Perkembangan Organisasi Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai .1 Gambaran Umum
bidang cukai saja, sedangkan pemungutan bea bisa dikatakan sama sekali tidak dilakukan.
Setelah masa pendudukan Jepang berakhir yang ditandai dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, pembentukan Kementerian Keuangan dilakukan pada tanggal 19 Agustus 1945. Namun, karena masih dalam masa transisi, maka belum
dimungkinkan untuk menyusun struktur organisasi dan cara kerja baru Kementrian-kementrian termasuk Kementrian Keuangan.
Kemudian sesuai dengan mandat Presiden RI tanggal 19 September 1948, akhirnya disusun organisasi Kementrian Keuangan yang
terdiri dari 5 lima Pejabatan sekarang eselon 1, salah satunya adalah Pejabatan Pajak yang membawahi tiga urusan, yaitu Urusan Perpajakan,
Urusan Bea dan Cukai, dan Urusan Pajak Bumi. Pada tanggal 1 Oktober 1946, Mentri Muda Keuangan, Sjafrudin
Prawiranegara menunjuk R. A. Kartadjoemena sebagai Kepala Pejabatan Bea dan Cukai. Tanggal 1 Oktober 1946 inilah yang merupakan tanggal
kelahiran Pejabatan Bea dan Cukai Republik Indonesia yang pertama. Di dalam perkembangan selanjutnya, sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 51 Tahun 1948, susunan organisasi Kementrian Keuangan mengalami perubahan. Selain perubahan dalam susunan
organisasi, perubahan lain adalah dengan digantinya sebutan “Pejabatan” menjadi “Jawatan”. Oleh karena itu , pimpinan organisasi intansi Bea dan
Cukai pun disebut “Kepala Jawatan”, dan masih dipimpin oleh R. A. Kartadjoemena sampai dengan digantikan oleh G. J. E. Tapiheroe pada
tanggal 1 Oktober 1950. Istilah “Jawatan” ini pada perkembangan selanjutnya berubah menjadi “Direktorat Jenderal”, sehingga pimpinan
tertinggi Direkrorat Jenderal Bea dan Cukai pun disebut “Direktur Jenderal”, dan orang pertama yang menyandang jabatan Direktur Jenderal
Bea dan Cukai adalah Padang Soedirjo yang merupakan pimpinan organisasi instansi Bea dan Cukai kelima. Sampai dengan tahun 2004 ini,
instansi Bea dan Cukai telah dipimpin oleh 16 enam belas orang.
4.2 Pelayanan Impor 4.2.1 Proses Pelayanan Impor
Gambar 4 menunjukan proses pelayanan impor yang terjadi pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Selengkapnya dapat dilihat di bawah ini.
Proses pelayanan Impor pada direktorat jenderal bea dan cukai berdasarkan prosedur dengan PIBT Pemberitahuan Impor Barang Tertentu akan dijelaskan di
bawah ini. Bagan proses dapat dilihat pada Gambar 5:
Kepala seksi meneliti kelengkapan dokumen
Importir
? NO
OK