Sumber Stres Jenis Stres

2.2.2. Sumber Stres

Menurut Rasmun 2004, sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh dan di luar tubuh, sumber stres dapat berupa biologik, fisiologik, kimia, psikologik, sosial dan spiritual, terjadinya stres karena stresor tersebut dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai suatu ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan tanda umum dan awal dari gangguan kesehatan fisik dan psikologis. 1 Stresor biologik dapat berupa mikroba, bakteri, virus dan jasad renik lainnya, hewan, bermacam tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang dapat mempengaruhi kesehatan, misalnya tumbuhnya jerawat acne, demam, digigit binatang, dan lain-lain, yang dipersepsikan dapat mengancam konsep diri individu. 2 Stresor fisik dapat berupa perubahan iklim, alam, suhu, cuaca, geografi, yang meliputi letak tempat tinggal, domisili, demografi, berupa jumlah anggota dalam keluarga, nutrisi, radiasi, kepadatan penduduk, imigrasi, kebisingan, dan lain-lain. 3 Stresor kimia, dari dalam tubuh dapat berupa serum darah dan glukosa sedangkan dari luar tubuh dapat berupa obat, pengobatan, pemakaian alkohol, nikotin, kafein, polusi udara, gas beracun, insektisida, pencemaran lingkungan, bahan- bahan kosmetika, bahan-bahan pengawet, pewarna dan lain-lain. 4 Stresor sosial psikologik, yaitu labeling penamaan dan prasangka, ketidakpuasan terhadap diri sendiri, kekejaman aniaya, perkosaan, konflik peran, percaya diri yang rendah, perubahan ekonomi, emosi yang negatif, dan kehamilan. Universitas Sumatera Utara 5 Stresor spiritual, yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai ketuhanan. Tidak hanya stresor negatif yang menyebabkan stres, tetapi stresor positif pun dapat menyebabkan stres, misalnya kenaikan pangkat, promosi jabatan, tumbuh kembang, menikah, mempunyai anak, dan lain-lain, semua yang terjadi sepanjang daur kehidupan.

2.2.3. Jenis Stres

Para ahli psikologi mendefinisikan stres dalam berbagai bentuk. Definisi kontemporer menyebut stres dari lingkungan eksternal sebagai stresor misalnya masalah pekerjaan, respon terhadap stresor sebagai stres atau distres misalnya perasaan terhadap tekanan. Para peneliti Juga membedakan antara stres yang merugikan dan merusak yang disebut distres, dan stres yang positif dan menguntungkan, yang disebut eustres. Selye Sarafino, 1998, menyebutkan satu jenis stres sangat berbahaya dan merugikan, disebut dengan distres. Satu jenis stres lainnya yang justru bermanfaat atau konstruktif disebut eustres. Stres jangka pendek mungkin mempunyai akibat yang bermanfaat, tetapi jika stres berlangsung terus-menerus akibat yang terjadi menjadi negatif, karena akan menggangu kesehatan dan kehidupan pada umumnya Safaria dan Safutra, 2009.

2.2.4. Reaksi Stres