BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. DISPEPSIA
Dispepsia ditujukan kepada nyeri berulang, bersifat kronik dan rasa tidak nyaman di daerah perut atas yang dapat berupa mual, muntah,
rasa penuh di perut terutama setelah makan, cepat kenyang, sendawa, dan kadang beberapa klinisi menyatakan disertai rasa terbakartidak
nyaman didaerah retrosternal yang terasa sampai ke leher heartburn. Istilah dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu “dys” jelek dan “peptein” pencernaan. Dispepsia merupakan suatu symptom bukan diagnosis.
5,8,15,29
2.1.1. Etiologi
Penyebab dispepsia dapat diklasifikasikan sebagai organik dan fungsional. Pada dispepsia yang organik, ada 3 penyebab yang paling
sering menyebabkan dispepsia adalah ulkus lambungduodeni, refluks gastro-esofagusGastroesofageal Reflux Disease GERD, dan kanker
lambung keganasan. Penyebab lain dari dispepsia organik ini sangat jarang, obat-obatan tertentu seperti NSAIDs, calcium channel blockers,
methylxanthine, alendronate, orlistat, supplement pottassium, acarbose, dan antibiotik tertentu seperti erytromisin and metronidazole dapat
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan dispepsia. Hampir 60 pasien yang mengalami dispepsia tidak diketahui penyebabnya, dan dinyatakan sebagai dispepsia
fungsional idiopatik , dan sering juga disebut dispepsia nonulkus. Dispepsia fungsional dikatakan bila dijumpai setidaknya 3 bulan gejala-
gejala dispepsia tapi tidak dijumpai kelainan organik ataupun sistemik yang bisa menjelaskan penyebab dari gejala tersebut. Patofisiologi dari
dispepsia fungsional ini masih belum jelas. Beberapa penyakit di luar sistem gastrointestinal dapat pula bermanifestasi dalam bentuk sindrom
dispepsia, seperti gangguan kardiak iskemia inferior, infark miokard , penyakit tiroid dan sebagainya
5,8,15,29
2.1.2. Manifestasi klinis
Ada tiga pola manifestasi klinis yang sering dijumpai pada dispepsia: Kriteria dari consensus Rome II
1. Ulkus like dispepsia, gejala khas berupa rasa terbakar, nyeri di epigastrik yang terlokalisasi dan akan berkurang dengan
pemberian antasida 2. Dysmotility like dispepsia, gejala didominasi rasa mual, muntah,
rasa penuh terutama setelah makan dan cepat kenyang. 3. Dispepsia non spesifik campuran karena tidak ada gejala yang
khas. Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta
dapat akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian
Universitas Sumatera Utara
akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan. Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan
sendawa dan suara usus yang keras. Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri, pada penderita yang lain, makan bisa
mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi perut kembung.
Pada konsensus Rome III, dinyatakan gejala dispepsia fungsional terdiri dari 4 gejala spesifik yang berasal dari gastroduodenal yaitu :
- Rasa penuh setelah makan - Cepat kenyang
- Nyeri uluhati - Rasa terbakar di uluhati
Setidaknya satu dari gejala ini harus muncul dalam 3 bulan terakhir dan dalam 6 bulan setelah didiagnosis. Gejala lain bisa ada atau tidak seperti
bloating , mual, muntah, belching, rasa terbakar. Banyak penelitian yang
menemukan bahwa ada hubungan antara infeksi H.pylori dan dispepsia fungsional, namun tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara
prevalensi dan beratnya gejala dispepsia yang ditemukan antara pasien- pasien yang positif terinfeksi H.pylori dengan pasien dispepsia yang tidak
terinfeksi H.pylori.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 : Criteria Rome III pada dispepsia fungsional
2.2. Helicobacter pylori