Teori Belajar Prestasi Belajar

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Prestasi Belajar

2.1.1. Teori Belajar

Secara umum teori adalah serangkaian konsep yang memiliki hubungan sistemetis untuk menjelaskan suatu fenomena tertentu. Dengan adanya teori belajar, siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya sebagai akibat dari adanya proses pembelajaran. Macam-macam teori belajar yang melandasi penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Teori konstruktivisme. Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Seymour Pepert yang didasarkan atas teori Piaget dan Vygotsky. Menurut Sardiman 2011:37 konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah kontruksi bentukan kita sendiri. Artinya pengetahuan yang didapat merupakan akibat dari suatu kontruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Berdasarkan penjelaskan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konstruktivis merupakan pembelajaran yang melatih peserta didik untuk belajar secara mandiri dengan membangun dan mengkostruksi pengetahuannya sendiri. Sehingga teori belajar konstruktivisme memayungi variabel kemandirian belajar. 2. Teori Tindakan Sosial Menurut Max Weber tindakan sosial terjadi ketika individu melekatkan makna subjektif pada tindakan mereka. Hubungan sosial menurut Weber yaitu suatu tindakan dimana beberapa aktor yang berbeda-beda, sejauh tindakan itu mengandung makna dihubungkan serta diarahkan kepada tindakan orang lain. Masing-masing individu berinteraksi dan saling menanggapi. Kondisi sosial ekonomi keluarga memberikan stimulus yaitu berupa dorongan secara sosial dalam pencapaian prestasi belajar. Sehingga secara sederhana dapat dijelaskan bahwa dengan dorongan dari segi sosial keluarga akan membantu siswa dalam mencapai prestasi belajarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka teori tindakan sosial oleh Max Weber memayungi variabel kondisi sosial ekonomi keluarga. 3. Teori Kognitif Teori kognitif dikembangkan oleh Rifa‟i dan Anni. Menurut Rifai dan Anni 2011:105-143 menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada di luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Dengan kata lain aktifitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan informasi. Kegiatan pengolahan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan perubahan perilaku seseorang. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah faktor yang ada dalam diri siswa sehingga dengan minat tersebut akan memacu siswa dalam mencapai prestasi belajarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka teori kognitif memayungi variabel minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2.1.2. Pengertian Prestasi Belajar