Sikap Bela Negara Penegasan Istilah

dalam penelitian ini adalah pembentukan sikap bela negara yang dilakukan oleh Saka Wira Kartika di Kodim 0710 Pekalongan.

1.5.4 Sikap

Sikap adalah cara seseorang mengkomunikasikan perasaannya kepada orang lain melalui perilaku Hutagalung, 2007:51. Menurut Fishbein dan Ajzen dalam Faturochman, 2006:43 Sikap adalah organisasi yang relatif menetap dari perasaan- perasaan, keyakinan-keyakinan dan kecenderungan perilaku terhadap orang lain, kelompok, ide-ide atau obyek-obyek tertentu. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap yang dibina dalam kegiatan, pelatihan serta bimbingan dari pihak Saka Wira Kartika di Kodim 0710 Pekalongan.

1.5.5 Bela Negara

Bela negara adalah tekad dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut. Tekad, sikap dan tindakan tersebut dilandasi oleh kencintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara Suparyanto, 2009:2. Bela negara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tekad dan tindakan generasi muda dalam kegiatan Saka Wira Kartika di Kodim 0710 Pekalongan yang dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran

Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan status. Artinya seseorang yang telah menjalankan hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan sesuatu peran. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lain tergantung, artinya tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran. Sebagaimana kedudukan, maka setiap orang pun dapat mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola pergaulan hidupnya. Hal tersebut berarti pula bahwa peran tersebut menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang, di samping itu peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya Narwoko, 2004:138-139. Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat social- position merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat indvidu pada organisasi masyarakat. Sedangkan peran lebih banyak menunjuk pada fungsi, artinya seseorang