Definisi Penyakit Tetanus Penyakit yang Dapat di Cegah dengan Imunisasi DPTHB 1 Definisi Penyakit Dipteri

2.2.3. Definisi Penyakit Tetanus

Tetanus adalah suatu penyakit akut yang bersifat fatal, disebabkan oleh eksotosin produksi bakteri Clostridium tetani, yang merupakan kuman berbentuk batang dan bersifat anaerobic, gram positif yang mampu menghasilkan spora dengan bentuk drumstick. Kuman ini sensitive terhadap suhu panas dan tidak bisa hidup dalam lingkungan ber-oksigen. Sebaliknya, spora tetanus sangat tahan panas dan kebal terhadap beberapa antiseptik. Kuman ini banyak tersebar di dalam kotoran dan debu jalan, usus dan tinja kuda, domba, kucing, anjing, tikus dan lainnya. Kuman masuk ke tubuh manusia melalui luka dan dalam suasana anaerob kemudian terjadi produksi toxin tetanospasmin terjadi dan disebarkan melalui darah dan limfe. Toxin kemudian menempel pada reseptor di sistem saraf Nelson, 2000. Gejala utama penyakit tetanus adalah kontraksi dan spastisitas otot yang tidak terkontrol, kejang dan gangguan sistem saraf otonom. Tetanus selain dapat ditemukan pada anak – anak, juga dijumpai kasus tetanus neonatal yang bersifat fatal. Komplikasi tetanus yang sering terjadi antara lain adalah laringospasme, infeksi nasokomial dan pneumonia ortostatik. Pada anak yang lebih besar sering terjadi hiperpireksia yang juga merupakan tanda tetanus berat. Perawatan luka, kesehatan gigi, telinga merupakan pencegahan utama terjadinya tetanus disamping imunisasi terhadap tetanus baik aktif maupun pasif Krugman’s, 1998. Adapun jadwal dan dosis seperti berikut ini : dipasaran terdapat berbagai kemasan seperti preparat tunggal TT, kombinasi dengan toxoid difteria dan atau pertussis dT,DT,DTwP,DTaP dan kombinasi dengan komponen lain seperti Hib dan Universitas Sumatera Utara Hepatitis B. Beberapa hal yang perlu diingat : 1 Tetanus toxoid yang diberikan bersama DPT diberikan sesuai dengan jadwal imunisasi. 2 Toxoid tetanus yang dibutuhkan untuk imunisasi adalah sebesar 40 IU dalam setiap dosis tunggal dan 60 IU bila bersama dengan toxoid difteria dan vaksin pertussis. 3 Kadar antibodi protektif tercapai setelah pemberian DPT 3 kali, hal ini terbukti pada penelitian bayi- bayi di Indonesia. 4 Sebagaimana toksoid lainnya, pemberian toxoid tetanus memerlukan pemberian berseri untuk menimbulkan dan mempertahankan imunitas IDAI, 2008.

2.2.4. Definisi Penyakit Hepatitis B

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Ketersediaan Sarana Kerja terhadap Kinerja Tenaga Sanitarian dalam Memberikan Pelayanan Hygiene Sanitasi di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh.

0 62 127

Analisis Determinan Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013

3 45 188

Efektivitas Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) terhadap Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Campak pada Bayi di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012

13 83 93

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami terhadap Pemeriksaan Kehamilan di Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar

14 79 101

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Norma Ibu serta Pelayanan Imunisasi terhadap Pemberian Imunisasi DPT/HB3 di Kecamatan Kuta Baro dan Darussalam Kabupaten Aceh Besar

3 35 134

Pengaruh Kompetensi Petugas Imunisasi Terhadap Pelayanan Imunisasi Tetanus Toxoid Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Kabupaten Aceh Barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

5 87 140

Pengaruh Faktor Perilaku Masyarakat Terhadap Perolehan Imunisasi Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007

0 35 103

Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Bekerja Dan Ibu Tidak Bekerja Tentang Imunisasi

0 29 64

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja Tentang Imunisasi

0 16 16

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Ketersediaan Sarana Kerja terhadap Kinerja Tenaga Sanitarian dalam Memberikan Pelayanan Hygiene Sanitasi di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh.

0 0 26