Pengertian Kemandirian Belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

2.2. Kemandirian Belajar

2.2.1. Pengertian Kemandirian Belajar

Kemandirian merupakan suatu kekuatan internal individu yang diperoleh melalui proses individuasi Ali dan Asrori, 2005:104. Proses individuasi adalah realisasi kedirian dan proses menuju kesempurnaan. Metode belajar yang sesuai kecepatan sendiri juga disebut mandiri Bustamin, 2014. Maksud dari kecepatan sendiri adalah siswa memiliki tanggung jawab sendiri, sesuai dengan kecepatan sendiri agar mencapai keberhasilan belajar. Semua didasarkan pada sasaran belajar khusus dan bermacam-macam kegiatan dengan beraneka sumber belajar yang berkaitan. Menurut Suhendri 2012, kemandirian belajar adalah suatu aktivitas belajar yang dilakukan siswa tanpa bergantung kepada bantuan orang lain baik teman maupun gurunya dalam mencapai tujuan belajar yaitu menguasai materi atau pengetahuan dengan baik dengan kesadarannya sendiri serta siswa dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kemandirian dalam belajar adalah aktifitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri Tirtarahardja dan La Sulo, 2005:50. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah proses belajar yang dilakukan atas dorongan internal dari individu tanpa bergantung pada orang lain, memiliki tanggung jawab sendiri untuk menguasai kompetensi guna menguasai materi dengan baik dan dapat mengaplikasikan pengetahuannya dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan.

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Selain potensi yang dimiliki sejak lahir, perkembangan kemandirian juga dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang datang dari lingkungannya. Menurut Ali dan Asrori 2005:118, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar yaitu sebagai berikut: Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. Karena otomatis pola asuh orang tua yaitu cara orang tua mengasuh anak akan menjadi contoh sehingga kemandirian tercipta. Selain itu, sistem pendidikan sekolah itu sendiri dimana proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokrasi pendidikan dan cenderung menekankan indokirinisasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward, dan penciptaan kompetitif positif akan memperlancar kemandirian. Bukan hanya sistem pendidikan di sekolah namun juga sistem pendidikan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur sosial merasa kurang aman atau tercekam serta kurang menghargai manifestasi potensi dalam kegiatan produktif. Begitu pula sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi anak dalam bentuk kegiatan, dan tidak terlalu hierarkis akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian anak.

2.2.3. Ciri-ciri Kemandirian Belajar