5 Stresor spiritual, yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai ketuhanan.
Tidak hanya stresor negatif yang menyebabkan stres, tetapi stresor positif pun dapat menyebabkan stres, misalnya kenaikan pangkat, promosi jabatan, tumbuh
kembang, menikah, mempunyai anak, dan lain-lain, semua yang terjadi sepanjang daur kehidupan.
2.2.3. Jenis Stres
Para ahli psikologi mendefinisikan stres dalam berbagai bentuk. Definisi kontemporer menyebut stres dari lingkungan eksternal sebagai stresor misalnya
masalah pekerjaan, respon terhadap stresor sebagai stres atau distres misalnya perasaan terhadap tekanan. Para peneliti Juga membedakan antara stres yang
merugikan dan merusak yang disebut distres, dan stres yang positif dan menguntungkan, yang disebut eustres.
Selye Sarafino, 1998, menyebutkan satu jenis stres sangat berbahaya dan merugikan, disebut dengan distres. Satu jenis stres lainnya yang justru bermanfaat
atau konstruktif disebut eustres. Stres jangka pendek mungkin mempunyai akibat yang bermanfaat, tetapi jika stres berlangsung terus-menerus akibat yang terjadi
menjadi negatif, karena akan menggangu kesehatan dan kehidupan pada umumnya Safaria dan Safutra, 2009.
2.2.4. Reaksi Stres
Menurut Helmi 2000, dalam Safaria dan. Safutra, 2009, ada 4 macam reaksi stres, yaitu reaksi psikologis, fisiologis, proses berpikir, dan tingkah laku. Keempat
macam reaksi ini dalam perwujudannya dapat bersifat positif, tetapi juga dapat
Universitas Sumatera Utara
berwujud negatif reaksi yang bersifat negatif antara lain berikut ini :
1 Reaksi psikologis, biasanya lebih dikaitkan pada aspek emosi, seperti mudah
marah, sedih ataupun mudah tersinggung. 2
Reaksi fisiologis, biasanya muncul dalam bentuk keluhan seperti pusing, nyeri tengkuk, tekanan darah naik, nyeri lambung, gatal-gatal di kulit, ataupun rambut
rontok. 3
Reaksi proses berfikir kognitif, biasanya tampak dalam gejala sulit berkonsentrasi, mudah lupa, ataupun sulit mengambil keputusan.
4 Reaksi perilaku, pada para remaja tampak dari perilaku-perilaku menyimpang
seperti mabuk, ngepil, frekuensi merokok meningkat, ataupun menghindar bertemu dengan temannya.
2.2.5. Dampak Negatif Stres
Stres dapat menimbulkan dampak negatif bagi individu. Dampak bisa merupakan gejala fisik maupun psikis dan akan menimbulkan gejala-gejala tertentu.
Reaksi stres bagi individu dapat digolongkan menjadi beberapa gejala Rice, 1992, dalam Safaria dan Safutra, 2009, yaitu sebagal berikut :
1 Gejala fisiologis, berupa keluhan seperti sakit kepala, konstipasi, diare, sakit
pinggang, urat tegang pada tengkuk, tekanan darah tinggi
gangguan pencernaan, berubah selera makan, susah tidur dan kehilangan semangat.
2 Gejala emosional, berupa keluhan seperti gelisah, cemas, mudah marah, gugup,
takut, mudah tersinggung, sedih dan depresi.
Universitas Sumatera Utara
3 Gejala kognitif, berupa keluhan seperti susah berkonsentrasi, keputus asaan,
mudah lupa, melamun secara berlebihan dan pikiran kacau. 4
Gejala interpersonal, berupa sikap acuh tak acuh pada lingkungan, apatis, agresif, minder, kehilangan kepercayaan pada orang lain, dan mudah
mempersalahkan orang lain. 5
Gejala organisasional, berupa meningkatnya keabsenan dalam kerjakuliah,
menurunnya produktivitas, ketegangan dengan rekan kerja, ketidakpuasan kerja dan menurunnya dorongan untuk berpretasi.
2.2.6. Dampak Psikofisiologis dari Stres