BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagaimana hakekatnya, sebagai perorangan atau individu, cenderung memiliki keinginan untuk berkumpul dengan individu lainnya, atau
dapat dikatakan terdapat kecenderungan untuk membentuk suatu kelompok. Aristoteles menamakan manusia sebagai zoon politicon makhluk sosial.
Sebagaimana makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan kehadiran sesamanya. Tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri karena berkumpul dengan sesamanya
merupakan suatu kebutuhan.
4
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang
5
Tenaga kerja sebagai makhluk sosial pasti memiliki keinginan untuk berkumpul atau berkelompok atau berserikat dengan tenaga kerja yang lain.
Tenaga kerja merupakan salah satu dari empat faktor produksi dalam perusahaan , telah
menjadi landasan hukum bahwa setiap warga negara Indonesia bebas untuk berserikat dan berkumpul. Berserikat dan berkumpul merupakan hak dasar warga
negara Indonesia sehingga negara, pemerintah, atau siapapun tidak dapat menghilangkan hak dasar ataupun menghalang-halangi orang yang ingin
berserikat dan berkumpul.
4
Asri Wijayanti, Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap Konvensi ILO-Analisis Kebebasan Berserikat dan Penghapusan Kerja Paksa di Indonesia, Bandung: Karya Putra
Darwati, 2012, hal.98
5
Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945
yang merupakan tempat terjadinya produksi. Sebagai salah satu faktor produksi, tenaga kerja atau yang lebih dikenal dengan pekerja atau buruh, memiliki hak-hak
yang sudah selayaknya mereka terima dari perusahaan tempat mereka bekerja, salah satunya adalah dengan berkumpul dengan sesama pekerjaburuh atau
membentuk suatu kelompok dengan pekerjaburuh. Kelompok tenaga kerja dibentuk karena adanya persamaan status,
persamaan tempat bekerja, ataupun persamaan tujuan di antara mereka sehingga membentuk kelompok tenaga kerja akan lebih memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan menjadi wadah untuk bertukar informasi sesama tenaga kerja. Pekerjaburuh sebagai Warga Negara Indonesia mempunyai persamaan
kedudukan dalam hukum, hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak, mengeluarkan pendapat, berkumpul dalam suatu organisasi, serta
mendirikan dan menjadi anggota serikat buruh.
6
Pada faktanya, masih banyak pekerjaburuh yang di abaikan hak-haknya oleh perusahaan. Seperti kasus yang terjadi pada PT. Tolutug Marindo Pratama,
tidak menerapkan Upah Minimum Provinsi UMP kepada karyawannya. PT. Tolutug Marindo Pratama hanya membayar upah karyawannya Rp 1.000.000,- per
bulan, jauh dibawah UMP Provinsi Sulawesi Utara tahun 2013 sebesar Rp Pekerjaburuh wajib diberikan
perhatian dan perlindungan hukum dalam kegiatannya, hal ini disebabkan masih lemahnya kedudukan pekerjaburuh serta untuk menghindari tidak diberikannya
hak-hak pekerjaburuh oleh para pengusaha dan menghindari perlakuan semena- mena kepada para pekerja.
6
Zaeni Asyhadie, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013, hal.19
1.550.000,-
7
. Terdapat pula kasus penahanan ijazah yang dialami oleh mantan karyawati PT. Phoster Mukakuning, Marlena 24 tahun, yang melaporkan ijazah
Sekolah Menengah Kejuruan SMK miliknya yang hilang ketika ditahan oleh penyalurnya, PT. Cipta Perdana Perkasa.
8
Dari kasus-kasus tersebut, dapat dilihat bahwa pekerjaburuh tidak memiliki kuasa atau kekuatan untuk melawan
pengusaha atau aturan perusahaan yang merugikan pekerjaburuh, maka negara memiliki kewajiban untukmemperhatikan dan melindungi para pekerjaburuh dari
ketidakadilan dan kesewenangan para pengusaha. Padahal pekerjaburuh merupakan mitra kerja pengusaha yang sangat penting dalam proses produksi
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerjaburuh dan keluarganya, menjamin kelangsungan perusahaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia pada umumnya.
9
Kehadiran organisasi pekerja dimaksudkan untuk memperjuangkan hak dan kepentingan pekerja, sehingga tidak diperlakukan sewenang-wenang
Pada dasarnya pekerjaburuh mempunyai kekuatan untuk menghilangkan permasalahan seperti rendahnya pengupahan, buruknya kondisi pelayanan
kesehatan, keselamatan kerja dan sebagainya. Tetapi secara individual pekerja tidak mampu untuk berjuang atas hak-haknya melawan pengusaha dalam
perusahaan tempatnya bekerja akibat pengaruh kekuasan yang lebih besar yang dimiliki oleh pengusaha.Maka dari itu yang dibutuhkan oleh pekerjaburuh adalah
membentuk organisasi pekerja.
7
http:regional.kompasiana.com20131007pt-tmp-langgar-uu-tenaga-kerja- 598235.html diakses pada Sabtu, 10 Januari 2015
8
http:www.transnewsonline.comberita-penahanan-ijazah-karyawan-langgar-uu--no-13- tahun-2003.html diakses pada Sabtu, 10 Januari 2015
9
Penjelasan umum UU No.21 Tahun 2000 Tentang Serikat Buruh
olehpihak pengusaha.
10
UU No.21 Tahun 2000 Tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh secara spesifik mengatur mengenai kebebasan berserikat buruhpekerja, Pasal 5
dikatakan bahwa:“Setiap pekerjaburuh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerjaserikat buruh”. Hak menjadi anggota serikat pekerjaserikat buruh
merupakan hak asasi pekerjaburuh yang sebelumnya telah dijamin dalam Pasal 28 UUD 1945.
Terkait pada Pasal 28 dan Pasal 28E UUD 1945 mengenai kemerdekaan dan kebebasan berkumpul dan berserikat serta melihat lemahnya
kedudukan pekerjaburuh di dunia kerja, makapada akhirnya pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang berfungsi melindungi hak
asasi pekerjaburuh dalam hal membentuk organisasi pekerja yang lebih sering disebut dengan Serikat PekerjaSerikat Buruh yaitu dengan mengeluarkan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 131.
11
Serikat pekerjaserikat buruh merupakan hak yang melekat bagi pekerjaburuh, mereka dapat membentuk atau masuk dalam serikat pekerja yang
ada di perusahaan tempat bekerja tanpa intervensi atau pengaruh dari pihak manapun, seperti yang tertulis dalam UU Serikat PekerjaSerikat Buruh yaitu
serikat pekerjaserikat buruh dibentuk atas kehendak bebas pekerjaburuh tanpa ada tekanan atau campur tangan pihak manapun.
12
10
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014, hal. 49.
11
Zaeni Asyhadie, Op.cit, hal. 20.
Hal tersebut juga disebutkan
12
Pasal 9 UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh menyatakan bahwa: “Serikat pekeraserikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerjaserikat buruh
dalam Pasal 2 Konvensi ILO No. 87 Tahun 1948: “Para pekerja dan pengusaha, tanpa perbedaan apapun, berhak untuk mendirikan dan menurut aturan organisasi
masing-masing, bergabung dengan organisasi-organisasi lain atas pilihan mereka sendiri tanpa pengaruh pihak lain”.
13
Hak berserikat itu ada, untuk menjamin jalannya dan berfungsinya organisasi buruh dalam membela anggotanya, berguna
untuk pemenuhan hak pekerjaburuh.
14
TURC Trade Union Right Center, Pusat Studi dan Advokasi Hak-hak Serikat Buruh pernah menangani beberapa kasus yang ditengarai sarat dengan
kepentingan untuk menyingkirkan kebebasan berserikat. Hampir sebagian besar kasus yang ditangani TURC memiliki pola yang sama, yakni PHK Pemutusan
Hubungan Kerja ataupun mutasi terhadap pengurus serikat pekerjaserikat buruh. Seperti kasus PHK PT. Bridgestone Tyre Indonesia terhadap Machmud Permana,
dkk. Machmud dan ketiga rekannya adalah pengurus serikat pekerja di perusahaan itu. Mereka dipecat setelah mempertanyakan kenaikan upah pada tahun 2002
seperti yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama. Terdapat pula perkara Bambang, wartawan harian Kompas yang dipecat karena dianggap melakukan
tindakan indisipliner lantaran tidak bersedia dimutasi ke Ambon. Bambang adalah Sekretaris Perkumpulan Karyawan Kompas yang sempat mempertanyakan
dibentuk atas kehendak bebas pekerjaburuh tanpa tekanan atau campur tangan pengusaha, pemerintah, partai politik, dan pihak manapun”.
13
Konvensi ILO International Labour Organitation No.87 Tahun 1948 Tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi. Konvensi ini diratifikasi pada
tanggal 9 Juni 1998.
14
Asri Wijayanti, Op.cit, hal. 104. Dalam hal ini yang dimaksud dengan “membela anggotanya” adalah serikat pekerjaserikat buruh memiliki kekuatan sebagai suatu organisasi
dalam memperjuangkan hak-hak pekerjaburuh dengan cara ikut melakukan perundingan untuk membuat kesepakatan yang bebas dalam hubungan kerja. Perundingan yang dimaksud adalah
perundingan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, pensiun, PHK, upah, syarat dan kondisi kerja, yang dapat dilakukan oleh serikat pekerjaserikat buruh melalui pengurus-pengurusnya.
kepemilikan saham kolektif karyawan sebesar 20 persen, serta kasus PHK terhadap Mirisnu Viddiana, ia adalah Ketua Serikat Pegawai Bank Mandiri. Ia
dipecat karena dianggap bertanggung jawab atas aksi unjuk rasa ribuan pegawai bank pelat merah di hari libur.
15
Pengusaha yang terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana menghalangi terbentuknya serikat pekerjaserikat buruh seperti yang
tercantum pada Pasal 28 Undang-Undang No.21 Tahun 2000 tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh, yaitu: “Siapapun dilarang menghalang-halangi atau
memaksa pekerjaburuh untuk membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota danatau menjalankan atau
tidak menjalankan kegiatan serikat pekerjaserikat buruh dengan cara: melakukan pemutusan hubungan kerja, memberhentikan sementara, menurunkan jabatan,
atau melakukan mutasi; tidak membayar atau mengurangi upah pekerjaburuh; Berdasarkan kasus tersebut maka kehadiran serikat pekerjaserikat buruh
merupakan hal yang penting sebagai wadah untuk mewakili dan menyalurkan aspirasi pekerja serta dalam memperjuangkan hak-haknya, serta untuk mencapai
persamaan di hadapan hukum dengan pengusaha dalam melakukan perundingan. Namun faktanya, tidak semua perusahaan di Indonesia menghendaki terbentuknya
serikat pekerja buruh di perusahaannya, selain dikondisikan untuk tidak mengorganisir basis massanya, dengan berbagai dalih pengusaha bisa
menjatuhkan sanksi, bahkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja PHK, untuk menghilangkan aktivis serikat pekerjaburuh.
15
http:www.hukumonline.comberitabacahol20044kebebasan-berserikat-jalan-di- tempat diakses pada Senin, 12 Januari 2015
melakukan intimidasi dalam bentuk apapun; melakukan kampanye anti pembentukan serikat pekerjaserikat buruh”, akan dikenakan sanksi pidana berupa
pidana penjara danatau pidana denda. Masalah penerapan ketentuan pidana inilah yang akan menjadi fokus pembahasan dalam penulisan skripsi ini, dimana akan
dianalisis 2 kasus pelanggaran kebebasan berserikat pekerjaburuh yang dilakukan oleh pengusaha, yang pada akhirnya Majelis Hakim menjatuhkan vonis berupa
pidana penjara dan pidana denda kepada pengusaha tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas masalah kebebasan berserikat pekerjaburuh
sehingga tulisan ini diberi judul “PENERAPAN KETENTUAN PIDANA MENGENAI KEBEBASAN BERSERIKAT PEKERJA BURUH DARI
PERSPEKTIF UU NO.21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA SERIKAT BURUH
Studi Putusan Mahkamah Agung No. 2014 KPid.Sus2012 dan Putusan Mahkamah Agung No. 1038 KPid.Sus2009”.
B. Perumusan Masalah