Flow Chart Simulasi ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNIK PENGKODEAN HAMMING DAN

ke bagian enkoding. Pada unit enkoding, masing–masing bit informasi yang telah dibuffer akan dikalikan dengan Generator matriks teknik pengkodean pada masing–masing sistem tersebut. Pada sistem pengkodean Hamming, bit informasi akan dikalikan dengan generator matriks Hamming [ 7,4], sementara pada sistem pengkodean BCH akan dikalikan dengan Generator matriks BCH [ 15,7]. Setelah melalui proses enkoding tersebut, maka akan dihasilkan bit Hamming dan bit BCH yang akan melalui proses pentransmisian melewati kanal Noise yang telah dimodelkan pada masing-masing sistem pengkodean tersebut. Selanjutnya bit informasi ini akan didekodekan kembali sebelum akhirnya akan dibandingkan hasil kesalahannya oleh Error Rate Calculation yang ditampilkan oleh display. Dalam hasil akhirmya akan dilihat bentuk bit informasi yang diterima oleh tampilan pada scope.

4.3 Flow Chart Simulasi

Susunan proses simulasi yang dijalankan pada masing–masing sistem pengkodean mengacu kepada flowchart yang telah ditetapkan. Diawali oleh proses enkoding pada sistem pengkodean Hamming hingga proses dekoding pada bit informasi yang diterima oleh receiver, dan penyimpanan data pada array seperti pada Gambar 4.1 untuk proses enkoding dan Gambar 4.2 untuk proses dekoding. Sementara hal yang sama juga diterapkan pada sistem pengkodean BCH, dimana proses enkoding juga turut disertakan hingga proses akhir penyusunan kembali struktur bit informasi yang ditransmisikan seperti pada Gambar 4.3 untuk proses enkoding dan Gambar 4.4 untuk proses dekoding Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Flowchart Proses Enkoding pada Teknik Pengkodean Hamming Proses enkoding dimulai dengan proses inisialisasi dari sejumlah data masukan yang dibangkitkan oleh Generator bilangan acak, kemudian setiap data yang diterima oleh enkoder akan langsung dilakukan operasi multiplikasi dengan generator matriks Hamming, inilah yang disebut kode Hamming. Selanjutnya jika data yang diterima oleh enkoder tidak ada kesalahan Universitas Sumatera Utara maka akan disimpan ke dalam array. Baik proses enkoding pada BCH juga memiliki alur yang sama dengan kode Hamming seperti pada Gambar 4.3 Pada proses penerimaan data masukan dari enkoder yang menghasilkan kode Hamming,akan dilakukan proses yang sama dengan proses enkoding yakni melakukan inisialisasi terlebih dahulu untuk bit tersebut untuk selanjutnya akan dilakukan kalkulasi pengecekan terhadap kesalahan yang timbul yang dinamakan Syndrome Error dimana disini dilakukan 2 kali perbandingan yaitu terhadap nilai Syndrome 1 dan Syndrome 2. Jika dekoder mendeteksi nol, artinya tidak terdapat kesalahan, dan proses dekoding dihentikan. Namun jika tidak, proses akan berlangsung kembali untuk menentukan posisi kesalahan dan error locator polynomial. Hal ini dapat dijelaskan pada Gambar 4.2. Serupa dengan proses dekoding Hamming, pada BCH juga akan mengalami perhitungan terhadap error locator, namun pada posisi kesalahan yang terdeteksi dilakukan dengan cara invers dari akar-akar polinomialnya, kemudian disesuaikan terhadap urutan dari frame data yang dideteksi kesalahannya. Selanjutnya setelah diperbaiki posisi kesalahan, dikeluarkan bit parity dan diambil data yang dihitung mulai dari urutan ke 8. Hal ini seperti yang dijelaskan pada Gambar 4.4 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Flowchart Proses Dekoding pada Sistem Pengkodean Hamming Universitas Sumatera Utara Ya Tidak Gambar 4.3 Flowchart Proses Enkoding pada BCH Mulai Ambil k bit data Ambil k bit berikutnya inisialisasi Simpan kode pada Array Markdata nbit - k Kalikan k bit dengan Generator Matriks selesai Universitas Sumatera Utara Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Gambar 4.4 Flowchart Dekoding Sistem Pengkodean BCH Mulai inisialisasi Markdata nbit - k Ambil k bit data = 0 Hitung error locator polinomial Cari akar-akar error locator polinomial Ambil n bit berikutnya Simpan pada array Keluarkan bit pariti Perbaiki bit yang error Cari posisi error Selesai Universitas Sumatera Utara

4.4 Parameter Simulasi