Implementasi hasil AHP di PT. SIM

atau kali di sekitar perusahaan, yaitu kali Sasak Jarang telah tercemar berat. Memang kondisi kerusakan lingkungan ini bukan karena aktivitas perusahaan semata, karena begitu banyak pabrik yang berada diwilayah aliran kali Sasak Jarang dan juga polusi udara disekitar jalan Diponegoro disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya kendaraan bermotor yang melintasi jalan tersebut. Namun upaya perusahaan dalam mengupayakan rehabilitasi lingkungan ini sesuai dengan kemampuan perusahaan dan dalam bentuk-bentuk yang sesuai akan dapat meningkatkan kinerja CSR berkelanjutan di PT SIM. Di lingkungan internal PT.SIM, di masa mendatang harus meningkatkan kesempatan atau peluang kerja bagi masyarakat sekitar untuk bekerja diperusahaan dengan tetap memperhatikan kinerja usaha secara simultan, yaitu merekrut karyawan yang lebih banyak lagi dari masyarakat sekitar perusahaan, khususnya dari kelurahan Jatimulya yang tentunya dihubungkan dengan kebutuhan pengembangan usaha dan peningkatan kapasitas produksi. Hal ini penting, karena tanpa mempertimbangkan kebutuhan yang ada akan terjadi over kapasitas tenaga kerja, disamping tenaga kerja yang direkrut harus memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. Dalam hubungannya dengan masyarakat sekitar, di kalangan karyawan harus mau minimal mempertahankan keeratan hubungan dengan masyarakat sekitar, dengan tidak membentuk kelompok-kelompok yang eksklusif tanpa mau bergabung dengan masyarakat sekitar. Sebab tanpa adanya keeratan hubungan dengan masyarakat sekitar keberadaan perusahaan ditengah-tengah masyarakat menjadi terancam dan kurang mendapat dukungan atau pembelaan dari masyarakat bila terjadi sesuatu yang merugikan perusahaan. Perusahaan harus menggerakkan karyawannya untuk mencegah disintegrasi sosial tetapi justru berbaur dengan masyarakat Kelurahan Jatimulya.

c. Hasil AHP PT.NMI dan PT HMMI

Hasil analisis dari berbagai kelompok unsur dalam sistem kebijakan CSR berkelanjutan yang dianalisa berdasarkan hirarki dari masing-masing kelompok yang dibandingkan secara berpasangan pairwise comparison dengan menggunakan AHP, untuk mendapatkan faktor-faktor apakah yang menjadi prioritas dari setiap level hirarki yang merlu mendapat perhatian dalam kebijakan CSR berkelanjutan pada PT. SIM sebagaimana dimuat pada Gambar 31. Gambar 31. Hirarki AHP PT.NMI dan PT.HMMI Untuk memilih kebijakan CSR yang berkelanjutan di PT.NMI dan PT.HMMI maka disampaikan kuesioner kepada stakeholders yang terkait dan setelah diolah dengan metode AHP dan dengan software Criterium Decision Plus diperoleh hasil berikut. Untuk level aktor yang menjadi prioritas mendapat perhatian adalah aktor pengusaha skor 0,42. Artinya, pengusaha harus berperan sentral menghasilkan kebijakan CSR berkelanjutan di PT. NMI dan PT. HMMI. Prioritas kedua adalah masyarakat sekitar skor 0,24. Selanjutnya yang menjadi prioritas ketiga adalah pemerintah daerah skor 0,20. Prioritas terakhir adalah pemerintah pusat skor 0,13. Kebijakan CSR Berkelanjutan Dalam Industri Otomotif Masyarakat sekitar 0,24 Pengusaha 0,42 Pemerintah Daerah 0,20 Pemerintah Pusat 0,13 Sosial 0,28 Lingkungan 0,58 Peluang usaha 0,10 Pening- katan kereka- tan sosial 0,17 Pening- katan jumlah lembaga ekonomi dan ke- uang an 0,04 Aktivi- tas peng- hijauan 0,15 Ekonomi 0,14 Pening- katan harga kebutu- han pokok masya- rakat 0,01 Kon- disi Kea- manan 0,10 Kon- servasi Ling- kungan 0,28 Pengembangan usaha tanpa peningkatan kinerja CSR 0,16 Perbaikan kinerja CSR secara konsisten tanpa melihat kinerja usaha 0,17 Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan 0,67 Alternatif Faktor Fokus Aktor Kriteria Disin- tegrasi sosial 0,03 Este- tika lingku- ngan 0,12 Dilihat dari level faktor, maka faktor lingkungan menjadi menjadi prioritas utama untuk mendapat perhatian skor 0,58. Hal ini berkaitan dengan bagaimana upaya perusahaan untuk mempertahankan kondisi lingkungan agar tetap terjaga. Prioritas kedua yang menjadi perhatian adalah faktor sosial skor 0,28 dan terakhir adalah faktor ekonomi skor 0,14. Untuk level kriteria dari masing-masing faktor adalah di bawah faktor ekonomi, yang menjadi prioritas utama adalah peluang usaha skor 0,10, prioritas kedua adalah peningkatan jumlah lembaga ekonomi dan keuangan skor 0,04 dan prioritas ketiga adalah peningkatan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat skor 0,01. Untuk kriteria yang berada di bawah faktor sosial, yang menjadi prioritas dan menjadi perhatian utama adalah peningkatan kerekatan sosial skor 0,17 disusul prioritas kedua adalah kondisi keamanan skor 0,10 dan prioritas ketiga adalah kriteria disintegrasi sosial skor 0,03. Untuk faktor lingkungan kriteria yang menjadi prioritas utama adalah Konservasi Lingkungan skor 0,28 dan diikuti dengan prioritas kedua, yaitu aktivitas penghijauan skor 0,15 dan prioritas ketiga, yaitu estetika lingkungan skor 0,12. Alternatif kebijakan yang direkomendasikan untuk menjadi prioritas utama adalah Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan skor 0,67, disusul oleh Perbaikan kinerja CSR secara konsisten tanpa melihat kinerja usaha skor 0,17 dan prioritas terakhir adalah Pengembangan usaha tanpa peningkatan kinerja CSR skor 0,16.

d. Implementasi hasil AHP di PT NMI dan PT.HMMI

Implementasi kebijakan di PT NMI dan PT HMMI adalah dimulai dengan memfokuskan prioritas utama pada pihak pengusaha sebagai aktor utama yang berperan dalam aktivitas CSR berkelanjutan di PT NMI dan PT HMMI. Bentuknya adalah pihak perusahaan perlu memberikan perhatian serius, baik dalam bentuk penyiapan bagian atau departemen yang mengurus masalah CSR dengan orang-orang yang kompeten di dalamnya, sampai kepada penyediaan anggaran untuk aktivitasnya. Kebijakan perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan menjadi prioritas utama hasil dari analisis sesuai pendapat para pakar dan stakeholders aktivitas CSR di PT.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 -2013

48 518 89

Pengaruh Publikasi Program Corporate Social Responsibility Dalam Periklanan Terhadap Peningkatan Minat Beli Konsumen Pada Produk Air Mineral Aqua

1 70 100

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 55 104

Pengaruh Good Corporate Governance & Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate & Property pada BEI 2011-2013

0 77 98

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

4 84 143

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Dan Kualitas Audit, Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

4 98 116

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa dan Citra Perusahaan(Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa US

4 66 121

Analisis kebijakan corporate social responsibility berkelanjutan pada industri otomotif di Indomobil Group

3 41 457