Kepala Dukuh Sanggrahan, Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Sleman

TRANSKRIP WAWANCARA Nama: Anas Mubakkir S.S Jabatan: Kepala Seksi Sejarah, Nilai dan Tradisi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman

1. Bagaimana gambaran umum tentang nilai-nilai kearifan lokal yang ada di

Kabupaten Sleman? Jawab: Secara umum nilai-nilai kearifan lokal yang ada di Kabupaten Sleman masih banyak dijumpai di masyarakat, hal ini karena nilai kearifan lokal yg terkandung didalamnya banyak mengajarkan ajaran yang mulia dan adiluhung, salah satu contoh adalah terkait dengan budaya gotong royong, guyub rukun, golong gilig, dimana ajaran yg terkandung didalamnya mengajarkan manusia untuk senantiasa bekerja sama dalam segala aspek. 2. Apakah masyarakat Kabupaten Sleman masih memegang teguh nilai-nilai kearifan lokal yang ada? Jawab: Masyarakat Sleman masih memegang teguh nilai-nilai dimaksud, hal ini bila kita lihat dikehidupan sehari-hari utamanya masyarakat pedesan maka masih terlihat sekali nilai-nilai tersebut masih dipegang dengan baik, misalnya saja masih kita dapati kegiatan-kegiatan yang sifatnya dilaksanakan secara bersama-sama baik dari sisi dana, tenaga, pemikiran, musyawarah dansebagainya. Kegiatannya berupa bersih desa, upacara tradisi daur hidup, mantenan dan lain-lain. 3. Apa saja nilai-nilai kearifan lokal di Kabupaten Sleman yang dapat diangkat untuk pengembangan prinsip-prinsip umum tata kelola pemerintahan yang baik? Jawab: Nilai-nilai kearifan lokal dalam tata pemerintahan di Kabupaten Sleman antara lain: a. Kebersamaan b. Empati, yakni memahami dan dapat merasakan yang dihadapi orang lain c. Kepedulian dan kesediaan untuk memberikan bantuan secara ikhlas d. Kedewasaan Kematangan dalam mengatasi masalah bersama e. Respect, yakni saling menghormati dan menghargai sesama mitra kerja f. Kebajikan, yakni berperilaku santun dan rendah hati serta memberikan kedamaian g. Integritas, yakni mengutamakan kepribadian yang utuh, jujur, amanah, dan bertanggungjawab h. Inovatif, yakni sikap kreatif dalam menciptakan gagasan dan tindakan yang baru sehingga memberikan nilai tambah serta manfaat bagi masyarakat i. Keluwesan, yakni sikap dan tindakan yang luwes, tidak kaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip hukum, norma-norma yang berlaku dan hati nurani j. Kearifan, yakni sikap dan perilaku yang berorentasi pada keseimbangan antara rasionalitas dan moralitas 4. Sejak kapan nilai-nilai kearifan lokal tersebut ada dan dilaksanakan oleh masyarakat Kabupaten Sleman? Jawab: Secara umum nilai-nilai tersebut sudah dilakukan masyarakat sudah sejak lama, bahkan sudah mengakar sampai saat ini, meskipun seiring dgn perkembangan jaman, ada beberapa yg juga sedikit meninggalkannya, meskipun tidak secara keseluruhan 5. Bagaimana sejarah munculnya nilai-nilai kearifan lokal terkait dengan prinsip- prinsip umum tata kelola pemerintahan yang baik di Kabupaten Sleman? Jawab: Sejarah munculnya kearifan lokal, tentu saja hal ini juga mengacu pada Tata Pemerintahan di DIY yang kemudian juga diterapkan di seluruh Kabupaten Kota yaitu : 1. Ajaran dari Ki Hajar Dewantara : a. Ing ngarsa sung tuladha b. Ing madya mangun karsa c. Tut wuri handayani. 2. Hamangku, Hamengku, Hamengkoni a. Hamangku. Mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam berbagai aspekkehidupan dengan pengabdian tanpa pamrih. Membesarkan hati, dengan lebih banyak memberi daripada menerima.Hakekat dari berbudi bawaleksana itulah Hamangku diaktualisasikan b. Hamengku. Mengandung makna hangrengkuh atau ngemong, melindungi dan mengayomi secara adil, tanpa membeda-bedakan golongan, keyakinan, dan agama. Hamengku identik dengan hambeg adil paramarta. c. Hamengkoni. Mengandung makna keteladanan dan watak gung binathara. Dalam situasi sulit, pemimpin adalah juga pengayom yang berdiri paling depan, menjadi panutan dan tampil mengambil tanggung jawab dengan segala resikonya Apabila sifat kepemimpinan ini dilandasi dengan falsafah Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh dan dijiwai dengan idealisme yang kuat, komitmen yang tinggi,integritas moral, serta nurani yang bersih disertai dengan semangat Golong-Gilig, maka lengkaplah sebutan Wataking Satriya Ngayogyakarta. Hal hal inilah salah satu faktor hal mendasari prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan di kabupatenkota. Sumber makalah presentasi Ir. Yuwono Sri Suwito. M.M belaiu adalah Anggota Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya Yogyakarta 6. Apakah nilai-nilai kearifan lokal yang tersebut telah digunakan untuk pengembangan prinsip-prinsip umum tata kelola pemerintahan yang baik? Jawab: Ya, yang kemudian oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dimodifikasi sedemikian rupa sehingga munculah prinsip tata kelola Pemerintah Kabupaten Sleman yaitu “Sleman Sembada”. Salah satu tujuannya yaitu ntuk mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan. Karena memang diperlukan suatu acuan untuk memotivasi dan mengerahkan seluruh potensi masyarakat. “Sleman Sembada” dicanangkan sebagai slogan gerakan pembangunan desa terpadu pada tanggal 2 Maret 1991. yakni Sejahtera, Lestari, Mandiri dan Sehat, Elok dan Edi, Makmur dan Merata, Bersih dan Berbudaya, Aman dan adil, Damai dan Dinamis, Agamis. Dasar hukum, landasan kekuatan slogan