yang berbeda muncul, sel- T ini berperan dalam melindungi mukosa dan membantu membedakan bakteri patogen dan komensal. Sel-sel
Immature T helper Th mengekspresikan CD4 dapat berdiferensiasi
kedalam 2 subtipe fungsional, yaitu Th1: mensekresikan IL-2 dan interferon γ, Th2: mensekresi IL-4, IL-5, IL-10. Th2 sel menstimulasi
respon sel B terhadap ekstraseluler patogen, sedangkan Th1 sebagian besar terinduksi sebagai respon terhadap intraselular pathogen.
3,23,24
Kerusakan pada sel-sel epitel lambung juga disebabkan reaktif oksigen dan spesies nitrogen yang dihasilkan oleh neutrofil yang
teraktifasi. Inflamasi kronis juga meningkatkan sel-sel epitel turn-over dan apoptosis
yang mungkin karena efek gabungan dari kontak langsung Fas yang dimediasi antara epitel dan Th1 dan interferon-
γ.
2.2.4 Infeksi HP dan disfungsi endotel
Ada beberapa kemungkinan teori yang dikemukakan bagaimana mekanisme yang mendasari peran kausal infeksi H.pylori dan disfungsi
endotel. Bakteri ini dapat memiliki efek langsung pada struktur dan fungsi sel endotel vaskular. Ekstrak dari H.pylori dilaporkan dapat menginduksi
gangguan proliferasi dan apoptosis dan menurunkan viabilitas dari kultur vaskular sel endotel. Kemungkinan berikutnya adalah pengaruh infeksi
H.pylori terhadap gizi. Infeksi dari H.pylori dapat menyebabkan malabsorpsi folat, vitamin B6, dan vitamin B12. Gangguan pada absorbsi
nutrisi ini bisa mengakibatkan kegagalan metilasi oleh 5-metil-
Universitas Sumatera Utara
tetrahydrofolic asam
sehingga terjadi keadaan yang disebut hyperhomocysteinanemia,
yang merupakan keadaan yang toksik bagi sel endotel.
17,18,21
Gbr. 2.3. Mekanisme host terhadap pathogenesis dari infeksi HP from : N Engl Journal Med 2002
2
Universitas Sumatera Utara
Menurut O’Connor,S 2001 produk mikroorganisme yang berupa endotoksin bersifat virulen pada host, endotoksin ini jika masuk kedalam
sirkulasi darah akan menimbulkan suatu “echo” suatu keadaan teraktifasinya sel-sel yang berhubungan dengan ateroma dan terjadi
pelepasan sitokin seperti IL-1 dan TNF- α. Sitokin ini juga akan
merangsang keluarnya protein fase akut seperti fibrinogen. H.pylori merupakan bakteri yang mempunyai endotoksin berupa lipopolisakarida
LPS yang mengandung fucosilated oligosaccharide antigen, dan diduga LPS ini berhubungan dengan patogenesitas dari strain H.pylori karena
merupakan antigen yang dapat dikenali oleh sistem imun spesifik dan non spesifik dan melibatkan sistem toll-like reseptor TLR-4. Antigen dari
bakteri ini lewis antigen memperlihatkan variasi antigen yang nyata yang diperkirakan berperan dalam immun evasion
19,20,24.
2.2.5. Diagnosis Helicobacter pylori
Pemeriksaan diagnostik untuk memastikan adanya infeksi oleh H.pylori penting dilakukan karena tindakan eradikasi dapat mencegah
terjadinya komplikasi seperti keganasan lambung. Ada beberapa metode diagnostik untuk mendeteksi adanya infeksi H.pylori yang telah
berkembang saat ini. Secara mendasar pemeriksaan diagnostik dibedakan atas penggunaan biopsi melalui endoskopik metode invasif
dan tanpa endoskopik non invasif
Universitas Sumatera Utara
a. Metode non invasif Tes serologi