4. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan
pertanggungjawaban manajemen. Beberapa kelemahan laba akuntansi adalah:
1. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva yang belum direalisasi dalam
satu periode karena prinsip cost historis dan prinsip realisasi. 2.
Laba akuntansi yang didasarkan pada cost historis mempersulit perbandingan laporan keuangan karena dengan adanya perbedaan metode perhitungan cost dan
metode alokasi.
3. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis dan konservatisme
dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan. Dari kelemahan yang terdapat pada laba akuntansi, maka dilakukan upaya untuk
mengatasi kelemahan dari konsepsi laba tersebut antara lain: 1.
Berusaha memperbaiki laporan laba akuntansi dengan memberikan tekanan pada data transaksi dan aktualisasi secara lebih mendalam.
2. Sebaiknya ada konsep laba yang tunggal dan operasional yang dapat digunakan
sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. 3.
Membuat konsep tunggal mengenai laba yang lebih sesuai dengan apa yang disebut konsep laba secara ekonomi.
4. Seharusnya ada berbagai konsep laba untuk berbagai kepentingan different income
for different purposes.
2.1.2 Arus Kas Operasi
Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan, sehingga aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi yang dilaporkan
dengan dasar akrual. Laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas dari langganan.
Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan
karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.
Menurut Soemarso 2004:44 “Laba tunai disebut juga dengan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan”. Laba bersih perusahaan adalah hal yang penting,tetapi arus
kas lebih penting lagi karena dividen harus dibayar secara tunai dan karena kas diperlukan dalam membeli aktiva untuk melanjutkan operasi perusahaan.
Aktiva operasional menghasilkan pendapatan lebih banyak melalui penggunanya daripada melalui penjualan kembali aktiva tersebut. Aktiva ini dapat dipandang sebagai
kuantitas jasa ekonomi potensial yang dikonsumsi selama menghasilkan pendapatan. Aktiva ini kontribusi jasa ke operasi berupa kapasitas atau daya, sehingga beban
daya atau kapasitas aktiva operasional tersebut harus diserap menjadi bagian beban produksi dan akhirnya menjadi beban pendapatan. Prinsip-prinsip akuntansi menghendaki
adanya penandingan biaya dari semua jenis aktiva operasional dengan pendapatan selama umur manfaatnya.
Hubungan antara arus kas bersih dan laba bersih dapat ditunjukkan melalui perhitungan arus kas bersih.
Contoh utama beban non kas adalah penyusutan. Pos ini mengurangi laba bersih tetapi tidak dibayarkan secara tunai, sehingga kita akan menambahkan kembali beban ini
ke laba bersih dalam menghitung arus kas bersih. Selain itu, beberapa pajak mungkin ditangguhkan dan beberapa pendapatan mungkin tidak diterima secara tunai dalam satu
tahun, sehingga pos tersebut harus dikurangkan dari laba bersih ketika menghitung arus kas bersih. Pada dasarnya laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan.
Arus kas bersih = Laba bersih – Pendapatan non kas + Beban non kas
2.1.3 Kebijakan Hutang