Umum KONSEP PEMODELAN DAN SIMULASI PENGKODEAN

BAB III KONSEP PEMODELAN DAN SIMULASI PENGKODEAN

3.1 Umum

Suatu sistem perlu diterapkan sejumlah asumsi tentang bagaimana sistem tersebut bekerja untuk dipelajari perilaku dan sikap dari sistem terrsebut didalam melakukan suatu pekerjaan yang berkaitan dengan proses pengolahan dan pentransmisian data, dalam hal ini berupa pengkodean dan pengdekodean. Asumsi-asumsi tersebut nantinya akan membentuk model sistem yang bisa dimanfaatkan guna mempelajari perilaku suatu sistem yang dapat dinyatakan dalam bentuk hubungan matematis dan logis. Jika hubungan yang terdapat pada hubungan tersebut dirasakan membentuk pola yang sederhana, maka dimungkinkan untuk si pengolah data untuk menerapkan suatu metode matematis terhadap pernyataan dan permasalahan yang ingin diketahui kepastian jawabannya dengan cara mendapatkan informasi yang akurat atau jawaban pendukung yang eksak, dimana informasi semacam itu disebut sebagai langkah konkret untuk menyelesaikan secara analitik [7]. Metode simulasi merupakan pendekatan yang dipakai untuk memecahkan pelbagai permasalahan yang terjadi di dalam bidang pengerjaan berkaitan dengan dunia nyata yang mengandung ketidakpastian dan kemungkinan terjadi dalam jangka waktu yang lama dan tidak dapat diperkirakan secara pasti. Dengan melakukan pengerjaan metode simulasi, seorang analisis akan dimudahkan dalam pengambilan suatu keputusan tentang sistem yang akan dibangun tersebut tanpa harus membangunnya terlebih dahulu seperti melakukan rekonstruksi sistem tanpa melibatkan kegiatan yang sedang dilakukan dan berjalan. Universitas Sumatera Utara Untuk itu perlu kita mengetahui kemudahan yang akan diperoleh jika kita menggunakan simulasi, diantaranya [9] : 1. Perancangan perangkat, tampilan fisik, sistem transportasi dan lainnya dapat dilakukan dan dicoba tanpa memerlukan objek yang nyata dan asli. 2. Dapat menerapkan peraturan, proses operasi aliran data, dan hal baru yang lainnya tanpa mengganggu operasional sistem yang nyata. 3. Hipotesis tentang terjadinya suatu fenomena dapat diketahui kebenarannya. 4. Dapat mengamati pentingnya peran dari suatu variabel dalam performansi sebuah sistem. 5. Dapat mengamati interaksi antar variabel dengan jelas. 6. Dapat membantu memahami bagaimana suatu sistem berjalan sebenarnya, bukan berdasarkan pemikiran perorangan. Permasalahan yang sering dihadapi dalam membuat suatu model simulasi bukan tidak mungkin tanpa halangan. Model simulasi yang diterapkan juga memiliki kecendrungan yang berarti dalam kesulitan mengerjakannya. Salah satunya dalam melakukan perancangan model yang merupakan seni yang dipelajari melalui pengalaman seseorang. Oleh karena itu, perancangan antara dua individu dapat saja memiliki kemiripan, Namun satu sisi dapat terlihat perbedaannya dengan yang lainnya. Selain itu, kesulitan yang kerap dijumpai dalam hal melakukan interpretasi hasil keluaran simulasi yang banyak mengandung variabel acak. Hal ini mengakibatkan kesulitan dalam menentukan hasil simulasi apakah berdasarkan hubungan antar komponen sistem ataupun hanya berupa randomatif sistem tersebut. Namun dalam beberapa kasus, solusi analisis dapat dimungkinkan atau mungkin juga lebih disukai. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebelum dapat mensimulasikan sistem, maka terlebih dahulu harus dikembangkan model dari sistem yang bersangkutan [8]. Universitas Sumatera Utara Adapun tujuan dari studi pemodelan adalah untuk menentukan informasi variabel dan parameter yang dianggap penting untuk dikumpulkan, sehingga tidak ada model yang unik. Karena keunikan yang terdapat pada suatu sistem tersebut tidak menghasilkan suatu metode yang bersifat menutupi kompleksnya suatu sistem yang sulit, namun menambah tingkat kesulitan tersebut. Satu sistem dapat memiliki pelbagai model, tergantung dari sudut pandang dan kepentingan si pembuat model itu sendiri. Suatu model yang baik menjadi pertimbangan yang sangat penting yang harus dilakukan oleh si pembuat model sebelum memulai untuk perancangan model tersebut. Untuk menilai apakah model tersebut dapat dianggap baik cukup sulit, tetapi garis besarnya dapat disebutkan kriteria suatu model yang baik antara lain : 1. Mudah dimengerti pemakainya 2. Harus mempunyai tujuan yang jelas 3. Dinyatakan secara jelas dan lengkap 4. Mudah dikontrol dan dimanipulasikan oleh pemakai 5. Mengandung pemecahan masalah yang penting dan jelas 6. Mudah diubah, mempunyai prosedur modifikasi 7. Dapat berkembang dari sederhana menuju kompleks

3.2 Pengklasifikasian Model