b. Perilaku Pencarian dan Penggunaan System atau Pelayanan Kesehatan atau Sering Disebut Perilaku Pencarian Pengobatan
Health Seeking Behavior
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari
mengobati sendiri self treatment sampai mencari pengobatan keluar negeri. Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan baik
lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya, keluarga dan masyarakat. Dengan perkataan lain
bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga atau masyarakatnya.
c. Domain perilaku
Perilaku merupakan bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisasi orang, namun dalam memberikan respon sangat
tergantung pada karakteristik atau faktor – faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama beberapa orang, namun respon setiap
orang berbeda. Faktor - faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Faktor determinan itu ditentukan atau
dipengaruhi oleh perilaku individu, keluarga, kelompok atau masyarakat itu sendiri. Terbentuknya perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada
domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau subjek diluarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada
subjek tersebut. Ini selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap
Universitas Sumatera Utara
sisubjek terhadap objek yang diketahui tersebut. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon
lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan action terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau objek tadi Notoatmojo, 2007.
Perubahan Perilaku
Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku. Menurut WHO
dalam Notoatmodjo 2007, perubahan perilaku dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : 1. Perubahan alamiah Natural Change.
Perilaku manusia selalu berubah, sebagian perubahan ini disebabkan oleh kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan
lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota masyarakat didalamnya juga akan mengalami perubahan.
2. Perubahan terencana Planned to Change. Perubahan ini terjadi karena direncanakan sendiri oleh subjek. Misalnya Pak
Anwar adalah perokok berat, karena suatu saat ia terserang batuk yang sangat mengganggu maka ia memutuskan untuk mengurangi rokok sedikit demi sedikit dan
akhirnya ia berhenti merokok sama sekali. 3. Kesediaan untuk berubah Readiness to Chage.
Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk
menerima inovasi atau perubahan tersebut berubah perilaku, dan sebagian orang
Universitas Sumatera Utara
lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini disebabkan setiap orang didalam masyarakat mempunyai kesediaan untuk berubah
yang berbeda-beda walaupun kondisinya sama.
Strategi Perubahan Perilaku
Menurut Notoatmodjo 2007, Strategi untuk memperoleh perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Memberikan kekuatan kekuasaan atau dorongan Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau masyarakat
sehingga ia mau melakukan berprilaku seperti diharapkan. Cara ini dapat ditempuh misalnya dengan adanya peraturan-peraturan perundang-undangan yang harus
dipatuhi oleh anggota masyarakat. Cara ini akan menghasilkan perilaku yang cepat, akan tetapi perubahan tersebut belum tentu akan berlangsung lama karena perubahan
perilaku yang terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri. 2. Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi tentang cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit dan sebagainya, akan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut. Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran mereka, dan akhirnya
menyebabkan orang berprilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. 3. Diskusi partisipasi
Cara ini adalah sebagai cara peningkatan cara kedua yang dalam memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja, tetapi dua arah. Hal ini berarti
Universitas Sumatera Utara
masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi, tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya. Dengan
demikian maka pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan mereka peroleh dengan mantap dan lebih mendalam. Dengan partisipasi adalah suatu cara yang baik
dalam rangka memberikan informasi dan pesan-pesan kesehatan.
2.4. Pengetahuan, Sikap dan Norma