran Tanah, Bapak H Sugiarto,S.Sos dengan pertanyaan sebagai berikut: • Menurut bapak sendiri, apa sebenarnya SIMTANAS? Jawab: “Pengelolaan data pertanahan dengan menggunakan teknologi informasi dan merupakan sesuatu yang mutlak harus dilakukan hal ini berkaitan dengan karakteristik data pertanahan itu sendiri yang bersifat multidimensi yang terkait dengan masalah ekonomi, politik, pertahanan dan keamaman dan sosial budaya. Pengelolaan data pertanahan itu sendiri harus terintegrasi suatu Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional SIMTANAS yang mengalirkan informasi antar seluruh unit organisasi baik di tingkat Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Pertanahan. Disamping Universitas Sumatera Utara sifat data pertanahan tersebut, juga pengelolaan pertanahan secara elektronik ini untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin meningkat untuk mewujudkan good governance yang akhirnya akan berkaitan keterbukaan informasi untuk masyarakat dan pertukaran informasi antar instansi pemerintah.” • Apa yang menjadi dasar hukum pelaksaan SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru? Jawab: “Keputusan Presiden nomor 34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di bidang Pertanahan pada Ayat 1 huruf b, menugaskan Badan Pertanahan Nasional untuk membangun dan mengembangkan Sistem Informasi Pertanahan dan Manajemen Pertanahan Nasional SIMTANAS angka 2 mengenai Penyiapan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran tanah dan penyusunan basis data penguasaan dan pemilikan tanah, yang dihubungkan dengan e-government, ecommerce dan e- payment. Ketentuan ini dijadikan sebagai landasan bagi Badan Pertanahan Nasional dalam menyiapkan sistem elektronik dalam penggunaan sistem komputer secara luas yang mencakup perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan komunikasi . Ada juga Perpres 10 tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional pasal 3 Huruf r pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan yang ditindak lanjuti dengan dibentuknya Pusat Data dan Informasi Pertanahan PUSDATIN. Adapun tugas PUSDATIN menurut pasal 411 adalah mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi pertanahan serta membangun dan Universitas Sumatera Utara mengembangkan sistem informasi pertanahan nasional SIMTANAS berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala. Dengan fungsi ini maka PUSDATIN melaksanakan tugas untuk membangun ‘Etalase’ informasi BPN, menyiapkan dan mengembangkan Teknologi Informasi secara terintegrasi untuk seluruh unit kegiatan di Badan Pertanahan Nasional dan menyediakan Layanan data dan informasi untuk keperluan internal dan ekternal”. • Apa- apa saja yang menjadi standar dalam pelaksaan SIMTANAS ini? Jawab: “Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan dilingkungan Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru telah dilaksanakan berdasarkan dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan selanjutnya disebut SPOPP. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional ini merupakan penyempurnaaan Instruksi Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1998. Dasar hukum dari SPOPP antara lain UUPA, PP Nomor 24 Tahun 1997, dan PMNAKBPN No 3 Tahun 1997. SPOPP wajib dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Provinsi, dan Kantor Pertanahan KabupatenKota. 45 Empat puluh lima hari sejak dikeluarkan keputusan tersebut, masingmasing kantor pertanahan harus dapat menyesuaikan pelayanannya menurut SPOPP. Demikian halnya di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru, SPOPP telah dilaksanakan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan mengoptimalkan fungsi loket dan sistem komputerisasi yang ada. Dengan demikian Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru Universitas Sumatera Utara menyesuaikan dengan SPOPP yang ada sehingga pelayanan dapat memuaskan baik penerima pelayanan maupun pemberi pelayanan atau pelayanan yang sesuai dengan harapan masyarakat atau pelayanan prima.” • Apa- apa saja yang menjadi tahapan dalam implementasi SIMNATAS tersebut di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru? Jawab: “Pembangunan pelayanan on line, membangun data base elektronik, pembangunan infrastruktur perangkat keras dan jaringan koneksi, peningkatan sumber daya manusia dalam kemampuan penguasaan IT serta sosialisasi kegiatan di kalangan intern dan ekstren merupakan tahap-tahap kegiatan yang kami lakukan agar kebijakan implementasi Sistem Informasi dan Manajen Pertanahan Nasional ini berjalan dengan baik di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru”. • Hambatan apa yang ditemui dalam pelaksanan program SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru? Jawab: “Hambatan yang paling sering dijumpai adalah sektor sumber daya.Sumber daya yang dimaksud baik sumber daya manusianya maupun dari berbagai peralatan yang dipergunakan”. • Apakah ada upaya yang di tempuh untuk mengatasi hambatan tersebut? Jawab: “Tentunya kami berusaha agar setiap kekurangan dapat di atasi,mengenai sumber daya manusia kami mencoba mengatasi dengan memeberi pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM.Sedangkan untuk peralatan,kami berusaha untuk menambah jumlah peralatan yang di butuhkan untuk mendukung SIMTANAS ini. Universitas Sumatera Utara • Apakah Manfaat yang di terima masyarakat dengan adanya SIMTANAS? Jawab: “Iya seharusnya banyak manfaat yang dapat dirasakan masyarakat jika kebijakan ini dapat dijalankan dengan baik.Proses pengambilan, penyimpanan, pengolahan dan penyajian data merupakan proses yang dengan sangat mudah dilakukan teknologi informasi dengan mudah dan cepat. Dengan demikian dapat dibayangkan apabila data pertanahan disimpan dalam suatu penyimpanan yang berbasis teknologi informasi, sedangkan pengolahan dilakukan dengan kecanggihan aplikasi perangkat lunak, semua proses pelayanan data pertanahan dapat dilakukan secara cepat dan tepat salah satunya akan mempercepat kinerja penyelesaian persertifikasian tanah,pengarsipan data sertifikat dan penyajian laporan di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.”

b. Sumber Daya