Penyiapan Bahan Baku Fermentasi Koji

5 organik dan alkohol yang memberikan aroma khas. Pembuatan kecap secara fermentasi pada prinsipnya adalah pemecahan senyawa makromolekul kompleks yang ada dalam kedelai, seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti peptide, asam amino, asam lemak dan monosakarida. Syarat mutu kecap manis kedelai berdasarkan SNI dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Syarat Mutu Kecap Manis SNI 01-3543-1999 No. Jenis Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan 1.1 Bau Normal, khas 1.2 Rasa Normal, khas 2 Protein Nx6,25, bb - Min. 2,5 3 Padatan terlarut, bb - Min. 10 4 NaCl garam, bb - Min. 3 5 Total gula dihitung sebagai sakarosa, bb - Min. 40 6 Bahan tambahan makanan 6.1 Pengawet 1 Benzoat atau 2 Metil para hidroksi benzoat, 3 Propil para hidroksi benzoat mgkg mgkg mgkg Maks. 600 Maks. 250 Maks. 250 6.2 Pewarna tambahan - Sesuai SNI 01- 0222-1995 7 Cemaran logam 7.1 Timbal Pb Mgkg Maks. 1,0 7.2 Tembaga Cu Mgkg Maks. 30,0 7.3 Seng Zn Mgkg Maks. 40,0 7.4 Timah Sn Mgkg Maks. 40,0 7.5 Raksa Hg Mgkg Maks. 0,05 8 Cemaran Arsen As Mgkg Maks. 0,5 9 Cemaran mikroba 9.1 Angka Lempeng Total Kolonig Maks. 10 5 9.2 Bakteri koliform APMg Maks. 10 2 9.3 E.coli APMg 3 9.4 Kapangkhamir Kolonig Maks. 50 Sumber : Badan Standardisasi Nasional, 1999

C. PROSES PEMBUATAN KECAP SECARA FERMENTASI

Pembuatan kecap dengan cara fermentasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan mikroba yang terdapat di alam fermentasi spontan dan biakan murni koji Hardjo, 1964. Tahap-tahap penting pada pembuatan kecap secara fermentasi adalah sebagai berikut :

1. Penyiapan Bahan Baku

Kedelai mula-mula direndam dengan air bersih selama satu malam. Menurut Fukushima 2003, selama perendaman terjadi perubahan-perubahan kimia, namun tidak 6 menunjukkan derajat penurunan yang kompleks dari nutrien, kecuali perbedaan yang besar pada kandungan karbohidrat. Kedelai yang telah direndam, direbus sampai kulit kedelai menjadi lunak, lalu ditiriskan dan dihamparkan di atas tampah. Bahan baku yang juga digunakan dalam pembuatan kecap adalah gandum. Gandum terlebih dahulu disangrai sebelum masuk ke proses selanjutnya. Proses penyangraian bertujuan untuk menggelatinisasi pati gandum sehingga lebih mudah untuk dihidrolisis dan dimanfaatkan oleh kapang, mudah menguapkan air, dan mematikan mikroorganisme pengganggu Huang dan Teng, 2004.

2. Fermentasi Koji

Kata “koji” merupakan singkatan dari kata kerja dalam bahasa Jepang, yaitu “kabitachi” yang berarti kumpulan jamur Steinkraus, 1983. Orang Cina menyebut koji dengan “chou” yang dipakai sebagai sumber enzim hidrolitik seperti enzim amylase, protease dan lipase. Proses fermentasi koji merupakan proses pencampuran kedelai, gandum, dan starter dalam jumlah tertentu. Kedelai dan gandum yang telah dicampur dengan perbandingan 5:5 sampai 6:4 ditambahkan 0,2-0,3 starter Aspergillus oryzae dan atau Aspergillus sojae kemudian diinkubasikan selama tiga hari Huang dan Teng, 2004. Hampir sebagian starter adalah campuran dari khamir, kapang dan bakteri, tetapi untuk beberapa tujuan telah digunakan kultur murni Muchtadi, 1989. Menurut Yokotsuka 1960, dibawah kondisi yang hangat, lembab dan aerasi yang baik, pertumbuhan spora kapang sangat cepat, dan menjadi jelas sekitar 20 jam sesudah permulaan inkubasi. Panas yang dibebaskan dapat meningkatkan suhu koji sampai sekitar 35 o C atau lebih dari 40 o C. Untuk mencegah kematian kapang akibat kenaikan suhu yang berlebih, perlu dilakukan pendinginan koji yaitu dengan jalan mengaduk koji secara berkala Junaedi, 1987, dimana pengadukan umumnya dilakukan dua kali yaitu sekitar 20-40 jam setelah permulaan inkubasi Yokotsuka, 1960. Inkubasi koji sempurna setelah tiga hari. Menurut Andesta 1987, perlakuan lama inkubasi koji tiga hari menghasilkan kandungan asam nitrogen dan total nitrogen terbesar. Selama masa fermentasi koji, fermentasi bahan memberikan kelunakan, kemanisan, dan bau apek jamuran dimana pertumbuhan kapang memenuhi seluruh permukaan hamparan kedelai. Waktu fermentasi juga merupakan faktor penting dalam fermentasi koji. Menurut Wood 1982, inkubasi koji yang dihentikan terlalu cepat mengakibatkan hidrolisis protein dan polisakarida yang kurang sempurna, enzim yang dihasilkan oleh kapang juga sedikit sehingga tidak akan menghasilkan komponen yang menghasilkan cita rasa khas kecap Steinkraus et al, 1983. Sebaliknya bila masa inkubasi koji terlalu lama akan menghasilkan produksi amonia berlebihan sehingga tercipta pembentukan flavor yang menyimpang Wood, 1982. Menurut Yokotsuka dan Sasaki 1998, ciri-ciri koji yang bermutu baik adalah berwarna hijau gelap untuk koji yang dibuat dengan menggunakan starter Aspergillus oryzae dan Aspergiluus sojae sedangkan untuk koji yang menggunakan starter Rhizopus sp akan berwarna putih kompak, beraroma khas, pertumbuhan kapang sangat tinggi dan memiliki aktivitas proteolitik dan amilolitik yang tinggi.

3. Fermentasi Garam Moromi