FG,1985, Jenis bumbu yang digunakan dalam pembuatan kerupuk adalah ketumbar dan bawang putih, garam dapur.
2.1.4.4 Air
Air yang digunakan dalam pembuatan kerupuk adalah air yang layak dikonsumsi manusia yaitu air yang memenuhi persyaratan air sehat yaitu dari segi
fisik, kimia, dan mikrobiologi. Secara fisik, air yang sehat adalah yang jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Secara kimia, air sehat memiliki pH netraldan
tidak mengandung bahan kimiawi yang berbahaya dalam batas tertentu. Secara mikrobiologi, air sehat tidak mengandung E coli dan salmonela Aldrinsyah,
2007. Fungsi air dalam proses pembuatan kerupuk adalah untuk mengikat komponen-komponen adonan sehingga menjadi homogen. Air juga dapat
membantu untuk melarutkan garam agar bisa tercampur dengan bahan yang lain sehingga adonan menjadi homogen.
2.2.5 Proses Pembuatan Kerupuk
Pada pembuatan kerupuk ini menggunakan dua metode pengolahan makanan yaitu metode pengukusan dan pengeringan. Metode yang digunakan ini bertujuan
untuk mengawetkan kerupuk sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama.
2.1.5.1 Seleksi Bahan
Semua bahan diseleksi terlebih dahulu dengan memilih bahan dengan kualitas yang baik kemudian ditimbang sesuai dengan formulanya. Penimbangan bahan
harus dilakukan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan jumlah bahan. Hindari pemakaian sendok atau gelas sebagai takaran.
2.1.5.2 Pemberian Bumbu
Tujuan pemberian bumbu yaitu untuk memberikan rasa pada kerupuk. Bumbu yang telah dihaluskan selanjutnya dilarutkan dengan air dan diaduk
sampai tercampur rata kemudian dicampur dengan semua bahan pembuat kerupuk dan adonan diuli diremas remas sambil ditekan hingga adonan tercampur rata,
lembek dan dapat dibentuk.
2.1.5.3 Pencetakan
Setelah proses pembuatan adonan selesai, kemudian dicetak berbentuk lontong atau dengan loyang.
2.1.5.4 Pemasakan
Adonan kerupuk yang telah dicetak kemudian dikukus menggunakan dandang dengan api sedang, selama 30 menit sampai matang.
2.1.5.5 Pendinginan
Setelah pengukusan selesai, adonan yang telah matang kemudian dikeluarkan dari dandang dan diangin anginkan hingga kondisi dingin sehingga
mempermudah pada waktu pengirisan.
2.1.5.6 Pengirisan
Adonan kerupuk yang sudah matang kemudian diiris dengan ketebalan yang sama. Proses pengirisan merupakan proses yang penting karena hasilnya dapat
mempengaruhi penampilan dan berpengaruh terhadap hasil pengeringan.
2.1.5.7 Pengeringan
Kerupuk yang sudah diiris kemudian ditata ditampah kemudian siap untuk dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan sinar matahari
atau menggunakan alat pengering. Cepat atau lambatnya pengeringan dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran, ketebalan bahan dan suhu pengeringan. Setelah dilakukan
proses pengeringan dan kondisi kerupuk kering sebaiknya sebelum di goreng didiamkan terlebih dahulu agar kerupuk menjadi dingin tidak ada sisa-sisa
penguapan sehingga kerupuk tidak cepat rusak.
2.1.5.8 Penggorengan