orang untuk tiap lokasi yang terdiri dari tokoh masyarakat setempat satu orang, manajemen Indomobil Group dua orang untuk tiap lokasi, Pemerintah
KelurahanDesa setempat dua orang, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten dua orang dan Kementerian Lingkungan Hidup satu orang.
3.3.2 Penyusunan Atribut CSR Berkelanjutan dalam Industri Otomotif
Penyusunan atribut CSR berkelanjutan dilakukan dengan konsep dasar pembangunan berkelanjutan sustainable development yang menyatakan bahwa
pengelolaan suatu sumber daya dikatakan berkelanjutan, jika secara ekologi tidak menyebabkan penurunan mutu lingkungan atau lingkungan tetap terjaga, secara
ekonomi layak dan menguntungkan, serta secara sosial berkeadilan. Penyusunan tersebut mempertimbangkan selain berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan
juga memperhatikan pendapat para pakar terhadap pemahaman konsep CSR berkelanjutan dari berbagai literatur. Atribut-atribut CSR berkelanjutan dalam
industri otomotif dimuat pada Tabel 8. Tabel 8. Definisi atribut-atribut yang digunakan untuk menilai tingkat keberlanjutan
kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif di Indomobil Group
No. Faktor
Definisi
Dimensi Ekonomi
1. Peningkatan harga
Tingkat kenaikan
harga-harga kebutuhan
pokok
masyarakat
2. Degradasi infrastruktur
Tingkat kerusakan infrastruktur jalan, jembatan dan sarana unum lainnya
3. Kecenderungan konsumtif Tingkat kecenderungan konsumtif masyarakat
4. Peluang kerja di
perusahaan Tingkat kesempatan kerja di perusahaan bagi masyarakat
5 Peningkatan jenis usaha
dan pekerjaan Variasi jenis usaha dan jenis pekerjaan yang timbul akibat
kehadiran perusahaan efek multiplier
6 Peluang usaha
Tingkat peluang usaha yang timbul sebagai akibat dari kehadiran perusahaan
7 Peningkatan pendapatan
Tingkat pendapatan masyarakat yang timbul akibat keberadaan perusahaan
8 Peningkatan jumlah
lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan
Jumlah lembaga ekonomi dan keuangan seperti pasar, bank dan koperasi simpan pinjam yang tumbuh
Lanjutan Tabel 8.
No. Faktor
Definisi
Dimensi Sosial
1. Keresahan sosial
Tingkat keresahan dalam bentuk protes yang dilakukan warga terhadap keberadaan perusahaan baik yang
terpendam atau terbuka akibat dari ketidaksesuaian harapan dan kenyataan
2.
Konflik benturan sosial Banyaknya konflik yang terjadi diantara anggota
masyarakat, baik terpendam atau terbuka yang disebabkan kehadiran perusahaan dan karyawannya
3. Disintegrasi sosial
Dominasi jenis penduduk yang mengikuti perkumpulan dan lembaga yang ada di lingkungan masyarakat
4.
Erosi nilai-nilai sosial Penyebab
penurunan nilai-nilai
sosial seperti
kegotongroyongan, musyawarah mufakat yang terjadi dalam masyarakat
5. Kerenggangan sosial
Dampak kehadiran perusahaan ini semakin membuat penduduk lokal merasa terkucil, kurang dihargai, merasa
hak-haknya terhadap kesempatan dan akses terhadap sumber daya, pekerjaan dan layanan sosial terabaikan
6.
Kondisi keamanankriminalitas
Tingkat kriminalitas yang terjadi dalam masyarakat
7. Peningkatan etos kerja
Tingkat semangat, mutu kerja dan hasil kerja masyarakat
8. Kerekatan sosial kohesi
sosial Kepekaan perusahaan terhadap kondisi warga sekitar yang
mengalami kesulitan
Dimensi EkologiLingkungan
1. Tingkat pencemaran
udara Persepsi masyarakat terhadap pencemaran udara akibat
kehadiran perusahaan
2. Tingkat kebisingan
lingkungan pabrik Persepsi masyarakat terhadap tingkat kebisingan akibat
kehadiran perusahaan
3. Tingkat pencemaran air
Persepsi masyarakat terhadap pencemaran air akibat kehadiran perusahaan
4. Estetika Lingkungan
Tingkat estetika atau keindahan lingkungan disekitar lokasi perusahaan
5. Tingkat emisi mobil
yang diproduksi Tingkat emisi gas buang mobil yang diproduksi terhadap
baku mutu emisi gas buang kendaraan baru
6. Aktivitas penghijauan
Persepsi masyarakat terhadap upaya perusahaan dalam aktivitas penghijauan di wilayah sekitar perusahaan
7. Rehabilitasi lingkungan
Persepsi masyarakat terhadap upaya perusahaan dalam memperbaiki kondisi lingkungan hidup di wilayah sekitar
seperti pembersihan kali dan penanaman pohon di lahan kritis.
8.
Upaya konservasi lingkungan alam sekitar
Persepsi masyarakat terhadap upaya perusahaan dalam menjaga kelestarian alam dengan menjaga kebersihan dan
keindahan di wilayah sekitar perusahaan
Atas dasar atribut-atribut yang telah disusun tersebut, maka dibuatlah kriteria pembobotan untuk masing-masing atribut Tabel 9
Tabel 9. Kriteria pembobotan atribut-atribut CSR berkelanjutan dalam industri otomotif
Dimensi dan atribut Skor
Baik Buruk
Keterangan
Dimensi ekonomi
Peningkatan harga 0;1;2
2 0 Sangat setuju, 1 Setuju,
2 Tidak setuju
Degradasi infrastruktur 0;1;2
2 0 Sangat setuju, 1 Setuju,
2 Tidak setuju
Kecenderungan konsumtif 0;1
1 0 Ya, 1 Tidak
Peluang kerja di perusahaan 0;1;2
2 0 Tidak ada, 1 Sedikit,
2 Banyak Peningkatan jenis usaha dan
pekerjaan 0;1;2
2 0 Tidak ada, 1 Sedikit,
2 Banyak Peluang usaha
0;1;2 2
0 Tidak ada, 1 Sedikit, 2 Banyak
Peningkatan pendapatan 0;1;2
2 0 Tidak ada, 1 Sedikit,
2 Banyak Peningkatan jumlah
lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan
0;1 1
0 Tidak berdampak, 1 Berdampak
Dimensi Sosial
Keresahan sosial 0; 1; 2
2 0 Sangat resah, 1 Resah,
2 Tidak resah Konflik benturan sosial
0; 1; 2 2
0 Sering, 1 Jarang, 2 Tidak pernah
Disintegrasi sosial 0; 1; 2
2 0 Dominasi pendatang,
1 Dominasi penduduk lokal, 2 Seimbang antara lokal dan
pendatang Erosi nilai-nilai sosial
0; 1; 2 2
0 Sepenuhnya akibat kehadiran perusahaan,
1 Sebagian, akibat kehadiran perusahaan
2 Bukan
akibat kehadiran
perusahaan Kerenggangan sosial akibat
kehadiran perusahaan 0; 1
1 0 Setuju, 1 Tidak setuju
Kondisi keamanankriminalitas
0; 1; 2; 2
0 Meningkat, 1 Tetap 2 Menurun
Peningkatan etos kerja 0; 1;2
2 0 Menurun, 1 Tetap
2 Meningkat Kerekatan sosial kohesi
sosial 0; 1;2
2 0 Tidak setuju, 1 Ragu-ragu,
2 Setuju sekali
Lanjutan Tabel 9
Dimensi dan atribut Skor
Baik Buruk
Keterangan
Dimensi Ekologi
Tingkat pencemaran udara 0; 1; 2
2 0 Banyak, 1 Sedikit,
2 Tidak ada Tingkat kebisingan
lingkungan pabrik 0; 1; 2
2 0 Banyak, 1 Sedikit,
2 Tidak ada
Tingkat pencemaran air 0; 1; 2
2 0 Banyak, 1 Sedikit,
2 Tidak ada
Estetika Lingkungan 0; 1; 2
2 0 Banyak, 1 Sedikit,
2 Tidak ada Tingkat emisi mobil yang
diproduksi 0; 1
1 0 Sama dengan baku mutu, 1
Dibawah baku mutu
Aktivitas penghijauan 0; 1; 2
2 0 Tidak ada 1 Sedikit,
2 Banyak
Rehabilitasi lingkungan 0; 1; 2
2 0 Tidak ada 1 Sedikit,
2 Banyak Upaya konservasi
lingkungan alam sekitar 0; 1; 2
2 0 Tidak ada 1 Sedikit,
2,Banyak
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Analisis Keberlanjutan
Dalam menganalisa apakah suatu aktivitas CSR berkelanjutan atau tidak, maka sesuai dengan sifatnya, dimana CSR adalah berkaitan erat dengan
pembangunan berkelanjutan dengan komponennya meliputi ekonomi, ekologi dan sosial, maka ketiga aspek tersebut sudah termasuk dalam unsur-unsur CSR yang
dikemukakan oleh Carroll 2000, yaitu ekonomi, Legal, Ethical, dan Althruistic dan indikator-indikatornya sebagaimana yang dikemukakan oleh Talaei and Nejati
2008. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi status keberlanjutan dari aktivitas CSR dalam industri otomotif adalah dengan
menggunakan teknik Multi Dimensional Scaling MDS. MDS adalah suatu teknik multi-diciplinary rapid appraisal untuk mengetahui tingkat keberlanjutan dari
aktivitas CSR berdasarkan sejumlah atribut yang mudah diskoring. Atribut dari setiap dimensi ekonomi, sosial dan ekologi yang akan dievaluasi dapat dipilih untuk
merefleksikan keberlanjutan, serta dapat diperbaiki atau dapat diganti ketika
informasi terbaru diperoleh. Ordinasi dari setiap atribut digambarkan dengan menggunakan MDS.
Dalam MDS, obyek atau titik yang diamati dipetakan dalam ruang dua atau tiga dimensi, sehingga obyek atau titik tersebut diupayakan ada sedekat mungkin
terhadap titik asal. Dengan kata lain, dua titik atau obyek yang sama dipetakan dalam satu titik yang saling berdekatan satu sama lain. Sebaliknya obyek atau titik
yang tidak sama digambarkan dengan titik yang berjauhan. Dalam analisis MDS, sekaligus dilakukan Laverage, analisis Monte Carlo, penentuan nilai Stress dan
nilai Koefisien Determinasi R
2
. Analisis Laverage digunakan untuk mengetahui atribut yang sensitif, ataupun intervensi yang dapat dilakukan terhadap atribut yang
sensitif untuk meningkatkan status keberlanjutan. Analisis Monte Carlo digunakan untuk menduga pengaruh galat dalam proses analisis yang dilakukan, pada selang
kepercayaan 95. Nilai Stress dan koefisien determinasi R
2
berfungsi untuk menentukan perlu tidaknya penambahan atribut untuk mencerminkan dimensi yang
dikaji secara akurat. Menurut Kavanagh and Pitcher 2004, model yang baik ditunjukkan dengan nilai Stress di bawah nilai 0,25 dan nilai R
2
di atas kepercayaan 95, sehingga mutu dari analisis MDS dapat dipertanggungjawabkan Fauzi dan
Anna, 2005. Dimensi dalam MDS menyangkut berbagai aspek. Setiap dimensi memiliki
atribut atau indikator yang terkait dengan keberlanjutan kebijakan CSR dalam industri otomotif. Berdasarkan indikator tersebut dilakukan analisis status masing-
masing dimensi kebijakan CSR dalam industri otomotif, terutama terhadap masyarakat di sekitar kawasan lokasi pabrik. Penggunaan teknik MDS mempunyai
berbagai keunggulan, diantaranya sederhana, mudah dinilai, cepat dan biaya yang diperlukan rsosialf murah. Selain itu, teknik ini dapat menjelaskan hubungan dari
berbagai aspek keberlanjutan dan juga mendefinisikan pembangunan kawasan yang fleksibel. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan software pendukung
MDS, yaitu software Rapfish rapid assesement techniques for fisheries yang dikembangkan oleh Fisheries Center University of British Columbia, Canada, yang
dimodifikasi. Dalam analisis MDS setiap data yang diperoleh diberi skor yang