KeputusanKetetapan Administrasi Negara Bentuk-bentuk Hukum Administrasi Negara

b. Bersifat universal, kebalikan dari sifat individual, dan diciptakan untuk mengahdapi peristiwa-peristiwa yang diperkirakan muncul pada masa yang akan datang yang belum jelas terjadinya atau belum jelas bentuk konkretnya; c. Memiliki kekuatan mengoreksi serta memperbaiki dirinya sendiri adalah lazim bagi suatu peraturan untuk mencantumkan suatu klausul yang memuat kemungkinan dilakukannya peninjauan kembali.

3. Perundang-undangan SemuPeraturan Kebijaksanaan

Peraturan kebijaksanaan menurut Bagir Manan 2004: 15 adalah peraturan yang dibuat baik kewenangan atau materi muatannya tidak berdasar pada peraturan perundang-undangan, delegasi atau mandate, melainkan berdasarkan wewenang yang timbul dari Freies Ermessen yang dilekatkan pada administrasi negara untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu yang dibenarkan oleh hukum. Hal ini senada dengan pendapat Eny Kusdarini 2011: 102, disamping membuat keputusan dan peraturan alat administrasi negara juga mengeluarkan produk hukum yang dikenal dengan sebutan pseudo wetgeving atau peraturan-peraturan kebijaksanaan yang sering juga dikenal dengan nama peraturan perundang-undangan semu. Hak ini dilakukan alat tata usaha negara untuk menempuh berbagai langkah kebijaksanaan tertentu. Pengeluaran produk alat administrasi negara yang dikenal dengan sebutan perundang-undangam semu atau pseudo wetgeving dimaksudkan untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugasnya. Menurut Sadjijono sebagaimana dikutip oleh Eny Kusdarini 2011:103-104 perundang-undangan semu atau yang sering dikenal dengan “kebijakan” dan “kebijaksanaan” dimaknai sama, namun secara teoritis berbeda. “kebijakan” secara teoritis adalah perilaku atau tindakan yang mencerminkan kebajikan atau rasa bijak bagi setiap pribadi atau individu pejabat alat administrasi negara, karena itu kebijakan lebih banyak dipengaruhi oleh budi pekerti dan hati nurani setiap pejabat alat administrasi negara bukan kekuasaan semata-mata, sedangkan “kebijaksanaan” adalah sebagai tindakan yang cenderung dan mengarah pada tujuan sebagai pelaksana dari kekuasaan pejabat alat administrasi negara atau organ pemerintahan. Kebijaksanaan ini lahir semata-mata dari wewenang yang diperoleh dan dalam rangka menjalankan wewenang itu. Menurut Bagir Manan sebagaimana dikutip oleh Ridwan HR 2007: 186-187, ciri-ciri peraturan kebijaksanaan yakni sebagai berikut: a. Peraturan kebijaksanaan bukan merupakan peraturan perundang- undangan. b. Asas-asas pembatasan dan pengujian terhadap peraturan perundang- undangan tidak dapat diberlakukan pada peraturan kebijaksanaan. c. Peraturan kebijaksanaan tidak dapat diuji secara wetmatigheid, karena memang tidak ada dasar peraturan perundang-undangan untuk membuat keputusan peraturan kebijaksanaan tersebut. d. Peraturan kebijaksanaan dibuat berdasarkan frieies ermessen dan ketiadaan wewenang administrasi bersangkutan membuat peraturan perundang-undangan. e. Pengujian terhadap peraturan kebijaksanaan lebih diserahkan pada doelmatigheid sehingga batu ujinya adalah asas-asas pemerintahan yang layak. f. Dalam praktik diberi format dalam berbagai bentuk dan jenis aturan, yakni keputusan, instruksi, surat edaran, pengumuman, dan lain-lain, bahkan dapat dijumpai dalam bentuk peraturan.

4. RencanaHet Plan

Selain mengeluarkan produk-produk hukum yang berupa keputusan atau ketetapan, peraturan perundang-undangan semu pseudo wetgeving, alat administrasi negara juga sering mengeluarkan produk yang disebut dengan het plan rencana yang dijumpai di berbagai bidang kegiatan pemerintahan. Rencana merupakan keseluruhan tindakan yang saling berkaitan dari alat administrasi negara untuk mengupayakan terlaksananya keadaan tertentu yang tertibteratur. Suatu rencana menunjukkan kebijaksanaan apa yang akan dijalankan alat administrasi negara pada suatu lapangan tertentu Eny Kusdarini, 2011; 110. Rencana, menurut A.D Belifante sebagaimana dikutip Ridwan HR 2007: 196, merupakan bagian dari tindakan hukum pemerintahan bestuurrechtshandeling, suatu tindakan yang dimaksudkan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum. Disimpulkan olwh Eny Kusdarini 2011: 110 bahwa rencana adalah suatu keputusan dari badan atau pejabat tata usaha negara atau alat administrasi negara yang dipakai sebagai dasar untuk melakukan tindakan hukum tata usaha negara secara berkesinambungan dan saling berkaitan untuk mengupayakan adanya keadaan tertentu yang tertib dan teratur. Unsur-unsur rencana menurut Ridwan HR 2007: 199 dalam perspektif hukum administrasi negara, adalah sebagai berikut: a. Schriftelijke Presentatie Gambaran Tertulis b. Besluit of Handeling Keputusan atau Tindakan c. Bestuurorgaan Organ Pemerintahan d. Op de Toekomst Gericht ditujukan pada Masa yang Akan Datang e. Planelemanten Elemen-elemen Rencana f. Ongelijksoortig Karakter Memiliki Sifat yang Tidak Sejenis, Beragam g. Samenhaang Keterkaitan h. Al dan Niet voor een Bepaalde Duur untuk Waktu Tertentu

D. Produk-produk Hukum Administrasi Negara pada Pemerintahan Daerah a. Peraturan Daerah