16 lengket. Pada tahap pemasakan ini selain ditambahkan gula , juga
ditambahkan asam sitrun untuk menambah rasa asam pada manisan. Pewarna yang sudah dilarutkan juga ditambahkan ke dalam bahan. Setelah
ditiriskan dari air gula, pala ditaburi kristal gula secara merata ke seluruh permukaannya. Pada saat penaburan ini, pala juga dibentuk agar mekar.
Berikutnya adalah pengeringan selama 8 jam untuk mengurangi kandungan air yang masih tersisa di dalam pala. Keesokan harinya pala
dijemur terbalik dan diberi kristal gula lagi bagian bawahnya. Hal ini dilakukan karena pada saat penjemuran tahap pertama yang dijemur baru
bagian atas manisan. Bagian bawah dari manisan dijemur pada penjemuran tahap kedua setelah dilakukan penggulaan lagi.
Selain untuk meningkatkan masa simpan, penjemuran ini dilakukan untuk memudahkan dalam penanganan, transportasi dan
pengemasan. Setelah kering, produk siap dikemas dan dipasarkan. Diagram alir proses produksi manisan kering pala aster dapat dilihat pada
Gambar 3. Manisan yang diproduksi oleh perusahaan manisan SEGER, jika
disimpan dengan baik dan benar, dapat bertahan sampai 3 bulan tanpa mengalami kerusakan. Setelah lewat dari 3 bulan, manisan akan
mengalami beberapa perubahan antara lain: penurunan rasa manis, warna memudar, dan timbul bau apek.
Dengan pertimbangan akan masa simpan, maka perusahaan biasanya memproduksi manisan sesuai dengan permintaan pasar. Dengan
demikian dapat mengurangi kerugian yang diakibatkan rusaknya produk selama masa penyimpanan.
C. IDENTIFIKASI LIMBAH PADA PROSES PRODUKSI MANISAN
PALA
Identifikasi potensi limbah dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah limbah yang dihasilkan dari setiap tahapan proses
untuk kemudian dilakukan kegiatan minimisasi limbah terhadapnya.
17 Minimisasi limbah Waste Minimization merupakan salah satu langkah yang
dapat diterapkan dalam rangka mengatasi masalah lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini meliputi
analisis in-plant yang mencakup pendataan bahan baku, proses produksi, pemilihan bahan baku, reuse dan pengolahan limbah.
Kegiatan minimisasi limbah diawali dengan penyusunan neraca massa. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui potensi limbah yang dihasilkan dari
setiap tahapan proses. Neraca massa merupakan perhitungan aliran bahan dalam suatu bentuk yang memuat masukan, perubahan, dan hasil yang dapat
Gambar 3. Diagram alir proses produksi manisan kering pala aster Perendaman
Pembilasan Penggulaan I
Pemasakan Penggulaan II
Penjemuran I Penggulaan III
Penjemuran II Penjemuran II
Produk Pengupasan
18 dikenali dari setiap pr oses yang dilewatinya. Penyusunan neraca massa akan
mempermudah dalam mengenali dan mengetahui besaran masukan input dan keluaran output dari suatu proses produksi.
Dalam proses produksi manisan pala ini terdapat 8 tahap operasi dengan susunan neraca massa sebagai berikut:
1. Neraca massa di proses pengupasan
Tabel 1. Neraca massa di proses pengupasan
OUTPUT kghari No
Keterangan INPUT
kghari
Produk utama
Produk samping
Kehilangan A.
1. B.
1. 2.
3. INPUT
Buah pala OUTPUT
Daging pala Biji
Kulit 100
- -
- -
62 -
- -
- 26
12 -
- -
- Jumlah
100 62
38 -
Total Input 100
- Total Output
- 100
2. Neraca Massa di Proses Perendaman
Air Daging Pala
PERENDAMAN
Air Limbah Daging Pala
Garam Na. Bisulfit
Biji Daging Pala
PENGUPASAN
Kulit
19 Tabel 2. Neraca massa di proses perendaman
OUTPUT kghari No
Keterangan INPUT
kghari
Produk utama
Produk samping
Kehilangan A.
1. B.
1. 2.
INPUT Daging pala
Air Garam
Na. Bisulfit OUTPUT
Daging pala Air limbah
62 46,5
6,2 0,031
- -
- -
- -
69,2 -
- -
- -
- 45,53
- -
- -
- -
Jumlah 114,73
69,2 45,53
- Total Input
114,73 -
Total Output -
114,73
Air digunakan dalam jumlah yang cukup besar untuk melakukan perendaman. Tahap perendaman bertujuan untuk membuka
pori-pori buah. Perlakuan ini akan membantu penyerapan gula nanti pada tahap penggulaan. Perendaman dalam larutan garam juga
membantu mengurangi rasa sepat buah yang diakibatkan oleh kandungan tanin dalam buah. Garam yang digunakan sebesar 6,2 kg
dilarutkan dalam 46,5 l air. Perendaman dala m larutan garam selama 1 malam ini juga membantu melunakkan daging buah agar memudahkan
pengolahannya nanti. Natrium Bisulfat sebanyak 0,031 g yang ditambahkan dalam
larutan berfungsi sebagai bahan pengawet. Bahan ini mampu menjaga penampakan daging pala agar tetap menarik dan tidak rusak karena
reaksi browning. Setelah proses perendama n selesai dihasilkan air limbah sebesar 45,53 kg.
3. Neraca Massa di Proses Pembilasan
Air Limbah Daging Pala
Daging Pala
PEMBILASAN
Air
20 Tabel 3. Neraca massa di proses pembilasan
OUTPUT kghari No
Keterangan INPUT
kghari
Produk utama
Produk samping
Kehilangan A.
1. B.
1. 2.
INPUT Daging pala
Air OUTPUT
Daging pala Air limbah
69,20 186
- -
- -
67,72 -
- -
- 187,48
- -
- -
Jumlah 255,2
67,72 187,48
- Total Input
255,2 -
Total Output -
255,2
Tahap pembilasan bertujuan untuk menghilangkan rasa asin dari garam dan sisa Natrium Bisulfit pada daging pala. Pada tahap ini
ada kemungkinan daging buah yang tercabik ikut hanyut dalam air pembilas. Hal ini dapat menjelaskan berkurangnya massa daging buah.
Pembilasan dilakukan sebanyak 4 kali dengan total penggunaan air sebanyak 186 l. Produk samping yang dihasilkan sebesar 187,48 kg
terjadi karena penambahan berat dari daging buah yang terkoyak dan masuk ke air limbah
Air limbah yang dihasilkan ini mengandung kadar COD yang tinggi. Limbah cair merupakan gabungan dari air limbah proses
perendaman dan pembilasan. Jumlah maupun kualitas limbah ini cukup tinggi untuk membebani lingkungan. Tahap pembilasan
memberikan kontribusi limbah yang paling besar jumlahnya dibandingkan denga n tahapan proses yang lain.
4. Neraca Massa di Proses Penggulaan I
Daging Pala
Penggulaan I
Air Gula Daging Pala
Gula
21 Tabel 4. Neraca massa di proses penggulaan I
OUTPUT kghari No
Keterangan INPUT
kghari
Produk utama
Produk samping
Kehilangan A.
1. B.
1. 2.
INPUT Daging pala
Gula OUTPUT
Daging pala Air Gula
67,72 12,4
- -
- -
74,92 -
- -
- 5,2
- -
- -
Jumlah 80,12
74,92 5,2
- Total Input
80,12 -
Total Output -
80,12
Penggulaan merupakan penambahan gula pada daging buah dengan tujuan untuk menambah rasa manis daging buah. Gula juga
berfungsi sama seperti garam, yaitu untuk menghamba t aktivitas mikroorganisme. Gula ditaburkan pada daging pala dan diaduk merata
agar seluruh permukaan daging pala terkena gula. Pori-pori daging yang sudah membesar hasil dari perendaman dengan air garam akan
memudahkan penyerapan gula ke dalam daging buah. Pada tahap ini dihasilkan limbah berupa air gula sisa
penggulaan sebesar 5,2 kg. Air gula ini merupakan campuran dari gula yang tidak terserap oleh buah dan air yang keluar dari buah.
5. Neraca Massa di Proses Pemasakan
Asam sitrat Uap air
Daging Pala
PEMASAKAN
Air gula
Daging Pala Air
Pewarna Gula
22 Tabel 5. Neraca massa di proses pemasakan
OUTPUT kghari No
Keterangan INPUT
kghari
Produk utama
Produk samping
Kehilangan A.
1. 2.
3. 4.
5. B.
1. 2.
3. INPUT
Daging pala Air
Gula Pewarna
As. sitrat OUTPUT
Daging pala Air Gula
Uap air 74,92
32,5 32,5
0,093 0,062
- -
- -
- -
- -
82,99 -
- -
- -
- -
- 8,95
- -
- -
- -
- -
48,13 Jumlah
140,07 82,99
8,95 48,13
Total Input 140,07
- Total Output
- 140,07
Tujuan tahap pemasakan ini adalah pengurangan kadar air dan penahanan gula yang sudah terserap ke dalam daging agar tetap berada
di dalam daging. Pemasakan dilakukan sampai gula yang menempel pada daging buah lengket. Lama pemasakan 45 menit untuk
menghindari kerusakan buah dari pemanasan yang berlebihan. Penambahan asam sitrun sebanyak 62 g dilakukan untuk menambah
rasa asam pada manisan pala, sedangkan penambahan pewarna 93 g dilakukan untuk menambah daya tarik penampakan.
Proses pemasakan menghasilkan limbah berupa air gula sebesar 8,95 kg. Air gula ini berbeda dalam hal warna dan rasa dengan
yang dihasilkan dari proses penggulaan I. Air gula hasil samping proses pemasakan tercampur dengan pewarna dan asam sitrun.
6. Neraca Massa di Proses Penggulaan II
Gula Daging Pala
PENGGULAAN II
Daging Pala
23 Tabel 6. Neraca massa di proses penggulaan II
OUTPUT kghari No
Keterangan INPUT
kghari
Produk utama
Produk samping
Kehilangan A.
1. B.
1. INPUT
Daging pala Gula
OUTPUT Daging pala
82,99 10,61
- -
-
93,6 -
-
- -
-
- Jumlah
93,6 93,6
- -
Total Input 93,6
- Total Output
- 93,6
Penggulaan yang kedua ini selain menambah rasa manis juga untuk menambah penampakan luar manisan. Sebenarnya kandungan
gula di dalam daging sudah cukup pekat. Tetapi penampakan luar manisan aka n lebih menarik jika ditambah dengan kristal gula. Pada
saat penggulaan yang kedua ini manisan dibentuk seperti bunga aster. Gula disisipkan ke dalam kisi-kisi irisan daging buah. Gula akan
mudah melekat pada daging buah yang lengket karena dilapisi dengan gula hasil dari proses pemasakan sebelumnya.
7. Neraca Massa di Proses Penjemuran I
Tabel 7. Neraca massa di proses penjemuran I
OUTPUT kghari No
Keterangan INPUT
kghari
Produk utama
Produk samping
Kehilangan A.
1. B.
1. 2.
3. INPUT
Daging pala OUTPUT
Daging pala Gula sisa
Uap air 93,61
- -
- -
61,81 -
- -
- 15,87
- -
- -
15,93 Jumlah
93,61 61,81
15,87 15,93
Total Input 93,61
- Total Output
- 93,61
Daging Pala Gula sisa
Daging Pala
PENJEMURAN
Uap air
24 Proses penjemuran atau pengurangan kadar air dilakukan untuk
meningkatkan masa simpan. Selain itu, penjemuran juga mempunyai tujuan untuk mempermudah penanganan, transportasi dan
pengemasan. Pada saat penjemuran dihasilkan produk berupa manisan pala sejumlah 61,81 kg. Lama penjemuran sekitar 8 jam.
Proses penjemuran menghasilkan limbah berupa kristal gula yang rontok sebesar 15,87 kg dan uap air sebesar 15,93 kg. Uap air
karena menguap ke udara dianggap sebagai kehilangan bahan. 8.
Neraca Massa di Proses Penggulaan III
Tabel 8. Neraca massa di proses penggulaan III
OUTPUT kghari No
Keterangan INPUT
kghari
Produk utama
Produk samping
Kehilangan A.
1. B.
1. INPUT
Daging pala Gula
OUTPUT Daging pala
61,81 18,35
- -
-
80,16 -
-
- -
-
- Jumlah
80,16 80,16
- -
Total Input 80,16
- Total Output
- 80,16
Penggulaan yang ketiga ini dilakukan untuk menambahkan gula pada bagian bawah manisan yang pada penjemuran I tidak terkena
sinar matahari. Akibatnya, gula di bagian bawah mudah jatuh. Penggulaan yang ketiga ini untuk menutupi permukaan manisan
bagian bawah yang masih belum tertutup gula tersebut. Proses penggulaan yang berhasil akan menghasilkan pala dengan seluruh
permukaannya tertutup kristal gula yang tidak mudah jatuh dari permukaan buah. Penampakan dari kristal gula yang menutupi daging
buah akan menambah daya tarik bagi konsumen. Daging Pala
PENGGULAAN III
Daging Pala
Gula
25 9.
Neraca Massa di Proses Penjemuran II
Tabel 9. Neraca massa di proses penjemuran II
OUTPUT kghari No
Keterangan INPUT
kghari
Produk utama
Produk samping
Kehilangan A.
1. B.
1. 2.
3. INPUT
Daging pala OUTPUT
Daging pala Gula sisa
Uap air 80,16
- -
- -
65,77 -
- -
- 6,03
- -
- -
8,36 Jumlah
80,16 65,77
6,03 8,36
Total Input 80,16
- Total Output
- 80,16
Penjemuran kedua dilakukan dengan membalik posisi manisan. Perubahan posisi manisan akan mempermudah air yang masih tersisa
di dalam buah untuk keluar dari bagian ceruk buah. Proses penjemuran II menghasilkan limbah berupa kristal gula sebesar 6,03 kg dan uap air
yang menghilang ke udara sebesar 8,36 kg. Tabel 10. Neraca bahan total
OUTPUT kghari No
Keterangan INPUT
kghari
Produk utama
Produk samping
Kehilangan 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
Pengupasan Perendaman
Pembilasan Penggulaan I
Pemasakan Penggulaaan II
Penjemuran I Penggulaan III
Penjemuran II 100
114,73 255,2
80,12 140,07
93,6 93,61
80,16 80,16
62 69,2
67,72 74,92
82,99 93,6
61,81 8,16
65,77 38
45,53 187,48
5,2 8,95
- 15,87
- 6,03
- -
- -
48,13 -
15,93 -
8,36
Hasil analisis keseimbangan bahan pada keseluruhan tahapan proses produksi manisan pala kering di perusahaan manisan SEGER
Gula sisa Daging Pala
PENJEMURAN
Uap air
Daging Pala
26 kapasitas produksi 100 kghari menunjukkan jumlah produk samping
307,06 kghari, dan kehilangan bahan karena penguapan sebesar 72,42 kghari.
Pada tahap perendaman dihasilkan limbah cair yang terbuang ke lingkungan sebesar 45,53 kg. Sedangkan kontribusi terbesar dari
jumlah produk samping diberikan oleh tahapan proses pembilasan, yaitu sebesar 187,48 kg berbentuk limbah cair
D. ALTERNATIF PRODUKSI BERSIH