5 Konsentrasi larutan garam yang digunakan tergantung dari jumlah
buah pala yang direndam. Secara umum konsentrasi be rkisar antara 5-25 Lioe, 1991.
B. PRODUKSI BERSIH
Produksi bersih merupakan strategi pengelolaaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu yang dilaksanakan secara terus menerus pada
proses produksi, produk dan jasa sehingga mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan BAPEDAL, 1997.
Pada proses produksi, produksi bersih meliputi konservasi bahan baku dan energi, mengurangi bahan baku yang beracun dan mengurangi jumlah dan
kadar racun dari emisi dan limbah sebelum meninggalkan proses produks i. Pada produk, strategi ini menitikberatkan pada pengurangan dampak selama
daur hidup produk dari saat bahan baku sampai produk tersebut dibuang atau tidak terpakai lagi UNEP IE, 1995. Produksi bersih bertujuan untuk
mengurangi tingkat emisi yang mencemari dan mengurangi produksi limbah pada sumbernya yang sekaligus meningkatkan efisiensi penggunaan bahan
baku, energi dan peralatan. USAID, 1997. Menurut Afmar 1998, produksi bersih difokuskan pada usaha
pencegahan terbentuknya limbah. Dengan melakukan pencegahan dari awal source reduction, pengurangan terbentuknya limbah waste reduction, dan
pemanfaatan limbah dengan prinsip rekoveri recovery, pemakaian ulang reuse, dan daur ulang recycle maka akan secara otomatis meningkatkan
efisiensi proses. Dengan menerapkan produksi bersih, maka perusahaan akan mendapat
manfaat sebagai berikut USAID 1997: 1.
Pengurangan biaya operasi, pengolahan, dan pembuangan limbah 2.
Peningkatan mutu produk 3.
Penghematan bahan baku 4.
Peningkatan keselamatan kerja 5.
Perbaikan kesehatan umum dan lingkungan hidup
6 6.
Penilaian konsumen yang positif 7.
Pengurangan biaya penanganan limbah Teknik-teknik yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan produksi
bersih adalah sebagai berikut United Nation Environment Progamme Industry and Environment, 1995:
1. Pengurangan limbah pada sumbernya source reduction.
a. Good housekeeping
Suatu langkah untuk mencegah suatu kebocoran, tumpahan atau perawatan terhadap alat atau perangkat yang dapat menyebabkan
inefisiensi. b.
Perubahan proses process change -
Perubahan bahan input material input change: penggantian bahan baku dari bahan yang memiliki kadar racun yang tinggi menjadi
bahan yang memiliki kadar racun kecil atau tidak beracun sama sekali dan juga penggunaan bahan yang dapat diperbaharui.
- Pengendalian proses yang baik better process control: modifikasi
dari prosedur atau proses kerja, instruksi pengoperasian mesin dan pendokumentasian jalannya proses dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan meminimisasi limbah dan emisi. -
Modifikasi peralatan equipment modification: memodifikasi peralatan dan perlengkapan yang digunakan pada saat proses
dengan menambahkan alat pengendalian dan pengukuran dalam rangka meningkatkan efisiensi dan minimisasi limbah.
- Perubahan teknologi technology change: penggantian teknologi
dan alur proses dalam rangka meningkatkan efisiensi dan meminimisasi limbah.
2. Daur ulang recycling
a. Penggunaan kembali pada tempatnya on site recovery and reuse:
penggunaan kembali limbah yang dihasilkan ke dalam proses yang sama atau pada proses yang lain di industri tersebut.
b. Produk samping yang bermanfaat creation of useful by-product.
7 3.
Modifikasi produk product modification. Karakteristik produk dapat dimodifikasi untuk meminimisasi dampak
terhadap lingkungan dari proses produksi dan produk it u sendiri pada saat digunakan maupun setelah tidak digunakan atau dibuang.
Akan tetapi perlu disadari bahwa penerapan produksi bersih lebih ke arah pengaturan diri sendiri self regulation dan peraturan yang sifatnya
musyawarah mufakat daripada pengaturan secara paksa command and control . Jadi pada dasarnya yang paling penting adalah adanya kesadaran
untuk merubah sikap dan tingkah laku. Dengan melakukan penerapan produksi bersih, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dari
berkurangnya biaya pengolahan limbah sekaligus keuntungan dari peningkatan efisiensi sistem produksi.
Langkah-langkah pendekatan yang dapat dilakukan untuk menerapkan produksi bersih menurut UNEP IE 1995 adalah sebagai berikut:
1. Langkah pendahuluan.
a. Pembentukan tim
Sebaiknya terdiri dari orang yang memiliki fungsi kerja yang berbeda dan dari tingkat hirarki struktur organisasi yang berbeda. Sehingga
mampu untuk menelaah berbagai tahapan proses dengan baik. b.
Penyusunan daftar tahapan proses dan identifikasi alur limbah Menyusun tahapan proses. Dari situ dapat diidentifikasi input dan
output yang dihasilkan dari suatu tahapan proses. 2.
Analisa tahapan proses. a.
Siapkan diagram alir proses Persiapan diagram alir proses yang lengkap merupakan kunci utama
dalam analisa produksi bersih. Diagram ini merupakan gambaran dari proses produksi yang memperlihatkan tahapan proses dan sumber-
sumber penghasil limbah. b.
Penyusunan neraca massa Neraca merupakan faktor penting dalam penerapan produksi bersih.
karena dengan neraca massa dapat diketahui jumlah limbah, bahan baku, dan produk dalam proses produksi.
8 c.
Karakterisasi limbah Dengan mengkarakterisasi limbah yang dihasilkan maka akan dapat
ditentukan metode dan biaya pengolahannya. d.
Penilaian nilai ekonomis limbah Limbah yang terbentuk dianggap sebagai uang. Baik uang yang
diperoleh dengan memanfaatkannya maupun uang yang dikeluarkan untuk mengolahnya.
e. Pengkajian ulang terhadap proses untuk mengidentifikasi penyebab
limbah 3.
Penilaian peluang-peluang implementasi produksi bersih. Dengan hasil yang diperoleh dari analisa tahapan proses dapat disarankan
beberapa alternatif penerapan produksi bersih. 4.
Pemilihan alternatif produksi bersih yang akan diterapkan. Alternatif produksi bersih yang baik harus layak secara teknis dan
ekonomis serta ramah lingkungan. a.
Kelayakan teknis Evaluasi teknis dilakukan untuk menentukan apakah alternatif yang
ada dapat diterapkan ditinjau dari aspek teknis yang meliputi teknologi, tempat dan proses.
b. Kelayakan ekonomi
Kelayakan ekonomi merupakan hal yang penting bagi suatu alternatif untuk dapat diterapkan. Karena dapat menjadi penentu bagi
diterimanya atau ditolaknya usulan. c.
Dampak lingkungan Tentu saja penerapan produksi bersih harus berakibat positif terhadap
lingkungan, misalnya turunnya kadar atau jumlah pencemar yang dikeluarkan ke lingkungan.
d. Pemilihan solusi yang akan diterapkan
Suatu alternatif baru dapat diterapkan setelah memenuhi ketiga hal di atas.
9 5.
Penerapan solusi produksi bersih. Setelah diperoleh suatu alternatif, maka tinggal menerapkannya.
Penerapan ini harus didukung oleh semua pihak untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
6. Pemeliharaan produksi bersih yang telah diterapkan.
Pemeliharaan perlu dilakukan untuk menjaga agar penerapan produksi bersih tetap berjalan dengan baik.
C. ANALISIS FINANSIAL