24
Gerakan guling belakang lurus memiliki kelebihan sebagai berikut: 1
Siswa terbiasa dengan posisi lurus akan melatihkan kekuatan pada punggung dan lutut serta membiasakan diri pada teknik guling yang sebagaimana
dipersyaratkan pada teknik Persani. Gerakan guling belakang lurus memiliki kekurangan sebagai berikut:
1 Pada siswa yang lemah otot punggung dan lutut sulit untuk melakukan teknik
guling belakang lurus. 2
Lemparan kaki tidak dilanjutkan sehingga tidak punya cukup dorongan untuk mengangkat badan kebelakang Wawancara dengan pakar senam Bambang
Priyono, tanggal 20 Desember 2010.
2.1.7 Teknik Bantuan Guling Belakang
1 Bantuan pada dasarnya diberikan:
a. Pada beberapa kali pelaksanaan, disaat diperkenalkan bentuk latihan
guling. b.
Pada anak-anak yang perlu mendapatkan bantuan , disebabkan kekurangan pada anak itu sendiri, misalnya:
1. Rasa takutmalu
2. Otot leher yang kurang kuat
3. Kurang koordinasi
4. Gerak yang lamban
5. Bentuk badan terlalu gemuk Imam Soejoedi, 1978:42-43.
25
2 Dalam bentuk mengguling ini, bantuan yang utama harus dijalankan adalah
menyelamatkan benturan belakang kepala atau leher pada dasaralas yang terlalu keras. Pemberian bantuan tersebut harus dilakukan dengan tangkas dan
tepat. a.
Latihan 1-2, menopang dan mendorong pinggang kearah guling kebelakang, dan membawanya kearah guling.
Gambar 3 Teknik bantuan guling belakang, Latihan 1-2
Imam Soejoedi, 1978:49
b. Latihan 3, dengan mengangkat panggul anak dan membawanya kearah
guling.
26
Gambar 4 Teknik bantuan guling belakang, Latihan 3
Imam Soejoedi, 1978:50
2.1.8 Metodik Mengajar Senam
Sistem mengajar senam di Indonesia didasarkan pada system STO Bandung Penyusunan modifikasi STO Bandung. Sistem Bandung adalah sistem
yang secara prinsip mengikuti system Austria, namun disesuaikan dengan kebutuhan bangsa Indonesia.
Sistem senam Austria dikembangkan Gaulhofer dan Streicher, Yang dibagi menjadi 4 empat golongan, yaitu:
1 Latihan normalisasi atau pemulihan.
2 Latihan pembentukan.
3 Latihan pengembangn prestasi.
4 Latihan seni gerak Agus Mahendra, 2000:7.
Menurut Gaulhofer dan Streicher, sistematika tersebut dituangkan kedalam susunan pelajaran latihan jasmani pada umumnya dengan urutan sebagai berikut:
27
1 Bagian A Bagian Pendahuluan.
2 Bagian B Bagian Inti.
3 Bagian C Bagian Akhir Sumanto dan Sukiyo, 1992:196.
Adapun pembagian lebih terperinci kedalam susunan jalannya pelajaran senam sebagai berikut:
1 Bagian pendahuluan atau pemanasan.
2 Bagian Inti.
1 Latihan pembentukan.
2 Latihan keseimbangan.
3 Latihan kekuatan dan ketangkasan.
4 Latihan berjalan dan berlari.
5 Latihan melompat dan meloncat.
3 Bagian akhir atau penenangan Agus Mahendra,2000:7.
2.2 Hipotesis