• Kematian akibat gagal jantung atau syok kardiogenik merujuk pada kematian
yang terjadi dalam kontek perburukan gejala klinis atau adanya tanda gagal jantung tanpa adanya penyebab lain kematian dan tidak ada tanda diikuti IMA.
• Kematian akibat Stroke merujuk pada kematian yang terjadi 30 hari setelah
stroke atau stroke atau yang diakibatkan oleh komplikasi stroke. •
Kematian akibat penyebab kardiovaskular lain merujuk pada kematian kardiovaskular yang tidak termasuk kategori di atas seperti: disritmia, emboli
paru, intervensi kardiovaskular, aneurisma aorta, dll Hicks K A, 2010.
2.2.2 Kematian Non-Kardiovaskular
Kematian non-kardiovaskular digambarkan sebagai kematian yang tidak terpikirkan untuk diakibatkan oleh sebab kardiovaskular. Berikut daftar kematian
non-kardiovaskular: •
Penyebab Non-malignan a. Paru
b. Ginjal c. Gastrointestinal
d. Hepatobiliari e. Pankreatik
f. Infeksi termasuk sepsis g. Non-infeksi systemic inflammatory response syndrome SIRS
h. Hemoragik, bukan intrakranial i. Kegagalan sistem organ selain kardiovaskular contoh: gagal hati, gagal
ginjal
Universitas Sumatera Utara
j. Bedah non-kardiovaskular k. Kecelakaan atau trauma
l. Bunuh diri m. Overdosis obat
• Sebab Malignan
a. Kematian akibat kanker langsung atau b. Kematian akibat komplikasi kanker itu sendiri
c. Kematian akibat penarikan semua terapi Hicks K A, 2010
2.2.3 Kematian yang tidak Terdefinisikan
Kematian yang tidak dapat ditentukan penyebabnya adalah kematian yang tidak dapat dikategorikan kematian kardiovaskular dan kematian non-
kardiovaskular. Hal ini mungkin terjadi akibat kurangnya informasi Hicks K A, 2010.
2.2.4 Stroke
Stroke didefinisikan sebagai episode akut dan disfungsi neurologis yang disebabkan oleh injuri vaskular fokal ataupun global pada otak, korda spina, atau
retinal. Stroke dapat dklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu: stroke iskemik yang diakibatkan oleh adanya area infark pada system saraf pusat; stroke hemoragik
yang diakibatkan oleh hemoragik pada subaraknoid, intraventrikular ataupun intraparenkimal; dan stroke yang tidak diketahui sebabnya yang mungkin
diakibatkan oleh kurangnya informasi untuk menegakkan diagnosis stroke iskemik ataupun stroke hemoragik Hicks K A, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Revaskularisasi Intervensi Koroner Perkutan Berulang
Prosedur revaskularisasi koroner merupakan prosedur yang menggunakan kateter untuk memperbaiki aliran darah miokardial. Peralatan kateterisasi balloon
catheter, cutting balloons, atherectomy devices, lasers, bare metal stent, dan drug-eluting stents digunakan untuk memperbaiki aliran darah miokardial dengan
meningkatkan area luminal pada daerah lesi koroner yang mengalami obstruksi. Tindakan prosedur intervensi koroner perkutan berulang harus dilakukan pada
pasien dengan perburukan gejala angina Hicks K A, 2010.
2.2.6 Faktor Prediktor Terjadinya Kejadian Klinis Kardiovaskular Mayor KKvM