Artinya sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Waluyo 1994: 92 validitas atau kesahihan adalah derajat
ketepatan dari instrumen yang kita gunakan. Jadi, hasil dari sebuah tes instrumen bisa dianggap valid jika instrumen tersebut benar-benar cocok
mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi content validity dan validitas konstruk
construct validity.
a. Validitas Isi
Tuckman dalam Nurgiyantoro, 2010: 155 mengemukakan bahwa validitas isi menunjuk pada pengertian apakah alat tes itu mempunyai kesejajaran
sesuai dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran yang diajarkan. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Arikunto 2012: 82 bahwa sebuah tes
dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.
Dengan demikian instrumen harus disesuaikan dengan Kurikulum Satuan Pendidikan KTSP 2006 mata pelajaran bahasa Jerman di SMA Negeri 1
Ngemplak Sleman. Selain itu penyusunan instrumen harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing dan guru pembimbing atau pengampu
mata pelajaran bahasa Jerman SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman.
b. Validitas Konstruk
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang
disebutkan dalam Tujuan Instruksional Arikunto, 2012: 83. Hal ini senada
dengan Surapranata 2006: 53-54 yang menyebutkan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berfikir
seperti yang diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum.
Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan kepada para ahli
expert judgment. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang disusun, apakah instrumen dapat digunakan dengan perbaikan, ada perbaikan, dan
mungkin dirombak total Sugiyono, 2010: 125. Untuk memenuhi validitas konstruksi instrumen dalam penelitian ini, maka peneliti berkonsultasi dengan
guru mata pelajaran bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman sebagai ahli expert judgment dan dosen pembimbing. Dan berikut rumus yang
digunakan:
Keterangan: X
: skor dari tes pertama Y
: skor dari tes kedua XY
: hasil kali skor X dengan Y untuk setiap responden X
2
: kuadrat skor instrumen A Y
2
: kuadrat skor instrumen B N
: jumlah subjek Selanjutnya angka penghitungan dikonsultasikan dengan tabel r pada taraf
signifikansi 5. Apabila r
xy
harganya lebih besar dari maka soal dikatakan
valid Arikunto, 2006: 74. Dibawah ini terdapat tabel yang menyatakan bahwa soal yang digunakan valid.
Tabel 8: Tabel Validitas Penilai 1 dan Penilai 2 Aspek
Penilai 1 Penilai 2
Keterangan
Ausdruckfähigkeit 0,683
0,676 VALID
Aufgabenbewältigung 0,724
0,788 VALID
Formale Richtigkeit 0,789
0,690 VALID
Aussprache und Intonation
0,618 0,661
VALID
2. Reliabilitas Instrumen