Grafik Sistem Pengkodean Hamming Grafik Perbandingan EbNo vs BER Sistem Pengkodean Hamming

pengiriman yang konstan pada proses masukan data bit informasi. Tentunya hal ini akan dapat dilakukan membuat hubungan antara EbNo dengan BER yang dihasilkan, dimana menghasilkan perhitungan dan penggambaran kurva antara EbNo terhadap BER. Sementara itu, sudah menjadi kenyataan bahwa sistem pengkodean yang baik kinerjanya memerlukan jumlah bit yang besar yang digunakan dalam proses simulasi. Tujuannya adalah untuk memastikan sistem mendapatkan data hasil pengukuran dengan akurasi yang tinggi dan memperoleh BER rate data sekitar 10E-5. Untuk semua sistem, jangkauan BER = 1R dapat tercapai jika pada proses pentransmisian sistem tersebut dihasilkan paling sedikit 10 x R bit data melalui sebuah kanal tertentu. Kemungkinan munculnya kesalahan dalam proses simulasi, jika tidak diperoleh BER, atau bahkan nilai BER yang diperoleh bernilai 0, maka berarti terjadi salah satu kemungkinan berikut ini: 1. BER memang bernilai 0. 2. Jumlah bit yang terlalu sedikit ditransmisikan melalui sebuah kanal. 3. Nilai EbNo yang telalu rendah.

4.8.1 Grafik Sistem Pengkodean Hamming

Seperti yang telah dijelaskan pada penjabaran diatas bahwa nilai EbNo akan mempengaruhi grafik pembentukan BER. Pada simulasi simulink ini, akan dilakukan sejumlah input data pada window BERtool yang akan menampilkan tab Monte carlo, Semianalytic dan Theoritic.Tab. Monte carlo akan menugaskan kita untuk melakukan panggilan terhadap model simulink yang akan digambarkan bentuk grafiknya, tentunya model simulink tesebut telah disimpan sebelumnya dengan nama file yang tertentu. Tab Semianalytic akan menggambarkan Universitas Sumatera Utara plot grafik perbandingan antara EbNo dan BER secara analisis. Demikian pula dengan tab Theoritical yang melakukan perbandingan nilai EbNo dan BER secara teori.

4.8.2 Grafik Perbandingan EbNo vs BER Sistem Pengkodean Hamming

Berikut ini adalah grafik perbandingan antara EbNo dan BER pada sistem pengkodean Hamming, dimana pada sumbu axis adalah nilai EbNo dan sumbu ordinatnya adalah nilai BER. Untuk masing – masing grafik secara analisis dan teori seperti pada Gambar 4.5 a Universitas Sumatera Utara b Gambar 4.5 a Grafik secara Analisis b Grafik secara Teori Dapat terlihar pada Gambar 4.5, grafik a dan b diatas bahwa secara analisis, pada sistem pengkodean Hamming perolehan nilai BER akan semakin kecil bahkan cendrung bernilai nol pada saat nilai EbNo yang ditetapkan semakin besar. Pada Grafik 4.5 a terlihat bahwa nilai BER sama dengan nol pada saat nilai EbNo menuju 12 dB. Artinya semakin besar nilai EbNo maka nilai BER akan semakin mendekati nol bahkan ada yang bernilai nol . Sedangkan pada Grafik 4.5 b terlihat bahwa sedikit perbedaan pada daerah peralihan nilai BER pada 10e-4, dimana nilai EbNo yang mempengaruhinya berada pada kisaran 10 dB .Hal ini menyimpulkan bahwa perubahan nilai pada EbNo yang semakin besar dapat mempengaruhi nilai BER yang dihasilkan oleh sistem pengkodean Hamming.

4.8.3 Grafik Perbandingan EbNo terhadap BER pada sistem Pengkodean BCH