4.3.3.3 Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja
Berdasarkan Tabel 4.9 di bawah ini diketahui bahwa yang mempunyai beban kerja ringan ringan ternyata 23 orang 19,2 mempunyai stress kerja ringan, yang
mempunyai beban kerja sedang ternyata 75 orang 62,5 dan mempunyai beban kerja berat ternyata 7 orang 5,8 mempunyai stress kerja ringan. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 ada hubungan P value 0,040
antara beban kerja dengan stress kerja. Tabel 4.9
Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh Tahun 2011
Variabel Kategori
Stres Kerja P
value Ringan
Sedang Jumlah
n n
n Beban
Kerja
Ringan 23
19,2 2
1,7 25
20,9 0,040
Sedang 75
62,5 9
7,5 84
70 Berat
7 5,8
4 3,3
11 9,1
Jumlah 105
87,5 15
12,5 120
100
4.4 Analisis Multivariat
Analisa multivariat bertujuan untuk menentukan pengaruh tingkat pendidikan, masa bekerja dan beban kerja dengan stres kerja perawat di rumah sakit jiwa
pemerintah Aceh. Dengan menggunakan uji regresi linear dilakukan uji bivariat antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen, hasil uji p
value 0,25 diikutkan dalam analisa multivariat dengan menggunakan regresi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Untuk Identifikasi Variabel Independen yang
Paling Berpengaruh Terhadap Stres Kerja Petugas di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh
No Variabel
B P value
1. 2.
3. 4.
Constant Pendidikan
Masa Bekerja Beban Kerja
0,103 0,087
0,134 0,457
0,122 0,356
0,032 0,006
Variabel-variabel yang dimasukkan dalam uji regresi adalah prosedur dan
kondisi kesehatan. Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa ketiga faktor ternyata mempengaruhi stres kerja petugas di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh yaitu beban
kerja dengan B adalah 0,457. Persamaan regresi yang didapat adalah sebagai berikut:
Y= 0,103+0,087+0,134+0,457
Koefisien determinasi yang diperoleh adalah 0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan garis yang ada dapat menjelaskan stres kerja petugas kesehatan sebesar
70.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Tingkat Pendidikan dan Stres kerja Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 48 responden yang berpendidikan
tinggi ternyata 42 orang diantaranya mengalami stress ringan dalam bekerja 87,5, dari 66 responden yang berpendidikan rendah ternyata 57 orang 66 diantaranya
juga mengalami stress ringan dalam bekerja dan dari 6 orang responden yang berpendidikan rendah semuanya mengalami stress ringan dalam bekerja 100.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 tidak ada hubungan antara pendidikan dengan stress kerja.
Menurut Arfida 2003, salah satu faktor yang dapat meingkatkan produktifitas atau kinerja perawat adalah pendidikan formal perawat. Pendidikan
memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung dengan pelaksanaan tugas, tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua
sarana yang ada di sekitar kita untuk kelancaran tugas, semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula produktivitas kerja Arfida, 2003. Lebih lanjut Grossman 1999
menyebutkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin
mudah mereka menerima serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi, sehingga akan meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan keluarga. Agar perawat termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya,
Universitas Sumatera Utara