2.7. Produk Mobil
Standar lingkungan dari mobil yang diproduksi Astra International Tbk, 2002 adalah meliputi :
1. Mengurangi sumber limbah. 2. Mengurangi penggunaan material berbahaya.
3. Mengurangi pengunaan energi termasuk adalah tingkat konsumsi bahan bakar mobil yang diproduksi sesuai kelasnya.
4. Meningkatkan umur produk. 5. Meningkatkan potensi daur ulang recycleablity.
6. Potensi untuk di proses ulang remanufacture. 7. Ketaatan terhadap aturan emisi gas buang sesuai Kep Men LH no.1412003.
8. Persyaratan dalam baku tingkat kebisingan sesuai Kep Men LH no.481996. Pelaksanaan kegiatan CSR pada dasarnya telah memiliki suatu kerangka acuan
frame work yang dijadikan patokan secara global dalam melaksanakan aktivitas CSR, yaitu Global Reporting Initiative GRI. GRI adalah sistem pelaporan kinerja
CSR yang dikenal secara global paling komprehensif Tanimoto and Suzuki, 2008. Khusus dalam aspek otomotif isu-isu utama yang menjadi fokus dalam melaksanakan
CSR dalam aktivitas Sustainable Mobility mobilitas berkelanjutan GRI, 2004 yaitu perjalanan pribadi dan transportasi barang-barang dan orang goods transport masih
menjadi faktor dalam pencemaran polusi dan kemacetan di daerah perkotaan. Isu keselamatan, termasuk keselamatan pejalan kaki pedistrian adalah isu yang semakin
meningkat, khususnya di negara-negara berkembang. Selanjutnya, emisi carbon dioxide CO2 yang berkorelasi langsung dengan tingkat konsumsi bahan bakar fosil,
kontribusi kepada efek gas rumah kaca dan dampaknya terhadap pemanasan global. Produsen kendaraan bermotor akan sangat berkepentingan untuk memenuhi
permintaan konsumen global, serta mengurangi dampak lingkungan dan sosial melalui upaya yang lebih lagi GRI, 2004.
Jenis-jenis isu dalam otomotif GRI, 2004 adalah : 1. Emisi gas rumah kacaperubahan iklim Greenhouse Gas EmissionsClimate
change
Gas-gas yang terperangkap di atmosfir sering disebut greenhouse gases gas-gas rumah kaca. Keberadaan gas-gas rumah kaca inilah yang menyebabkan
meningkatnya pemanasan global US.EPA, 2008. Gas-gas yang masuk dalam jenis ini adalah :
a. Carbon Dioxide CO
2
. Gas ini masuk ke atmosfir melalui pembakaran bahan bakar fosil oil, natural
gas dan coal, limbah solid, produk kayu dan pohon, serta hasil reaksi kimia lainnya seperti industri semen. CO2 dapat berpindah dari atmosfir
sequestered ketika diabsorbsi oleh tanaman pohon sebagai bagian dari siklus karbon biologis.
b. Methane CH
4
Methane diemisikan selama produksi dan transportasi coal, gas alam, dan oil. c. Nitrous Oxide N
2
O Diemisikan selama aktivitas pertanian dan industri, termasuk melalui
pembakaran bahan bakar fosil dan limbah solid. d.
Fluorinated Gases Gas ini terdiri atas hydrofluorocarbons, perfluorocarbons, dan sulfur
hexafluoride, seperti CFCs, HCFCs, dan halons. Dalam kuantitas yang kecil, namun sering disebut sebagai gas-gas berpontensi rumah kaca yang tinggi
high global warming potential gases. Emisi kendaraan bermotor merupakan penyumbang terbesar gas rumah kaca sebesar 60-70, 10 oleh industri,
sisanya dari pembakaran sampah, asap dapur dan lainnya Harjono, 2008. 2.
Mutu udara Air quality Akibat polusi kendaraan bermotor di perkotaan dapat juga menimbulkan udara
yang tidak sehat. Seperti diketahui kendaraan bermotor mengeluarkan gas CO, Nox, dan Sox, Pb, PM10 yang dapat merusak kesehatan. Menurut hasil penelitian
Indonesian Hazardous Materials and Waste Research atau IHWaR di tahun 2008, secara umum satu kendaraan bermotor menghasilkan 8,22 kilogram kg karbon
dioksida per hari. Sementara sebuah pohon berdiameter tajuk 15 m mampu menyerap karbon 28,224 kg per hari, yang digunakan untuk proses fotosintesis.
Untuk pertambahan kendaraan keluaran baru, dibutuhkan rataan minimal 5 pohon untuk menyerap karbon secara optimal dengan kondisi fisik memiliki ukuran
tajuk rataan 1 m. Secara logika ukuran tajuk sangat menentukan dalam penyerapan karbondioksida dalam fotosintesisnya. Artinya korporasi otomotif
dapat memulainya dengan lima pohon untuk setiap kendaraan bermotor yang diproduksi.
3. Kebisingan Noise.
Kebisingan adalah jenis polusi dijalan raya yang merupakan kolektifitas sosial bunyi suara dari kendaraan bermotor. Suara tersebut berasal dari mesin, ban,
aerodynamic, dan sosial pengereman. Faktor yang mempengaruhi terhadap bunyi adalah traffic operations speed, truck mix, age of vehicle fleet, roadway
surface type, tire types, roadway geometrics, terrain, micrometeorology dan the geometry of area structures.
4. Aspek keselamatan Safety aspects
Hal ini merupakan upaya menghindarkan kecelakaan berkendara atau efek berbahaya yang dapat timbul dari kejadian kecelakaan dan secara khusus
merupakan upaya melindungi terhadap kehidupan manusia dan kesehatan. Safety features atau fitur-fitur keselamatan terdiri dari 2 dua kelompok besar :
a. Active Safety
Hal ini berkaitan dengan sosial kendaraan yang menggunakan informasi tentang lingkungan luar kendaraan untuk merubah respons dari kendaraan dan
memperbaiki keamanan berkendara dalam waktu sebelum kecelakaan terjadi atau selama periode kecelakaan crash dengan tujuan menghindari
kecelakaan yang parah. Sistem tersebut merespon terhadap kendaraan lain ataupun dari kendaraan terhadap infrastruktur jalan raya. Seperti RADAR-
based crash avoidance systems atau sistem radar anti kecelakaan, sosial pengereman antilock braking systemABS.
b. Passive Safety
Hal ini adalah berkaitan dengan ketika sebuah kecelakaan berpotensi atau benar-benar terjadi, berbagai sistem keselamatan pasif bekerja untuk
meminimalisasi dampak terhadap individu-individu yang terlibat. Contoh alat yang digunakan adalah Safety Belt, Airbags, dan sebagainya.
5. Kemacetan Congestion.
Kemacetan berkendara traffic congestion adalah ketika volume dari kendaraan menghasilkan permintaan ruang yang lebih besar daripada kapasitas jalan yang
tersedia. Karakteristiknya adalah kecepatan kendaraan rendah, waktu tempuh lama dan meningkatnya antrian. Ada berbagai penyebab terjadinya kemacetan
yaitu : bottlenecks, kecelakaan lalu lintas, cuaca buruk, zona pekerjaan, rambu lalu lintas tidak tersedia, adanya event dijalan raya dan kapasitas kendaraan tidak
seimbang dengan jumlah penumpang yang akan diangkut. 6.Infrastruktur Infrastructure
Hal ini merupakan struktur teknik yang mendukung sebuah masyarakat, seperti jalan, sarana air bersih, penjernihan air, sistem manajemen banjir, komunikasi
internet, saluran telepon, broadcasting dan sebagainya. Bentuk lain dari infrastruktur adalah teknologi informasi, software development tools, jaringan
sosial dan politik dan sebagainya. 7. Akses kepada mobilitas Access to mobility.
Mobilitas diukur dengan jumlah perjalanan per orang per hari. Mobilitas meningkat sesuai dengan pendapatan, mobilitas bervariasi sesuai dengan
karakteristik sosial dan ekonomi, dan laki-laki cenderung lebih bepergian dari pada perempuan Vasconcellos, 2001. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
mobilitas adalah income, gender, usia, kedudukan dan tingkat pendidikan Vasconcellos, 2001. Akses kepada mobilitas adalah akses kepada pekerjaan,
pasar dan tujuan lainnya. 8. Emerging markets pasar yang baru tumbuh
Hal ini adalah digunakan untuk menggambarkan mengenai keadaan sosial dari suatu negara, atau aktivitas bisnis dalam proses industrialisasi yang cepat. Disebut
juga ekonomi yang bertumbuh cepat atau rapid growing economy. Memiliki 4 karakteristik adalah: 1 kekuatan ekonomi dengan populasi besar, sumber daya
yang besar dan pasar yang besar, 2 merupakan masyarakat yang transisi dalam
reformasi ekonomi dan politik, 3 memiliki pertumbuhan tercepat di dunia, 4 merupakan masyarakat yang kritis dalam menanggapi isu Li, 2008. Artinya
Indonesia sebagai salah satu emerging market memiliki tingkat pertumbuhan dalam industri otomotif yang tinggi dengan sumber daya berlimpah ruah dan low
costs. Emerging Market yang merupakan tempat dimana industri otomotif mencari pertumbuhan pendapatan yang tinggi Deloitte and Touche, 2008.
Dalam Emerging Market terdapat jumlah angkatan kerja yang tersedia dalam jumlah besar dan memerlukan penyaluran. Indonesiapun merupakan pasar bagi
produk otomotif yang amat besar, sehingga penyerapan produk, tetapi tinggi yang tidak diimbangi dengan penyediaan infratsruktur pendukung akan menciptakan
permasalahan tersendiri. 9. Produk dan jasa product and services
Pada saat ini produk mobil yang dihasilkan oleh industri otomotif di Indonesia, khususnya oleh Indomobil Group masih didominasi oleh pemakaian bahan bakar
fosil atau bensin dan solar. Masih belum ada produk yang dihasilkan yang menggunakan energi alternatif seperti biofuel, tenaga listrik ataupun tenaga
matahari yang diproduksi secara massal. Berbagai isu dari produk otomotif dari mulai bahan-bahan yang digunakan dalam membuat mobil, apakah menggunakan
bahan yang berbahaya atau tidak, konsumsi bahan bakar, jenis bahan bakar, kelengkapan keselamatan kendaraan, dan sebagainya.
10. Kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar Contribution to local welfare.
Agar perusahaan dapat beroperasi dengan “tenang” disuatu tempat, maka kehadiran perusahaan harus dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat
sekitar dan memberikan peningkatan pendapatan. Sebab perusahaan yang justru menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar atau tidak berdampak apa-
apa terhadap kesejahteraan masyarakat maka kehadirannya ditempat itu tidak akan bertahan lama, akan terusir. Demikian pula kehadiran dari kelompok
perusahaan di lingkungan Indomobil Group harus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan. Demikian pula produk berupa mobil
yang dihasilkan juga mendukung kepada kesejahteraan masyarakat. Mobil yang dihasilkan harus mampu mengakomodasikan kepentingan masyarakat pemakai
terhadap kepentingan mobilitas. Dalam aspek lingkungan khususnya di industri, apabila industri telah
memenuhi persyaratan ambang batas mutu lingkungan atau baku mutu limbah sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup KLH
Republik Indonesia dengan program PROPER atau Program Penilaian Peringkat Pengelolaan lingkungan pada perusahaan Kemeneg LH, 2006, yaitu peringkat Biru
maka perusahaan telah dianggap taat memenuhi persyaratan dan bila mampu melebihi yang dipersyaratkan beyond compliance, perusahaan masuk katagori
socially responsible atau melaksanakan CSR.
2.8. Persepsi Pemangku kepentingan