Umum Model Sistem ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNIK PENGKODEAN HAMMING DAN

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNIK PENGKODEAN HAMMING DAN

BCH PADA SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

4.1 Umum

Pada sistem komunikasi digital, masalah yang kerap sekali muncul pada umumnya adalah bit error rate dari data yang diterima dari sisi pengirim, yang biasanya diakibatkan oleh adanya noise dan interferensi yang terdapat pada sepanjang kanal transmisi. Untuk itu, diperlukanlah teknik pengkodean yang dapat meminimalisasi terjadinya bit error rate tersebut dalam hal penanganan terjadinya bit yang timbul. Ada pelbagai pola metode yang digunakan dalam sistem komunikasi digital, salah satunya adalah dengan menerapkan teknik pengkodean tertentu, seperti Kode Hamming dan Kode BCH.

4.2 Model Sistem

Pada proses pengujian model yang akan disimulasikan, dimana baik sistem pengkodean Hamming maupun BCH menggunakan pembangkit generator bilangan acak yang sama yaitu terdistribusi secara Bernoulli dan menggunakan beberapa blok fungsi yang turut melengkapi efektifitas dari sistem pengkodean tersebut, sehingga terbentuklah model sistem komunikasi seperti pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9 Proses simulasi dimulai dengan menekan tombol bertanda “ ► “ pada simulink window sistem pengkodean yang diuji, yang artinya simulasi segera dilakukan. Selanjutnya sejumlah bit dibangkitkan dari generator bilangan acak, dimana bit informasi yang dibangkitkan dalam bentuk 7 bit dan segera dilakukan buffer sebelum diteruskan Universitas Sumatera Utara ke bagian enkoding. Pada unit enkoding, masing–masing bit informasi yang telah dibuffer akan dikalikan dengan Generator matriks teknik pengkodean pada masing–masing sistem tersebut. Pada sistem pengkodean Hamming, bit informasi akan dikalikan dengan generator matriks Hamming [ 7,4], sementara pada sistem pengkodean BCH akan dikalikan dengan Generator matriks BCH [ 15,7]. Setelah melalui proses enkoding tersebut, maka akan dihasilkan bit Hamming dan bit BCH yang akan melalui proses pentransmisian melewati kanal Noise yang telah dimodelkan pada masing-masing sistem pengkodean tersebut. Selanjutnya bit informasi ini akan didekodekan kembali sebelum akhirnya akan dibandingkan hasil kesalahannya oleh Error Rate Calculation yang ditampilkan oleh display. Dalam hasil akhirmya akan dilihat bentuk bit informasi yang diterima oleh tampilan pada scope.

4.3 Flow Chart Simulasi