IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 4.1.1 Gambaran Umum
Instansi Kepabeanan di Indonesia dalam hal ini Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan organisasi yang keberadaannya amat esensial. Institusi ini
memiliki peran sebagai berikut :
•
Perlindungan masyarakat atas masuknya barang-barang berbahaya.
•
Perlindungan kepada industri tertentu dari persaingan barang-barang impor sejenis proteksi.
•
Memberantas penyelundupan.
•
Diberikandititipkan tugas oleh instansi-instansi lain yang berkepentingan dengan lalu lintas barang yang melampaui batas-batas negara.
•
Sekaligus berkewajiban untuk menghasilkan penerimaan negara untuk kepentingan laju perkembangan nasional.
4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 4.1.2.1 Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai, berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Menteri dan mengamankan kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan lalu lintas barang yang masuk atau keluar Daerah
Pabean dan pemungutan Bea Masuk dan Cukai serta pungutan negara
lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4.1.2.2 Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang kepabeanan dan cukai, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalaian, evaluasi dan pengamanan
teknis operasional kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah
pabean, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan teknis operasional di bidang pemungutan bea masuk dan cukai serta
pungutan lainnya yang pemungutannya dibebankan kepada Direktorat Jenderal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. 4. Perencanaan, pembinaan dan bimbingan di bidang pemberian
pelayanan, perijinan, kemudahan, ketatalaksanaan dan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 5. Pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan
dan cukai dan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai serta penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi menjelaskan hirarki, susunan wewnang, dan hubungan. Struktur organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dapat
dilihat pada Gambar 3. Sedangkan tugas dari masing-masing departemen sebagai berikut :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan
pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sekretariat
Direktorat Jenderal mempunyai fungsi : 1. Koordinasi penyusunan naskah kebijaksanaan teknis Direktorat
Jenderal. 2. Pembinaan dan peningkatan kapasitas organisasi, tatalaksana,
pengukuran beban dan prestasi kerja. 3. Pembinaan, pengembangan dan pelaksnaan urusan kepegawaian di
lingkungan Direktorat Jendera. 4. Pelaksanaan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal.
5. Pelaksanaan urusan perlengkapan di lingkungan Direktorat Jenderal. 6. Pembinaan dan pengembangan tata naskah persuratan dinas di
lingkungan Direktorat Jenderal serta pelaksanaan urusan dokumentasi, kepustakaan dan hubungan masyarakat.
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Kantor Pusat Direktorat Jenderal.
2. Direktorat Teknis Kepabean Direktorat Pabean mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
pokok Direktorat Jenderal di bidang teknis kepabeanan berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut, Direktorat Pabean mempunyai fungsi : 1. Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis kepabeanan.
2. Pembinaan dan bimbingan pelaksanaan peraturan perundang- undangan di bidang teknis kepabeanan.
3. Pembinaan dan bimbingan pelaksanaan pemberian kemudahan di bidang kepabeanan.
4. Pembinaan dan bimbingan pelaksanaan peraturan perundang- undangan kepabeanan di bidang klasifikasi barang, tarif bea masuk
dan tarif bea masuk anti dumping. 5. Penelitian keberatan penetapan tarif dan nilai pabean berdasarkan
kebijaksanaan teknis yang ditetapkan Direktur Jenderal. 6. Pembinaan dan bimbingan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan kepabeanan di bidang nilai pabean. 7. Pembinaan, bimbingan dan pelaksanaan penetapan klasifikasi barang,
tarif bea masuk, tarif bea msuk anti dumping, dan nilai pabean serta pemutakhiran profil komoditi dan data nilai pabean.
8. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat. 3. Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal di bidang pembebasan dan
keringanan bea masuk dalam rangka pembangunan dan pengembangan industri, pengembangan ekspor dan dalam rangka pencegahan pencemaran
lingkungan berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktorat
tarif dan harga mempunyai fungsi : 1. Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis, di bidang pembebasan dan
keringanan bea masuk dalam rangka pembangunan dan pengembangan industri, pengembangan ekspor serta pencegahan pencemaran
lingkungan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Pembinaan dan bimbingan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan pabean di bidang pembebasan dan keringanan bea masuk dalam rangka pembangunan dan pengembangan industri,
pengembangan ekspor serta pencegahan pencemaran lingkungan. 3. Pembinaan dan bimbingan pelaksanaan pemberian perizinan dan
fasilitas kepabeanan di bidang penimbunan berikat.
4. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat
.
4. Direktorat Cukai Direktorat Cukai mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
pokok Direktorat Jenderal di bidang cukai berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Untuk menyelenggarakan
tugas tersebut, Direktorat Cukai mempunyai fungsi : 1. Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis di bidang cukai.
2. Perumusan pemberian perizinan dan kemudahan di bidang cukai. 3. Pembinaan dan bimbingan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan cukai di bidang tarif cukai dan harga barang kena cukai. 4. Pembinaan dan bimbingan pelaksanaan pemberian izin dan
kemudahan di bidang cukai. 5. Pembinaan dan bimbingan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan cukai di bidang pita cukai dan pelaksanaan urusan pengadaan, penyimpanan, penyaluran, penukaran dan perusakan pita
cukai. 6. Penelitian keberatan terhadap pencabutan izin dan hasil penutupan
pembukuan rekening barang kena cukai berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan Direktur Jenderal.
7. Penggalian potensi cukai. 8. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.
5. Direktorat Pencegahan dan Penyidikan Direktorat Pencegahan dan Penyidikan mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal di bidang pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undang kepabeanan dan
cukai, penindakan, penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai serta pengelolaan sarana operasi berdasarkan kebijaksanaan teknis
yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Untuk menyelenggarakan tugas
pada tersebut, Direktorat Pencegahan dan Penyidikan Penyelundupan mempunyai fungsi :
1. Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis di bidang pencegahan, penindakan dan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai,
pengenaan sanksi administrasi serta pengelolaan sarana operasi. 2. Pelaksanaan kebijaksanaan teknis Direktorat Jenderal di bidang
pencegahan, penindakan dan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai.
3. Pembinaan, pengendalian dan bimbingan di bidang intelijen dalam rangka pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan
kepabeanan dan cukai. 4. Pembinaan, pengendalian dan bimbingan dalam rangka penindakan di
bidang kepabeanan dan cukai. 5. Koordinasi, pembinaan, bimbingan dan pengendalian dalam rangka
pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan barang larangan dan
pembatasan. 6. Pembinaan, pengendalian dan bimbingan di bidang penyidikan tindak
pidana kepabeanan dan cukai dan pelaksanaan urusan barang hasil penindakan , barang bukti dan uang ganjaran.
7. Pembinaan, pengendalian, bimbingan dan pengelolaan sarana operasi. 8. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.
6. Direktorat Verifikasi dan Audit Direktorat Verifikasi dan audit mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal di bidang verifikasi dan audit berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktorat Verifikasi dan audit mempunyai fungsi :
1. Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis di bidang verifikasi dan audit.
2. Pembinaan, bimbingan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai di bidang verifikasi dan
audit. 3. Perumusan kebijaksanaan dan pelaksanaan kegiatan verifikasi dan
audit. 4. Perumusan kebijaksanaan dan pengendalian pelaksanaan tindak lanjut
hasil verifikasi dan audit. 5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.
7. Direktorat Kepabeanan Internasional Direktorat Kepabeanan Internasional mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal yang berkaitan dengan kerjasama internasional di bidang kepabeanan berdasarkan
kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktorat Kepabeanan Internasional
mempunyai fungsi : 1. Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis kerjasama internasional di
bidang kepabeanan yang berkaitan dengan sistem dan prosedur, penegakan hukum, klasifikasi barang, tarif bea masuk dan nilai
pabean, kerjasama lainnya yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. 2. Pelaksanaan urusan kerjasama internasional di bidang kepabeanan.
3. Pelaksanaan urusan ratifikasi hasil kesepakatan kerjasama internasional di bidang kepabeanan.
4. Koordinasi dan pelaksanaan hasil kesepakatan kerjasama internasional di bidang kepabeanan; pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.
8. Direktorat Perencanaan Penerimaan Bea dan Cukai
Direktorat Perencanaan Penerimaan Bea dan Cukai mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal di bidang
umum perencanaan penerimaan bea dan cukai berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Untuk menyelenggarakan
tugas tersebut, Direktorat Perencanaan Penerimaan Bea dan Cukai mempunyai fungsi :
1. Penyusunan rumusan rencana dan umum kebeacukaian. 2. Pembinaan dan bimbingan pelaksanaan administrasi penerimaan dan
penagihan bea masuk, cukai dan pungutan negara lainnya yang pelaksanaan pemungutannnya dibebankan kepada Direktorat Jenderal
serta pengembalian bea masuk dan cukai. 3. Penelitian atas keberatan penetapan denda administrasi berdasarkan
kebijaksanaan teknis yang ditetapkan Direktorat Jenderal. 4. Evaluasi pelaksanaan rencana penerimaan dan rencana umum di
bidang kepabeanan dan cukai program kerja tahunan serat evaluasi hasil pelaksanaan tugas seluruh unsur di lingkungan Direktorat
Jenderal. 5. Evaluasi pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan aparat
pengawasan fungsional dan laporan masyarakat. 6. Penyusunan laporan dan statistik Direktorat Jenderal.
7. Evaluasi sistem dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai dan koordinasi penyiapan bahan
penyusunan peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai serta bantuan hukum.
8. Pengkajian dan penyusunan rancangan petunjuk pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang pabean dan cukai serta peraturan
perundang-undangan lain yang pelaksanaannya dibebankan kepada Direktorat Jenderal.
9. Pelaksanaan dan koordinasi penyelenggaraan penyuluhan peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai serta pelaksanaan urusan
sarana penyuluhan. 10. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.
9. Direktorat Informasi Kepabeanan Dan Cukai Pusat Pengolahan Data dan Informasi Bea dan Cukai mempunyai
tugas membina dan mengembangkan sistem informasi dan komputerisasi serta melaksanakan pengolahan data, penyajian informasi dan pelayanan
komputerisasi Bea dan Cukai berdasarrkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan Direktur Jenderal Untuk menyelenggarakan tugas tersebut,
Pusat Pengolahan Data dan Informasi Bea dan Cukai mempunyai fungsi: 1. Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis di bidang sistem informasi
kepabeanan dan cukai. 2. Perencanaan, perancangan, pembinaan dan pengembangan sistem
aplikasi dan program aplikasi kepabeanan dan cukai. 3. Perncanaan, pembinaan, pelaksanaan dan pengembangan operasional
komputer. 4. Perencanaan , pembinaan dan pengambangan sarana komputerisasi
dan pelayanan informasi dalam rangka sistem komputerisasi. 5. Pelaksanaan pengolahan data dan pelayanan informasi kepabeanan dan
cukai serta pengelolaan pusat komputer Direktorat Jenderal. 6. Koordinasi, pembinaan, bimbingan dan pengendalian kegiata
pengolahan data oleh unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal; pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.
4.1.4 Visi, Misi, Strategi, dan Lima Komitmen Harian Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Visi
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sejajar dengan institusi kepabeanan dan cukai dunia di bidang kinerja dan citra.
Misi
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada industri, perdagangan, dan, masyarakat.
Strategi
Profesionalisme sumberdaya manusia, efisiensi, dalam organisasi pelayanan.
Lima Komitmen Harian
1. Tingkatkan Pelayanan 2. Tingkatkan tramsparansi keadilan dan konsistensi
3. Pastikan pengguna jasa bekerja sesuai ketentuan 4. Hentikan perdagangan illegal
5. Tingkatkan Integritas
4.1.5 Perkembangan Organisasi
Pada zaman kolonial Hindia Belanda, organisasi Bea dan Cukai disusun sebagai unit pelaksana untuk Pemerintah Hindia Belanda cq
Direktur Keuangan. Bentuk organisasi disesuaikan dengan title De Dienst der Invoer en Uitvoerrechten en Accijinzen
yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “Jawatan Bea dan Cukai”.
Sebelum tahun 1934 dikenal antara lain Keputusan Pemerintah No. 33 tanggal 22 Desember 1928 tentang Organisasi Dinas Bea dan Cukai.
Kemudian diubah dengan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda tanggal 1 Juni 1934.
Kemudian pada masa pendudukan Jepang, pada tanggal 29 April 1942, pemerintah militer Jepang mengeluarkan Undang-undang Nomor 13 tentang
pembukaan kantor-kantor pemerintah di Jawa dan Sumatera, yaitu masa pemerintahan pendudukan Jepang, tugas Bea dan Cukai hanya meliputi