Rencana, menurut A.D Belifante sebagaimana dikutip Ridwan HR 2007: 196, merupakan bagian dari tindakan hukum pemerintahan
bestuurrechtshandeling, suatu tindakan yang dimaksudkan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum. Disimpulkan olwh Eny Kusdarini
2011: 110 bahwa rencana adalah suatu keputusan dari badan atau pejabat tata usaha negara atau alat administrasi negara yang dipakai sebagai dasar
untuk melakukan
tindakan hukum
tata usaha
negara secara
berkesinambungan dan saling berkaitan untuk mengupayakan adanya keadaan tertentu yang tertib dan teratur. Unsur-unsur rencana menurut
Ridwan HR 2007: 199 dalam perspektif hukum administrasi negara, adalah sebagai berikut:
a. Schriftelijke Presentatie Gambaran Tertulis b. Besluit of Handeling Keputusan atau Tindakan
c. Bestuurorgaan Organ Pemerintahan d. Op de Toekomst Gericht ditujukan pada Masa yang Akan Datang
e. Planelemanten Elemen-elemen Rencana f. Ongelijksoortig Karakter Memiliki Sifat yang Tidak Sejenis,
Beragam g. Samenhaang Keterkaitan
h. Al dan Niet voor een Bepaalde Duur untuk Waktu Tertentu
D. Produk-produk Hukum Administrasi Negara pada Pemerintahan Daerah a. Peraturan Daerah
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 1 UUD 1945, negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik. Selanjutnya
ketentuan Pasal 18 ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, dan diatur
dengan undang-undang. Artinya, Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut UUD 1945 menganut asas desentralisasi, bukan sentralisasi
sehingga pemerintahan daerah diadakan dalam kaitan desentralisasi. Dalam kerangka desentralisasi berdasarkan ketentuan pasal 18 ayat 5
UUD 1945 pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah yang oleh Undang-undang ditentukan sebagai
urusan pemerintahan pusat. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa bentuk negara Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia
NKRI yang dijalankan berdasarkan desentralisasi, dengan otonomi yang seluas-luasnya.
Berdasarkan ketentuan Pasa1 136 ayat 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Daerah
ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Peraturan Daerah dibentuk dalam
rangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsikabupatenkota dan tugas pembantuan.
Peraturan Daerah dibentuk berdasarkan pada asas pembentukan perundang-undangan, hal ini diatur dalam ketentuan Pasal 137 Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yakni meliputi:
a. kejelasan tujuan;
b. kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
c. kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
d. dapat dilaksanakan;
e. kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. kejelasan rumusan; dan
g. keterbukaan.
Sedangkan asas yang terkandung dalam materi muatan Peraturan Daerah diatur dalam ketentuan Pasal 138 Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yakni meliputi: a.
pengayoman; b.
kemanusiaan; c.
kebangsaan; d.
kekeluargaan; e.
kenusantaraan; f.
bhineka tunggal ika; g.
keadilan; h.
kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
i. ketertiban dan kepastian hukum; danatau
j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
Kedudukan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah KabupatenKota dalam hierarki peraturan perundang-undangan di
Indonesia dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 7 ayat 1 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, yakni: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; 3. Undang-UndangPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah; 5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan 7. Peraturan Daerah KabupatenKota.
Peraturan Daerah Provinsi atau nama lainnya dan Peraturan Daerah KabupatenKota atau nama lainnya, adalah peraturan perundang-
undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama Kepala Daerah. Hal ini diatur di dalam Ketentuan Umum Pasal 1 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah. Sedangkan menurut Jimly
Asshiddiqie 2011: 69, peraturan daerah itu jelas merupakan salah satu jenis peraturan perundang-undangan yang kedudukannya berada di bawah