menunjukkan  peningkatan  aktifitas  siswa  yakni  sebesar  47,5  pada  siklus  I, sebesar  75,9  pada  siklus  II,  dan  sebesar  81,7  pada  siklus  III. Prosentase
perolehan  nilai  hasil  belajar  juga  meningkat,  dari  data  diperoleh  bahwa  hasil belajar  pada  siklus  I  64,7,siklus  II  76,7  dan  pada  siklus  III
88,4.Menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sebesar 12 pada siklus I ke siklus II dan 11,7 dari siklus II ke siklus III.
Berdasarkan  hasil  penelitian  tersebut  terdapat  aspek-aspek  positif  dari kedua  pendekatan  yang  dapat  diterapkan  bersamaan  sehingga  menghasilkan
integrasi  model  yang  sesuai digunakan  untuk  menjadi  solusi  dari  masalah  yang dihadapi di SD Hj. Baiturrahman 1 Semarang. SAVI merupakan pendekatan yang
melibatkan  semua  anggota  badan  dan  seluruh  otak  untuk  mendapatkan pengalaman  belajar.  Dari  aspek  tersebut  akan  dihasilkan  pembelajaran  yang
interaktif  dan  bermakna  karena  siswa  benar-benar  malaksanakan  dan  merasakan semua hal yang beraitan dengan pencapaian hasil belajar.
Penilaian  peneliti  yang  diajukan  merupakan  penguat  dari  penelitian  yang telah  lampau  dan  menekankan  bahwa  pendekatan  SAVI  merupakan  pendekatan
yang layak dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.3 KERANGKA BERFIKIR
Sebagai  salah  satu  sekolah  dasar berkualitas di  Semarang,  SD  Hj,  Isriati Baiturrahman telah  mengembangkan  segala  aspek  alam  meningkatkan  hasil
belajar  siswa.  Berbagai  media  interaktif  juga dimiliki  sekolah  tersebut. Namun adanya  media  yang  bagus  juga  harus  disertai  penggunaan  optimal  dipadukan
dengan  model  dan  pendekatan  yang  sesuai  dengan  karakteristik  dan  tujuan pembelajaran.
Hasil  observasi  dan  analisa  peneliti  menemukan  permasalahan  yang dianggap
berpengaruh pada
kualitas pembelajaran
PKn, guru
telah mengembangkan  pembelajaran  inovatif  serta  media  yang  baik,  namun
pengaplikasiannya  kurang  optimal  sehingga  diperlukan  katalsator  baik  berupa model ataupun pendekatan.
Menggunakan  pendekatan pembelajaran SAVI  Somatic,  Auditory,  Visual,
Intelegncy dengan  media  audio  visual dapat  diarahkan  secara  aktif  dalam pembelajaran dengan media audio visual.
Berdasarkan  data  teoritis  dan  empiris  keunggulan  dari  pendekatan  ini antara  lain  1  pembelajaran lebih  menarik  karena  siswa  berinteraksi  langsung
dengan fenomena dunia nyata; 2 sesuai dengan tahap perkembangan anak SD. 3 pembelajaran  disesuaikan  dengan  gaya  belajar  siswa;  4  siswa  lebih  aktif  karena
menggunakan pikiran dan aktivitas tubuh; 5 pembelajaran lebih bermakna karena menggunakan seluruh indera; 6 Siswa lebih bebas berekspresi dan mengeluarkan
pendapat; 7 Siswa dapat saling bekerjasama, dan alam sebagai media merupakan katalisator yang akan mempercepat penyerapan pembelajaran.
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN
Penerapan pendekatan  pembelajaran  tipe Somatic,  Auditory,  Visual,
Intelegency dengan  media  audio  visual dapat  meningkatkan aktivitas  siswa, keterampilan guru, dan hasil belajar siswa kelas IV A SD Hj. Isriati Baiturrahman
1 Semarang.
Siswa: 1. Hasil belajar
PKn kurang dari KKM
2. Siswa kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran
3. Kurang termotivasi
dalam mengikuti pelajaran
Hasil: Siswa kurang aktif
belajar karean media tidak menark minat
mereka untuk belajar, sehingga hasil belajar
mereka dibawah KKM.
Kondisi Awal
Solusi
Pemberian Tindakan: Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
SAVI dengan media audio visual
: 1.
Guru  memberi  sugesti  positif  terhadap  siwa  dengan  memencing semangat  siswa  dan  menciptakan  lingkungan  belajar  yang
nyaman. 2.
Guru menyediakan media audio visual yang inovatif dan menarik 3.
Siswa  mefollow  up  pembelajaran  dengan  media  tersebut  dengan mempraktekkan.
4. Siswa dapat menjelasakan esensi kompetensi dari pembelajaran .
Hasil: Dalam proses
pembelajaran siswa menjadi lebih aktif
mengikuti pembelajaran,
pendekatan menuntut mereka menggunakan
seluruh otak dan tubuhnya, siswa akan
terangsang untuk aktif, sehingga hasil belajar
PKn dapat melampaui niai KKM.
Guru: 1. Penerapan
metode pembelajaran
kurang maksimal
2. media kurang maksimal
penggunaan media.
62
BAB III METODE PENELITIAN